Mina sudah keluar dari rumah sakit dari seminggu yang lalu, dan selama itu juga sikapnya berubah drastis. Senyumannya adalah hal yang langkah untuk Chaeyoung lihat sekarang ini. Mina lebih banyak melamun dari pada memberikan Chaeyoung kata-kata mutiara.
"sayang?" Chaeyoung menyentuh bahu Mina membuat wanita itu menoleh dengan wajah datarnya.
Untuk beberapa saat hanya tatapan sendu yang Chaeyoung berikan. Dia tidak memulai pembicaraan setelah memanggil Mina tadi.
"ada apa?" akhirnya Mina bertanya karena bingung kenapa Chaeyoung tidak juga berbicara.
Chaeyoung duduk berjongkok di depan Mina yang memang sedang duduk di kursi taman rumah mereka. Dia mengelus lembut tangan Mina yang sudah berada digenggamannya.
"mau jalan-jalan?" tawar Chaeyoung sambil tersenyum.
Mina menggeleng pelan. Kini tatapannya kembali lurus kedepan.
Chaeyoung mendesah pelan.
Dia akhirnya mengambil tempat disamping kanan istrinya itu. Chaeyoung lalu membawa kepala Mina ke bahunya dengan tangan kirinya yang berada di bahu Mina dan sesekali mengelus bahu mulus itu memberi kehangatan."sayang, apa kau tahu jika aku sedih melihatmu seperti ini?" ujar Chaeyoung
"......."
"kau harus kuat sayang, anak kita sudah tenang di atas sana. Dia akan sedih melihatmu seperti ini" ujar Chaeyoung lalu mengecup ringan puncak kepala Mina dibahunya.
Tetes demi tetes air mata Mina mulai jatuh, Mina lalu memeluk Chaeyoung dari samping dan bersandar didada Chaeyoung. Kini tangisnya semakin besar.
Chaeyoung berusaha menenangkan istrinya itu.
"sayang~ aku tahu ini sangat berat untukmu dan tentu saja untukku juga. Aku sedih dan juga marah! kenapa harus kita yang mengalami semua ini? Aku terus mempertanyakan hal itu. Tapi semarah apapun kita, sesedih apapun kita, anak kita tidak akan kembali. Yang bisa kita lakukan adalah mengiklaskannya. Kita harus kuat sayang. Harus!""maafkan aku Chae, maafkan aku!"
"stt..kau tidak salah apa-apa sayang. Tidak ada yang menyalahkanmu disini. Aku tetap mencintaimu dan tidak akan pernah meninggalkanmu sebesar apapun kesalahanmu di masa depan nanti!"
Mina mendongakkan wajahnya menatap wajah Chaeyoung yang terus memberikannya senyum menghangatkan jiwa itu.
"aku juga mencintaimu" ujar Mina"aku tahu. Aku juga mencintaimu. Sangat mencintaimu!" ucap chaeyoung sambil membersihkan jejak air mata Mina.
"aku mohon jangan terus bersedih seperti ini. Aku rindu senyuman dan teriakan-teriakanmu"
Mina melepaskan pelukannya lalu menatap chaeyoung dengan seutas senyuman.
"aku akan berhenti bersedih" ujar MinaChaeyoung mengelus pipi Mina lembut.
"aku senang kau mengatakan itu. Jadi bagaimana kalau kita jalan-jalan ke pantai saja? Aku tidak pernah mengajakmu jalan-jalan selama kita menikah""kau pernah mengajakku jalan-jalan ke kebun bintang . Kau lupa?"
"aku tidak lupa. Tapi itu terjadi sebelum kau mencintaiku. Sekarang semuanya akan berbeda"
"apanya yang berbeda?"
"kau mau tahu saja atau mau tahu banget?"
"yah! Son Chaeyoung!" cemberut Mina malah membuat Chaeyoung tertawa.
Cup~
Chaeyoung mengecup bibir Mina kilas.
"aku bisa sepuasnya menciummu"Mina mengerutkan keningnya.
"kau selalu melakukannya sebelum mendengar kata cinta dariku"