"MINA?"
Plukk..
Seseorang menubruk punggung Mina dengan sebuah pelukan.Yang dipeluk menghela napas pelan. Dia tau benar siapa pelaku yang seenaknya memeluk tubuhnya saat ini "Minatozaki Sana. Sudah berapa kali kuperingatkan kau untuk tidak berteriak di rumah sakit?!" Mina berucap kesal. Ia tak marah soal pelukan. Tapi marah karena teriakan gadis itu di koridor RS.
Yang ditegur hanya terkekeh pelan. Teguran Mina tak menakutkan sama sekali.
"Bisa lepaskan pelukanmu sekarang? Aku harus memeriksa pasienku yang kuserahkan di tangan Dr.Tzuyu saat aku sakit kemarin"
Sana menurut. Ia melepaskan pelukannya, kini dia menatap Mina penuh tanda tanya.
"Dr.Tzuyu? Dia dokter baru itu bukan?" tanya Sana yang dibalas anggukan oleh Mina.
Sana bersedekap dada. Dia menatap Mina dengan penasaran "sejak kapan kalian akrab?"
"Kami belum akrab" jawab Mina "Aku hanya meminta tolong padanya atas rekomendasi Dr.Bambam minggu lalu" sambungnya lalu melanjutkan jalan meninggalkan Sana.
"hey tunggu aku. Kau tidak tahu betapa rindunya aku selama seminggu ini padamu?" ucap Sana berlari mengejarnya.
"yayaya, tidak usah berlebihan. Kau selalu datang ke rumahku saat aku sakit kemarin. Mana bisa itu dikatakan rindu?"
"aku itu selalu merindukanmu" akhirnya langkah Sana sejajar dengan Mina yang menyusuri koridor rumah sakit.
"berhenti mengada-ngada. Kembalilah bekerja"
"aku tidak punya pekerjaan" jawab Sana membuat langkah kaki Mina terhenti, dia lalu menatap gadis disampingnya itu.
"mana ada Dokter yang tidak punya kerjaan?"
"aku memang tidak pun–"
Kring..kring...
Ucapan Sana terhenti kala suara handphonenya menginterupsi lebih dulu.
Sana menyuruh Mina diam ditempatnya sebelum mengangkat telphone.Ya ada apa suster?
Dokter, bisa anda ke ruangan Ny.Jung secepatnya? Keadaannya drop
Baiklah, saya akan segera kesana.
Baik dok.
Pip! Sana mematikannya. Lalu menyimpan handphonenya ke saku jas dokternya lagi.
"see? Kau punya kerjaan sekarang" ucap Mina yang mendengar percakapan mereka.
"Ya. Kau benar Ny.Son" Sana menggoda "Dan aku akan menemuimu saat istirahat makan siang nanti" sambungnya "Aku pergi. Bye honey" Cup~
Sebuah kecupan Sana daratkan di pipi sang sahabat dan segera berlari menjauh."Yak MINATOZAKI SANA!! Dasar!" Mina menghapus jejak ciuman Sana di pipinya dengan kesal. "Huft! untung sahabat"
Mina menghela napasnya lalu kembali melanjutkan langkah menyusuri koridor RS yang sepi.
"Dr.Mina?" langkah Mina terhenti saat seorang gadis menyebutkan namanya.
Mina tersenyum. "Ada yang bisa saya bantu untuk anda nona?"
"Ah? tidak–tidak...Aku hanya asal menyebut nama tadi. Tapi aku lega karena kau memang Dr.Mina. Semuanya mengatakan padaku, kalau mencari yang namanya Dr.Mina tinggal melihat wajah yang bisa membuat terpesona. Dan ketika melihat Dokter, aku menyetujui hal itu. Dokter memang cantik"
Mina menatap gadis dihadapannya itu dengan bingung. Kenapa tiba-tiba berbicara manis padanya?
"Aku Tzuyu, maaf tidak memperkenalkan diri sebelumnya dan malah berbicara panjang lebar"