SEMBILAN

851 34 0
                                    

"Lo mau pake gituan doang?" tanya Kenan saat melihat Keyra hanya mengenakan celana tidur panjang dengan motif boneka beruang dan switter sebagai atasannya.

"Emang kenapa? Kita cuman mau ke mini market yang di depan 'kan?"

"Oohhh. Jadi lo nggak jadi nih minta dituker kertas nya?" tanya Kenan memastikan.

"Dituker?" Keyra masih bingung dengan ucapan Kenan.

"Dituker ke kertas yang isi tulisannya novel," jelas Kenan.

Setelah beberapa berpikir, Keyra akhirnya tersadar dan menggenggam tangan Kenan semangat. "Mau. Mau banget gue. Oke lo tunggu disini, gue mau ganti baju dulu sebentar," Keyra berlari pelan menuju kamarnya. "Izin dulu ke nyokap gue kalo lo mau ngajak gue keluar, Ken," teriaknya.

Kenan tertawa melihat Keyra yang sangat bersemangat.

"Udah izin?" tanya Keyra pada Kenan. Keyra selesai mengganti bajunya hanya dalam bebeberapa menit. Kini ia mengenakan celana levis hitam panjang dengan switter yabg ia kenakan tadi sebagai atasannya dan rambutnya ia cepol agar tidak dibuat acak-acakan oleh angin. Ia membenarkan sling bagnya lalu menatap ke arah Kenan yang masih terdiam. "Udah nelepon ke nyokap gue belum?" tanyanya.

"Gue udah izin dari tadi pagi," jawab Kenan begitu ia tersadar. "Tumben lo ganti baju cepet banget, Key. Gue nggak nyangka," ucapnya sambil berjalan menuju motornya diikuti Keyra.

"Cepet dong. Gue cuma ganti celana sama ngerapihin cepolan doang. Abis itu pake minyak wangi, terus ngambil tas, masukin ponsel ke tas. Selesai," jelas Keyra senang.

"Nggak bawa uang?"

Keyra menggeleng sambil menunjukkan cengirannya. "Enggak. 'Kan lo yang bawa uang."

"Dasar," gumam Kenan lalu terkekeh. Ia menyodorkan helm pada Keyra lalu menyalakan motornya begitu Keyra sudah naik ke atas boncengan.

°°°

Saat sedang memilih-milih novel, Keyra tiba-tiba menghentikan kegiatannya saat ia melihat sosok yang tidak asing baginya. Ia menarik tangan Kenan yang berada di depannya agar mendekat padanya.

"Kenapa?" tanya Kenan bingung.

"Itu abang gue 'kan?" tunjuk Keyra pada laki-laki yang sedang berdiri berhadapan dengan perempuan di tempat novel fantasi.

Kenan menoleh ke arah Keyra yang sedang menatapnya lalu menganggukkan kepalanya. "Iya, itu abang lo. Dia lagi di jakarta?"

Keyra menggeleng. "Nggak tau. Bentar gue mau samperin dulu."
Keyra berjalan menghampiri abangnya lalu menepuk lengannya pelan begitu ia sudah berdiri di samping kakaknya. "Bang Arkan."

Arkan menoleh dan terlihat terkejut begitu melihat Keyra. "Kamu ngapain disini?"

Keyra tersenyum mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Arkan. Sudah lama ia tidak mendengar suara kakaknya dan akhirnya ia bisa mendengarnya hari ini, dihari ulang tahunnya. "Bang Arkan lagi di jakarta? Kok belum ke rumah?"

Perempuan yang berdiri di samping Arkan menatap ke arah Arkan dan Keyra secara bergantian dengan pandangan bingung.

"Kamu lanjutin milih bukunya. Kalo udah selesai, tunggu di tempat biasa aja. Aku mau ngomong dulu sama dia," ucap Arkan pada perempuan itu yang dijawab dengan anggukkan.

Arkan menarik tangan Keyra dan berjalan menjauh dari tempat tersebut. Dan Kenan berjalan mengikutinya.

"Kamu lagi ngapain disini?" tanya Arkan pada Keyra.

"Bang Arkan belum jawab pertanyaan aku. Kenapa nggak pulang ke rumah kalo Bang Arkan lagi di jakarta?"

Arkan mengela napas berat. "Iya nanti juga pulang."

"Kapan?"

"Kamu sekarang pulang dulu mendingan," ucap Arkan tanpa menjawab pertanyaan Keyra.

Keyra menggeleng. "Aku mau beli novel sama Kenan."

"Yaudah sana. Kalo gitu abang yang pulang."

"Ke rumah?" tanya Keyra.

Arkan menggeleng. "Abang nggak bisa pulang ke rumah itu."

"Rumah itu? Maksudnya?" tanya Keyra tidak mengerti dengan maksud perkataan Arkan.

"Nanti abang jelasin. Sekarang kamu pulang dulu."

Keyra menggeleng. "Kenan mau beliin kado buat aku."

"Kado?"

"Bang Arkan lupa 'kan sama tanggal ulang tahun aku? Tahun kemarin juga lupa," ucap Keyra dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Kenan berdiri kebingungan harus bagaimana. Ia melihat ke arah Keyra yang mulai menangis, dan melihat ke arah Arkan yang sedang memperhatikan Keyra.

Arkan mengambil ponselnya dari saku lalu terlihat menghubungi seseorang.
"Kamu bisa pulang sendiri 'kan? Aku mau ada urusan dulu. Nanti aku jelasin kalo kita ketemu."
"Oke. Yaudah. Ati-ati dijalannya."

Arkan menyimpan ponselnya kembali ke saku setelah selesai menelepon. Ia menatap Kenan, "Beli kadonya besok-besok aja ya, Ken. Lo boleh pulang sekarang, Keyra biar pulang sama gue aja."

"Oh. Iya Bang." Kenan menepuk bahu Keyra pelan, "gue duluan ya, Key," ucapnya lalu berjalan meninggalkan Keyra dan Arkan.

"Udahan dong nangisnya. Malu diliatin orang-orang," ucap Arkan sambil mengusap puncak kepala Keyra. "Yuk pulang!" ajaknya sambil merangkul bahu Keyra.

Keyra berjalan mengikuti langkah Arkan sambil terisak.

"Pake sabuk pengamannya," suruh Arkan begitu mereka sudah berada di dalam mobil.

Keyra perlahan memakai sabuk pengamannya. Ia mencoba untuk berhenti menangis sambil melihat keluar jendela mobil. Ia dapat melihat Arkan yang sesekali melihat ke arahnya dari pantulan kaca jendela.
Suasana di mobil sangat hening karena Arkan dan Keyra sama sekali tidak mengucapkan satu kata pun.

"Udah sampe. Kamu masuk sana," ucap Arkan saat mobilnya sudah berhenti di depan rumah.

Keyra menatap Arkan. "Bang Arkan nggak masuk?"

Arkan menggelengkan kepalanya. "Nanti aja."

"Terus ngapain nganterin segala kalo nggak mau masuk ke rumah?" tanya Keyra kesal. "Aku gamau keluar dari mobil kalo Bang Arkan nggak masuk ke rumah."

Arkan menghela napas berat lalu membuka sabuk pengamannya. "Yaudah ayo. Masuk ke dalem."

"Nginep 'kan?"

Arkan menggelengkan kepalanya. "Enggak. Abang cuman nganterin kamu masuk ke dalem aja. Terus abis itu langsung pulang."

"Emang kenapa sih? Ada apaan sebenernya? Bang Arkan lagi berantem sama Papa-Mama? Kenapa aku nggak tau apa-apa?"

"Nanti abang jelasin di dalem," ucap Arkan lalu turun dari mobil. Ia berjalan memutar dan membukakan pintu untuk Keyra. "Ada siapa di rumah?"

"Engga ada siapa-siapa kayaknya. Mama biasanya masih di kedai, Papa dua hari yang lalu berangkat ke luar kota."

Arkan mengangguk mendengar penjelasan Keyra. "Yaudah ayo masuk."

Keyra berjalan diikuti Arkan dibelakangnya. Ia mengambil kunci rumah dari tasnya lalu membuka pintu rumah.

"Selamat ulang ta-"

Nyanyian tersebut tiba-tiba berhenti begitu Arkan terlihat berada dibalik pintu, berdiri di belakang Keyra.

Keyra dan Arkan terkejut begitu pintu rumah terbuka. Ayah dan ibu yang berdiri di dekat pintu dengan tangan memegang kue ulang tahun juga terkejut melihat Keyra yang datang bersama Arkan.

"ARKAN?" tanya ibunya tidak percaya. Ia meletakkan kue yang dipegangnya di meja ruang tamu lalu kembali berjalan mendekati Arkan. Sementara ayahnya hanya terdiam dengan tangan yang masih memegang sebungkus kado.

"Kamu beneran Arkan? Kenapa kamu baru pulang sekarang?" tanya ibunya sambil terisak. Kedua tangannya menangkup pipi Arkan dan mengusapnya dengan jemari-jemarinya

Keyra memperhatikan ibu dan kakaknya dan sesekali melihat ke arah ayahnya yang masih membisu.

*****

Kenan & KeyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang