1.7 | Something New

39.4K 5.6K 624
                                    

Mobil milik kak Doyoung berbelok ke arah salah satu rumah sakit ternama. Gue bingung, ini tadi katanya mau ke kantor Ayahnya kenapa jadi belok ke rumah sakit?

Eh tunggu.

Jangan bilang Ayahnya dokter. Hm... pantas aja sih kalo Ayahnya dokter anaknya begini.

Mobil kak Doyoung berhenti di parkiran belakang bangunan bertingkat delapan ini. Hari sudah malam, kalian tau kan ya gimana seremnya parkiran rumah sakit kalo udah jam-jam dia atas jam delapan?

Gue ngelirik ke luar jendela. Asli ini sepi banget, mana lampunya mati nyala mati nyala gitu. Ini juga kak Doyoung kenapa nggak turun? Takut juga apa gimana ini?

Tok tok!

"AAA!!"

Woi apaan itu ya Allah. Nggak, nggak gue nggak ganggu. Astagfirullah.

"Ya Allah, gue nggak ganggu jangan ganggu gue. Gue cuma temanin kak Doyoung doang, gue nggak ngapa-ngapain."

"Rin."

"Nggak, gue nggak ganggu, beneran."

"Hei, itu Ayah gue."

Gue buka mata gue pelan-pelan terus ngelirik ke arah jendela.

"Astagfirullah!"

Ayahnya kak Doyoung serem banget sih :( pake baju putih gitu terus datang dari kegelapan. Kan gue mikirnya yang iya-iya. Nggak lama gue ngerasa kaca jendela turun sendiri, ya nggak lah diturunin kak Doyoung itu.

"Siapa ini dek?" tanya Ayahnya yang tepat di samping gue.

Ya gue nggak enak kan ya, gue noleh terus senyum sambil nyapa. "Malam om."

"Malam." sapa Ayahnya kak Doyoung balik sambil senyum.

Sekarang gue tau darimana gantengnya kak Doyoung. Ayahnya aja ganteng.

Eh apa? Barusan gue bilang apa?

"Kamu ini loh dek bawa ceweknya malam-malam kesini, sawan nanti."

Tuh denger kak.

Eh apa? Ceweknya?

Hm...

"Biasa dia udah Yah, kan temannya."

Gue langsung natap kak Doyoung tajam, tapi ya seperti biasa dia nggak perduli sama tatapan gue. Kesel banget ih.

"Kamu ini." Ayahnya kak Doyoung ketawa. "Main ke rumah nak, ketemu Mamanya Doyoung."

Lah kenapa gue disuruh ke rumah??

"I-iya om nanti kalo ada waktu saya main."

"Iya main aja, kalo mau ke rumah telpon Doyoung aja nanti dia yang jemput."

"Mandiri dong, yang mau ke rumah siapa?"

Nih orang bener-bener.

"Kamu ini, maafin ya Doyoung kalo ngomong emang suka sembarangan." Gue senyum aja. Udah biasa kok om. "Ini kamu kasih ke kakak kamu, bilangin itu jangan di minum semua. Yang warna putih minumnya malam, yang warna kuning pagi sama siang."

Ayahnya kak Doyoung ngasih bungkusan putih ke kak Doyoung lewat jendela gue, tapi ya tau kan anggota tubuh kak Doyoung tuh pada panjang semua, jadi dia mah enak aja langsung ngambil mana ngambilnya sengaja lagi ngenain muka gue. Kampret emang.

"Udah?"

"Udah itu aja. Oh iya, siapa namanya nak?"

Gue noleh. "Saya Taerin om."

Perfect | Kim Doyoung ✓ [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang