Seperti biasa,di pagi hari yang cerah seperti ini, seorang Chaeyoung terlihat sangat sibuk dengan duniannya. Ia terlihat berkonsentrasi dengan tumpukkan berkas dihadapannya.
Mata menatap lekat setiap kata yang tertera di kertas putih tulang itu, beberapa kali tangan terlihat mendatangani kertas-kertas itu. Sungguh, tak ada yang berani menganggunya saat sudah seperti ini.
Beberapa jam seperti itu, hingga deringan handphone mengambil atensi. Pulpen diletakkan. Tangan meraih benda persegi panjang itu dari dalam jasnya.
Senyum mengembang dengan sendirinya kala melihat nama sang pemanggil."hallo sayang?"
Chaeyoung mengangkatnya. Itu panggilan dari Mina. Isteri tersayangnya."Chae~ Bisa kau datang ke
rumah sakit sekarang?""kenapa sayang? Ada apa? Kau baik-baik saja kan? Apa ka-"
"aku tidak apa-apa. Aku hanya ingin melihatmu sekarang. Aku tiba-tiba merindukanmu"
Blushh...
Rona merah timbul di pipi Chaeyoung setelah mendengar kalimat terakhir gadisnya itu."chae, kau masih di sanakan?"
"i–iya. Aku akan datang secepatnya. Ingin makan sesuatu? Biar ku belikan"
"mmm..bagaimana kalau aku memakanmu saja? "
"sayang, jangan menggodaku"
"iya-iya..Aku hanya bercanda. Aku tidak ingin apa-apa. Aku hanya butuh kau. Cepatlah ke sini"
"baiklah sayang. Tunggu yaa..."
"hati-hati"
"iya"
Pip!
Panggilan dimataikan. Chaeyoung menaruh hpnya kembali ke saku jasnya. Senyumnya semakin mengembang mengingat Mina tiba-tiba mengatakan rindu padanya tadi."ada apa denganmu?" Jihyo datang melunturkan lamunannya.
"eoh? Ti–tidak. Oh iya, apa aku punya jadwal sekarang?"
Jihyo memeriksa tabnya. Memeriksa schedule gadis berlesung pipi itu.
"tidak. Kau mau kemana?"
Si gadis Son bangun dari duduknya. "Aku akan ke rumah sakit menemui Mina! Aku juga sudah selesai dengan berkas-berkas ini. Jadi aku pergi dulu"
"baiklah"
.
Chaeyoung baru saja tiba di rumah sakit. Dia memarkirkan mobilnya lalu turun sambil membawa bunga yang sengaja di belinya untuk Mina.
"Chaeyoung? Ada apa kesini?" terdengar suara Sana hingga menahan langkahnya.
"Aku mencari Mina. Dia ada di mana?"
"Mina? Dia ada diruangannya"
"Baiklah. Aku kesana dulu" pamit gadis Son itu. Tapi langkah kembali tertahan kala Sana menahan tangannya.
"Kena–"
"hey..jangan katakan itu untuk Mina" potong Sana saat melihat bunga di tangan Chaeyoung.
Chaeyoung mengernyit bingung. Tentu saja bunga di tangannya ini untuk isterinya. "Ini memang untuk Mina! Memangnya untuk siapa lagi?"
"untuk selingkuhanmu mungkin"Jawab Sana lantang
"Apa?"
"Yak! Mina alergi jenis bunga itu bodoh. Kau ingin dia bersin-bersin seharian?"