22. Cravings

7.8K 560 16
                                    

Dahyun baru saja pulang kerja. Mengurusi anak perusahaan milik Chaeyoung bukanlah hal yang mudah.

"kau sudah pulang?" Sana menyambutnya

Dahyun mengangguk lelah

"kalau begitu mandilah dulu lalu kita makan. Aku sudah menyiapkan air hangat untukmu!"

"makasih sayang"

.

"kau mau ku pijit?" tawar Sana ketika mereka berdua sudah berada di atas ranjang.

"tidak perlu sayang, aku hanya butuh pelukanmu" ucap Dahyun manja membuat Sana terkekeh.

"baiklah bayi besarku. Kemarilah" Sana menarik tubuh Dahyun ke dalam dekapannya.

Cup~
Dahyun malah mencium lehernya

"eh? Dah-"

Belum sempat Sana selesai memprotes, Dahyun sudah membungkam mulutnya dengan ciuman.

"aku menginginkanmu San" bisik pria itu sensual membuat wajah Sana merona malu.

Dengan sekejap, Dahyun sudah melumat bibir Sana lagi. Dia bahkan menggigit bibir Sana agar Sana mau membuka mulutnya.

Sana memang kaget tapi dia membalas setiap permainan Dahyun karena saatnya dia memenuhi kewajibannya sebagai istri.

Dahyun memainkan lidah Sana dengan lihai. Suara decakan lumatan mereka menggema di kamar.
Puas di bibir sang istri, ciuman Dahyun pindah ke leher gadis itu. Mengisapnya hingga meninggalkan bekas kemerahan.

"ahh.." Sana mendesah akibat remasan Dahyun yang sudah berada di payudaranya yang masih terbungkus.

Hormon Dahyun memuncak, suhu tubuhnya semakin memanas mendengar desahan Sana. Dalam sekejap dia sudah membuat baju Sana terlepas. Tangannya mulai sibuk mencari kaitan bra milik sang istri.

"ahh Dahyyun..ahhh..."
Sana mendesah lagi akibat Dahyun meremas kembali payudaranya yang tidak terhalang apapun.

Ciuman Dahyun mulai berpindah ke payudara Sana yang lebih menggoda untuk disentuh.

Dahyun mengisapnya seperti seorang bayi yang kehausan. Tangannya juga mulai bermain di payudara Sana yang satunya.

"ahhhh...ahhh..."

Baru saja dia akan membuka celana pendek Sana. Dering handphonenya yang begitu besar mengganggu kesenangannya.

"argghhh...sialan!"

"angkat dulu telponemu. Mungkin itu penting!" ujar Sana yang juga sebenarnya kesal.

Dahyun menghela napas kasar. Dia menarik selimut untuk menutupi tubuh Sana yang setengah telanjang itu lalu bangun untuk mencari handphonenya.

Tertera nama Chaeyoung di layar handphonenya. Dia mengangkatnya dengan kesal.

"kenapa?!"

"tidak sopan sekali kau bocah!"

"bisa katakan dengan cepat apa keperluanmu menelphoneku? Kau mengganggu kesenanganku!"

"hey..kau. bisa-bisanya bicara seperti itu pada kakakmu?!"

"noona please. Aku dan Sana sedang berusaha disini. Kau menelphone di saat yang tidak tepat!"

"oh astaga.. Maafkan aku. Kalau begitu lanjutkan saja. Nanti besok baru kutelphone lagi!"

Pip!

Dahyun menghela napasnya. Kakaknya itu benar-benar mengganggu kesenangannya.

"Dahyun?" Sana memanggilnya.
Dahyun menoleh ke arah ranjang. Tepatnya ke arah Sana.

Forced Marriage ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang