Keyra sesekali menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, berharap ada angkot yang lewat. Tapi tidak ada satu pun angkot yang terlihat sejak tadi. Keyra menghentakan kakinya kesal.
Hari ini Kenan ada ekskul jadi ia tidak bisa pulang bersama Keyra, Agra dan Bella juga. Kenan dan Agra ekskul basket, sedangkan Bella ekskul jurnalistik. Jadi sekarang Keyra sedang menunggu angkot di depan gerbang sekolah. Ia tidak bisa meminta mang Ujang menjemputnya karena ponselnya mati.
Sebuah mobil tiba-tiba berhenti di hadapan Keyra. Kaca mobil perlahan terbuka, membuat kepala Keyra menunduk agar bisa melihat siapa orang yang berada di dalam mobil.
"Mau pulang bareng gue?"
"Banyu?" tanya Keyra dengan tatapan tidak percaya campur lega. "Mau. Mau banget. Gue dari tadi nungguin angkot tapi engga ada yang muncul," ucapnya dengan muka sedih.
Banyu terkekeh melihat wajah Keyra. "Yaudah buruan masuk."
"Makasih Banyu. Gue kesel banget nunggu angkot dari tadi nggak ada yang lewat," keluh Keyra saat Banyu sudah melajukan mobilnya.
"Iya santai aja," ucap Banyu dengan senyuman.
"Btw, lo abis dari mana? Kok munculnya dari arah sana?"
"Abis nganterin temen sekelas gue, Bayu namanya."
Keyra membulatkan mulutnya begitu mendengar ucapan Banyu. "Mirip sama nama lo," ucapnya terkekeh.
Banyu menganggukkan kepalanya. "Itu salah satu alasan gue bisa temenan sama dia. Dia yang ngedeketin duluan sih."
Keyra tersenyum mendengarnya. "Gimana rasanya sekolah di SMA Wijaya? Udah sebulan lebih 'kan ya?"
"Biasa aja sih, engga ada yang spesial," jawab Banyu santai.
"Udah dapet gebetan belum?" tanya Keyra dengan nada menggoda. "Di kelas lo ada cewek cantik?" tambahnya.
Banyu terkekeh sambil melirik Keyra sekilas. "Semua cewek cantik, Keyra."
"Pertanyaan gue yang pertama belum dijawab loh...."
"Lo sendiri gimana? Di kelas lo ada yang ganteng?"
"Di kelas gue?" Keyra berpikir sejenak lalu menggelengkan kepalanya, "engga ada kayaknya."
Banyu tertawa pelan mendengar jawaban Keyra. "Dasar," gumamnya. "Btw, lo punya gitar ya di rumah?"
"Iya. Kok lo tau?" tanya Keyra bingung.
"Gue liat di ig lo."
"Cie Banyu ... stalking ig gue nih yaa ...."
Banyu menggaruk tengkuknya, salah tingkah. "Belok kanan nih?" tanyanya mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.
Keyra mengangguk. "Abis belok, lurus aja. Ntar sebelah kiri ada rumah warna cokelat-cream, berenti disitu."
"Yang depan itu?" tanya Banyu begitu melihat rumah yang catnya sesuai dengan yang Keyra sebutkan.
Keyra mengangguk. "Sampe deh," ucapnya begitu Banyumenghentikan mobilnya di depan rumahnya. "Makasih banyak Banyu. Kapan-kapan gue traktir deh di sekolah."
"Beneran ya? Ntar gue tagih nih."
"Iya beneran. Lo gausah parkir disini, ribet. Dari sini lurus aja, ntar belok kanan, terus pas perempatan belok kanan lagi. Lurus aja terus, entar juga sampe jalan raya."
"Iya," jawab Banyu dengan senyuman kecil.
"Yaudah gue turun ya. Ati-ati pulangnya."
"Iya."
Keyra masuk ke dalam rumah begitu mobil Banyu sudah tidak terlihat. Ia meletakkan sepatunya di rak lalu berjalan menuju kamarnya.
°°°
Drrttt ... Drrttt ... Drrttt ...
Keyra meraih ponselnya dengan mata yang terfokus pada laptop. Ia sedang melanjutkan menonton drama yang belum ia selesaikan.
Kenan: Bukain pintu. Gue di depan rumah lo.
Keyra menghela napasnya begitu selesai membaca chat dari Kenan. "Mau ngapain sih tuh anak," gerutu Keyra. Ia turun dari tempat tidurnya lalu berjalan keluar kamar.
"Nyokap lo belum pulang?" tanya Kenan begitu Keyra membukakan pintu untuknya.
Keyra mengangguk. "Masih di kedai."
Ibunya memiliki kedai yang letaknya berada lumayan jauh dari rumah. Sedangkan ayahnya bekerja di salah satu perusahaan elektronik. Keyra memiliki satu kakak laki-laki yang sekarang tinggal bersama neneknya, karena ia kuliah di kota yang sama dengan rumah nenek. Keyra sudah terbiasa dengan keadaan rumah yang kosong, hanya ia yang sering berada di rumah.
Sebenarnya keluarga Keyra memiliki pembantu rumah tangga, tapi pembantunya tidak menginap di rumah dan pulang pada siang hari setelah pekerjaannya selesai. Sedangkan mang Ujang tinggal di rumah saudaranya yang rumahnya tidak begitu jauh dari rumah Keyra. Jadi tetap saja hanya Keyra seorang yang sering berada di rumah.
"Lo udah makan?" tanya Kenan sambil berjalan mengikuti Keyra.
"Udah."
"Masih ada sisa masakannya?"
Keyra menoleh ke arah Kenan. "Lo mau makan?"
Kenan mengangguk. "Laper."
"Emang nyokap engga masak?"
"Masak."
"Terus kenapa lo minta makan ke sini?"
"Niatnya sih gue mau nemenin lo makan, tapi lo nya udah makan ternyata."
"Ciee ... baik banget Kenan," ucap Keyra dengan nada menggoda.
Kenan mengangkat bahunya santai. "Kapan sih gue nggak baik sama lo?"
"Kalo lo lagi marah mungkin?" ucap Keyra sambil memberikan piring pada Kenan. "Ambil sendiri, gue mau ngambil laptop dulu di kamar."
"Marah gue 'kan jarang," bela Kenan.
"Iya emang jarang, tapi sekalinya marah nyeremin."
"Lo takut sama gue kalo gue lagi marah?"
"Engga," jawab Keyra santai dan berlalu meninggalkan Kenan, berjalan menuju kamarnya untuk mengambil laptop.
"Tadi lo pulang sama siapa?" tanya Kenan begitu Keyra sudah kembali dari kamarnya dengan laptop di tangannya.
"Kenapa emang?" tanyanya sambil duduk di hadapan Kenan.
"Gapapa si. Tadi pas latihan basket, Zaki ngeliat lo naik ke mobil, tapi bukan mobil yang biasa jemput lo."
"Mobil Banyu. Gue pulang bareng dia karena nggak ada angkot yang lewat."
"Kenapa lo nggak minta anter ke gue aja?"
"Lo 'kan mau ekskul, Kenan."
"Ya'kan bisa aja gue anterin dulu lo pulang terus abis itu balik lagi ke sekolah buat ekskul."
"Ribet. Udah makan aja, jangan ngajakin gue ngomong terus. Gue mau lanjut nonton nih."
Kenan menatap Keyra kesal. "Yaudah nonton."
"Lo nya diem tapi."
"Iya bawel," gumam Kenan lalu memasukkan satu sendok nasi ke dalam mulutnya sambil memperhatikan Keyra yang sudah mulai menonton.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenan & Keyra
Teen FictionSahabat adalah sebuah kata yang menjalin hubungan keduanya. Kenan dan Keyra. Dua remaja yang sudah saling mengenal sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar. Sifat ceroboh yang Keyra miliki selalu membuat Kenan ingin berada di dekat perempuan itu a...