DUA PULUH EMPAT

854 44 7
                                    

Kenan menarik napas dalam lalu menghembuskannya perlahan. Matanya masih terus menatap Keyra yang berdiri di hadapannya dengan wajah datar. Ia mencoba memberanikan diri dan terus mengulangi kalimat yang akan ia ucapkan pada Keyra dalam hati. Kenan membasahi bibirnya lalu satu kalimat keluar dari bibirnya dengan lancar. "Gue suka sama lo. Bukan sebagai sahabat, tapi sebagai cowok yang suka sama cewek." ucapnya dalam satu tarikan napas. "Lebih tepatnya, gue cinta sama lo," tambahnya.

Keyra terkejut mendengar pengakuan Kenan. Ia memang mengharapkan Kenan mengatakan hal seperti itu, tapi tidak dalam keadaan yang seperti ini. Keyra menggiti bibir bawahnya, tidak tau harus merespon apa. Detak jantungnya berdetak sangat cepat, seolah ingin melompat keluar dari dada Keyra. Ia tidak berani menatap mata Kenan yang sedari tadi terus menatapnya intens.

Kenan menghela napas pelan. Keyra sama sekali tidak merespon ucapannya, bahkan menatap ke arahnya saja tidak. Perempuan itu terus menundukkan kepalanya, menyembunyikan wajahnya dari kenan. "Ayo pulang," ajak Kenan sambil memegang pergelangan tangan Keyra dan menuntunnya keluar dari kelas.

Keyra membiarkan Kenan memegang tangannya dan berjalan mengikuti Kenan dalam diam. Detak jantungnya semakin bertambah cepat dan pipinya terasa panas saat Keyra kembali mengingat pengakuan Kenan barusan.

Kenan menyodorkan helm pada Keyra setelah mereka sampai di parkiran. Keduanya sama sekali tidak mengeluarkan satu kata pun sejak tadi, sibuk dengan pikiran masing-masing.

Keyra berdehem pelan karena merasa sulit untuk bersuara. "Mampir dulu ke mini market ya, pengen beli es krim," ucapnya begitu ia naik ke atas boncengan. Dan Kenan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Perjalanan menuju rumah terasa begitu lama bagi mereka berdua. Apalagi mereka selalu terjebak lampu merah, lebih dari dua kali.

Kenan sesekali melihat wajah Keyra dari kaca spion. Ia bingung harus bilang apa lagi pada perempuan itu. Keyra sama sekali tidak merespon pengakuannya, membuat dia berpikir yang tidak-tidak. Harus'kah Kenan bilang kalau perkataannya tadi hanya candaan saja? Tidak mungkin 'kan?

Akhirnya mereka sampai di mini market depat rumah. Keyra turun dari atas boncengan lalu melepas helmnya. "Lo mau juga?" tanyanya pada Kenan sambil menyerahkan helmnya yang langsung diterima Kenan.

"Lo aja," jawab Kenan dengan senyuman kecil.

Kenan memperhatikan Keyra yang berjalan memasuki mini market. Matanya terus mengawasi perempuan itu, sampai ia dibuat terkejut oleh keberadaan Banyu yang tiba-tiba berdiri di samping Keyra. Mereka berdua asyik mengobrol dan terlihat saling melempar tawa, membuat Kenan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Nih," Keyra menyodorkan es krim pada Kenan.

"Kan gue bilang gamau. Kenapa beli?" kata Kenan dengan nada kesal.

"Yaudah kalo gamau," ucap Keyra tenang. "Soal yang tadi, gue-"

"Lupain aja," ucap Kenan dengan nada kesal. "Buruan naik," suruhnya.

Keyra menatap Kenan bingung. Kenapa Kenan kelihatan marah padanya? Apa karena dia belum merespon pengakuannya tadi? Tapi 'kan barusan Kenan menolak saat ia mau membahasnya.

Kenan melajukan motornya dengan perasaan kesal. Sementara Keyra bingung dengan sikap Kenan yang tiba-tiba aneh.
Saat mereka tiba di rumah Keyra, Kenan menunggu Keyra melepas helmnya dan langsung melajukan motornya menuju rumahnya begitu ia menerima helm dari Keyra.

Keyra jadi merasa kesal karena sikap Kenan yang seperti itu. Ia masuk ke dalam rumah dengan wajah masam.

"Kenapa?"

Pertanyaan tersebut membuat Keyra menolehkan kepalanya ke arah ruang keluarga, Arkan sedang duduk di sofa sambil menonton tv dengan tangan yang memegang sebungkus cemilan. "Bang Arkan nggak kuliah?" tanya Keyra tanpa menjawab pertanyaan Arkan. Ia berjalan menghampiri kakaknya dan duduk disampingnya setelah menyerahkan bungkusan plastik berisi es krim.

"Ditanya malah balik nanya," cetus Arkan. "Beli es krim buat siapa?" tanyanya.

"Buat Bang Arkan. Makan aja semua," jawab Keyra tidak peduli. Padahal tadi dia sangat ingin sekali memakan es krim.

Arkan tahu adiknya sedang ada masalah. Ia membuka satu es krim lalu menyodorkannya pada Keya. "Nih makan," ucap Arkan mengambil tangan Keyra dan menyimpan es krim ke dalam genggaman tangan-nya.

Keyra menggenggam es krimnya dan mulai memakannya dalam diam.
"Kalo ada cowok yang ngakuin perasaannya, tapi si cewek nggak ngasih respon apa-apa itu gimana, Bang? Si cowok bakal marah?" tanya Keyra setelah ia menghabiskan setengah es krim miliknya.

"Siapa yang berani nembak kamu?" tanya Arkan yang terkejut mendengar perkataan adiknya itu.

Keyra menatap Arkan kesal. "Jawab dulu pertanyaannya," ucapnya ketus.

Arkan terkekeh pelan melihat wajah kesal Keyra. "Engga marah, tapi mungkin dia bakal kecewa. Atau dia bakalan punya pemikiran kalau si cewek nggak ngerasain hal yang sama kayak apa yang dia rasain."

"Tapi kalo tiba-tiba si cowok nyuruh lupain gimana?"

Arkan mengangkat kedua bahunya. "Tanyain aja langsung sama orangnya."

"Ih Bang Arkan," sungut Keyra. Ia dengan cepat memakan es krimnya agar bisa pergi ke kamarnya.

"Udah sana mandi, ganti baju, terus makan," suruh Arkan sambil kembali fokus menonton tv.

"Iya ini juga mau. Ngabisin ini dulu tapi," jawab Keyra dengan mulut penuh es krim.

°°°

Kenan menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur. Begitu ia memejamkan matanya, bayangan Keyra dan Banyu yang sedang mengobrol dan tertawa bersama tiba-tiba muncul dalam benaknya, membuat kedua matanya kembali terbuka. Ia menghela napas pelan lalu beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi setelah mengambil handuk yang digantung di balik pintu kamar.

"Bang, mau nitip nasi goreng nggak? Gue mau beli, laper. Di rumah nggak ada makanan," ucap Dinda dari luar kamar.

"Engga," jawab Kenan malas. Kurang lebih satu jam setelah dia selesai mandi, Kenan hanya berbaring di atas tempat tidurnya sambil memikirkan Keyra.
Ia teringat pada ucapan Keyra yang belum selesai karena terpotong oleh ucapannya saat berada di mini market. Ia ingin tahu apa yang ingin Keyra katakan padanya.
Kenan meraih ponselnya yang berada di atas nakas tempat tidur lalu membuka aplikasi whatsapp.

Bisa ketemu nggak, Key? Sekarang. Mau ada yang gue omongin.

*****

Kenan & KeyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang