LIMA

1K 50 2
                                    

Hari minggu adalah hari yang sangat ditunggu-ditunggu oleh kebanyakan orang. Dan Keyra salah satunya. Ia benar-benar ingin menghabiskan hari liburnya dengan tidur dan bersantai dirumah, atau jalan-jalan bersama teman-temannya. Tapi ibunya sama sekali tidak membiarkannya senang barang sebentar.

Tadinya, selesai salat subuh Keyra berniat untuk tidur lagi, tapi ibunya tiba-tiba masuk ke dalam kamar dan memarahinya. 'Bangun Keyra. Perempuan engga boleh tidur pagi-pagi. Kamu harus beresin kamar kamu. Bersihin debu-debunya, lemari juga beresin. Perempuan 'kok engga rapi.' Kurang lebih itulah yang dikatakan ibunya tadi.

Dan sekarang, Keyra sedang berdiri di hadapan lemari yang pakaiannya tidak tersusun rapi. Ia terduduk di atas kursi belajarnya lalu menatap ke arah meja belajar dan rak bukunya yang baru saja ia bereskan. "Hhhh... males beresin lemari," keluhnya sambil menghentak-hentakan kakinya.

Tok tok tok ....

Keyra menoleh ke arah pintu dengan malas. "Masuk aja."

"Kalo udah selesai beres-beres, susul mama ke kedai ya," ucap ibunya sambil berjalan mendekati Keyra.

"Mamaa ..., aku mau istirahat, Mah," rengek Keyra.

"Yaudah iya. Kamu boleh tidur lagi kalo udah jam sepuluh."

"Engga. Kalo udah selesai beres-beres aku mau langsung tidur pokoknya."

Ibunya menggelengkan kepala mendengar ucapan Keyra. "Yaudah mama berangkat dulu. Kamu yang bersih beresin kamarnya."

"Iya Mah. Ati-ati di jalannya."

"Sarapannya nanti dibikinin sama Bibi ya."

"Sip."

Keyra mulai mengeluarkan semua pakaiannya saat ibunya sudah keluar dari kamar. Ia meletakkan semua pakaiannya di atas tempat tidur lalu mulai mengelap lemari pakaian bagian dalamnya.

"Akhirnya selesai juga," ucap Keyra senang. Ia menatap seluruh kamarnya dengan senyuman lebar. "Sekarang tinggal mandi, sarapan, terus tidur deh."

°°°

Setelah selesai sarapan, Keyra kembali masuk ke dalam kamarnya, berniat untuk tidur. Tapi ponselnya yang berada di atas meja belajar tiba-tiba bergetar, Keyra mengambil ponselnya dan menghela napas berat saat melihat nama Kenan terpampang di layar ponselnya.

"Kenapa?" tanyanya begitu menjawab panggilan telpon dari Kenan.

"Widih, santai aja dong nadanya. Lo lagi ngapain? Temenin gue nyari sepatu mau nggak?"

"Nggak mau. Gue mau tidur."

"Gue traktir makan deh entar."

"Engga deh ya, makasih."

"Gue traktir nonton sama makan. Gimana?"

"Gamau. Lo minta anter sama Agra aja," ucap Keyra malas.

"Kalo gue beliin novel gimana?"

Wajah malas Keyra berubah menjadi semangat begitu mendengar tawaran Kenan. "Mau beli di mana sepatunya? Kapan?"

"Ck. Dasar. Langsung aja mau kalo ditawarin novel."

Keyra terkekeh pelan. "Kapan mau belinya? Sekarang? Emang kalo sore nggak bisa ya?"

"Iya sekarang. Nggak bisa, sore gue mau main sama anak basket."

"Yaudah. Ke rumah aja. Gue siap-siap bentar."

"Gue udah ada di rumah lo 'kok."

"Dari tadi?"

"Iya. Buruan jangan lama-lama. Gausah rapi-rapi, lo mah mau digimanain juga tetep aja jeleknya keliatan."

Kenan & KeyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang