EMPAT BELAS

779 39 0
                                    

Keyra membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Ia baru saja pulang setelah nonton dan makan bersama teman-temannya. Rasa kantuk membuatnya langsung ingin tidur tanpa harus mandi terlebih dulu.

Keyra perlahan memejamkan matanya. Begitu ia akan terlelap, ponsel yang berada disampingnya berdering nyaring, membuatnya terkejut dan menggeram kesal. Ia menatap layar ponselnya, lalu menggeser ikon hijau begitu mrlihat nama yang terpampang.

"Kenapa Bang?"

"Udah pulang?" tanya Arkan diseberang telepon.

"Udah. Ini lagi di kamar."

"Oh yaudah."

Arkan langsung memutus sambungan telepon, membuat Keyra bertambah kesal. Ia beranjak dari tempat tidur dan bersiap untuk mandi. Tangannya meraih handuk yang digantung di samping pintu kamar mandi. Tapi ponselnya kembali berdering membuatnya lagi-lagi menggeram kesal. Keyra meraih ponselnya dan menjawab panggilan tersebut tanpa melihat siapa yang menelpon.

"Kenapa lagi, sih?" tanyanya kesal.

"Apanya?"

"Siapa?"

"Kenan."

"Oohhh. Sorry, gue kira lo bang Arkan. Kenapa nelepon? Gue mau mandi nih."

"Gapapa. Gue cuman mau nanya aja."

"Nanya apaan?"

"Engga jadi deh. Lo mandi sana."

"Jangan bikin gue pensaran deh. Buruan mau nanya apa?"

"Nggak jadi. Yaudah ya, selamat mandi."

"Dih. Ini anak bikin gue penasaran aja," ucap Keyra begitu Kenan memutuskan sambungan telepon. Ia meletakkan ponselnya di atas tempat tidur lalu berjalan menuju ke kamar mandi sambil menggerutu kesal.

°°°

Setelah selesai mandi, Keyra membawa laptopnya keluar kamar dan berjalan menuju ruang keluarga. Ia akan melanjutkan menonton drama sambil memakan cemilan yang ia beli dari mini market.

Saat sedang fokus menonton, ia mendengar suara pintu rumah yang dibuka. Kepalanya menoleh sekilas dan mendapati Arkan sedang berjalan ke arahnya. Ia kembali menatap layar laptopnya dan fokus menonton.

"Udah makan?" tanya Arkan sambil duduk di sampingnya.

Keyra menganggukkan kepalanya.

"Mandi? Salat?"

Keyra mengangguk lagi.

Arkan menggelengkan kepala melihat Keyra yang begitu fokus menonton. Ia mengambil ponselnya dari dalam saku dan memainkannya. Setelah beberapa menit duduk di samping Keyra, Arkan jadi ikut menonton drama.

Arkan menoleh ke arah Keyra yang sesekali memasukkan cemilan ke dalam mulutnya. Dalam drama sedang menampilkan adegan laki-laki dan perempuan yang berkencan. Ketika kedua tokoh saling mendekatkan wajah masing-masing, Arkan menutup mata Keyra dengan telapak tangannya, membuat Keyra terkejut.

"Ngapain sih, Bang? Awas," Keyra protes sambil mencoba menyingkirkan telapak tangan Arkan dari matanya.

"Nanti kalo kissnya udah selesai abang lepas," ucap Arkan masih terus menutup mata Keyra.

Keyra diam dan membiarkan tangan Arkan menutupi matanya.

"Lama banget, pake ada lagu-lagunya segala," gumam Arkan yang membuat Keyra terkekeh pelan. "Udah," Arkan akhirnya menarik tangannya dari mata Keyra. "Kamu selalu ditonton kalo ada kiss-kiss gitu?"

"Engga," jawab Keyra cepat. "Aku kira tadi nggak bakal sampe kiss, cuma deket-deketan doang. Biasanya 'kan suka gitu. Eh taunya malah beneran."

"Bohong," ucap Arkan curiga. "Pokoknya kalo ada adegan itu kamu skip aja."

"Iya Bang. Biasanya juga aku ngeliat ke arah lain, atau nutupin layarnya. Tadi itu tiba-tiba, jadi nggak sempet," jelas Keyra. "Terus abang sendiri kenapa liat?" tanyanya kesal.

"Abang 'kan udah gede," jawab Arkan santai membuat Keyra mendelik ke arahnya. "Udah ah, mau mandi."

"Gih sana. Btw, kok bang Arkan udah pulang?"

"Iya. Disuruh pulang sama mama. Kedainya juga nggak terlalu rame," jawab Arkan sambil berjalan menuju kamarnya.

°°°

Kenan: Lo lagi ngapain?

Keyra mengerutkan dahinya membaca chat dari Kenan.

Keyra: Kenapa?
Kenan: Nanya doang
Keyra: Lo sehat kan?
Kenan: Udh mlm. Tdr lo, besok senin.
Keyra: Gausah lo suruh juga gue bakal tdr.

Keyra mematikan data seluler ponsel lalu menyimpannya di atas nakas. Ia menaikkan selimutnya sampai ke atas dada dan mulai memejamkan mata setelah memeluk guling yang berada di sampingnya.

°°°

Setelah selesai siap-siap, Keyra dengan cepat berjalan keluar rumah sambil menjinjing sepatu dan topi sekolah. Ia kesiangan lagi. Setelah memakai sepatunya, ia sedikit berlari mengampiri Kenan yang sejak tadi menunggunya.

"Sorry-sorry."

"Lo semalem nggak langsung tidur 'kan?" tanya Kenan begitu Keyra sudah naik ke atas boncengan.

"Langsung 'kok. Tapi tetep aja kesiangan."

Perjalanan menuju sekolah terasa singkat karena Kenan mengendarai motornya dengan cepat. Kenan dan Keyra berjalan menuju kelasnya dengan sedikit berlari.

"Buruan. Bentar lagi upacara," ucap Bella pada Kenan dan Keyra begitu keduanya masuk kelas.

"Topi lo mana?" tanya Kenan ketika melihat Keyra tidak memakainya.

Keyra memegang kepalanya dan mengeluh ketika sadar topinya tidak ada. "Duh, lupa. Tadi gue simpen di kursi pas pake sepatu."

Kenan menggelengkan kepalanya ke arah Keyra.

"Yaudah'lah gapapa. Lo baris di belakang aja," saran Bella.

"Tetep aja ketauan," sahut Agra lalu berjalan keluar kelas. "Buruan. Ntar diomelin."

"Kena hukuman deh gue," ucap Keyra sambil berjalan menyusul Agra.

"Palingan disuruh ngambilin sampah," ucap Bella sambil berjalan mendahuluinya untuk mengambil topi miliknya yang dibawa Agra.

Peraturan di sekolahnya memang lumayan ketat. Jika ada yang kesiangan atau tidak memakai seragam sesuai peraturan sekolah maka akan dikenai hukuman.
Sebelumnya Keyra juga pernah beberapa kali mendapat hukuman. Alasannya selalu sama, karena ia telat datang ke sekolah.

Keyra menghela napas pelan. Ia dibuat terkejut ketika ada yang tiba-tiba memasangkan topi ke kepalanya. Ia memutar tubuhnya ke belakang dan mendapati Kenan berdiri di hadapannya. Tangannya membenarkan letak topi yang ia kenakan pada Keyra.

"Pake punya gue aja," ucapnya pada Keyra yang menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Antara kaget, bingung, seneng, terharu. Kenan tidak tahu.

"Lo gimana?" tanyanya.

"Ya gue tinggal ngejalanin hukuman yang dikasih."

"Gue-"

"Jangan nolak. Udah pake aja," Kenan memotong ucapan Keyra dan kembali berjalan.

Tangan Keyra memegang dadanya di sebelah kiri bagian atas, tempat dimana jantungnya berasa. "Jantung gue kenapa detaknya cepet banget," gumamnya pelan. Ia melihat Kenan kembali berjalan ke arahnya.

Kenan memegang tangannya dan menariknya pelan. "Buruan. Ntar diomelin Bu Susan."

Keyra berjalan mengikuti Kenan dengan mata yang terus memperhatikan Kenan dan sesekali melihat ke arah pergelangan tangannya yang dipegang Kenan.

*****

Kenan & KeyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang