1.10 | Sakit

37.6K 5.5K 484
                                    

Terhitung sudah dua hari sejak kejadian itu, gue nggak sekolah. Nggak gue bukan lebay, tapi gue emang lagi sakit. Asam lambung gue naik. Dan sekarang gue lagi rebahan di kamar. Gue nunggu Jeno pulang, soalnya tadi pagi gue nitip gado-gado sama dia. Lagi pingin.

Ting!

Gue ngambil hp gue. Siapa tau Jeno.

Line
Kak Bunny : lo sakit?

Gue diam sebentar. Gue udah nggak marah sama dia sebenarnya, nggak pernah marah malah. Gue marah sama Mamanya, tapi gue juga kesel kenapa dia waktu itu nggak ngebela gue.

Kan jadi keingat lagi.

Taerin : y

Kak Bunny : masuk rs?

Taerin : g

Kak Bunny : mau dibelikan apa?

Eh dalam rangka apa nih? Nggak, nggak gue nggak boleh lemah

Taerin : g ush mksh

Kak Bunny : ok

WAT!?

Udah gue bilang, dia tuh orang paling nyebelin, paling random, dan paling ah sudahlah.

Gue lanjut tidur lagi, efek obat emang selalu bikin ngantuk. Kenapa efeknya nggak ada yang langsung berubah jadi cantik gitu?

+++

Gue mengerjapkan mata gue begitu indra pendengaran gue mendengar petikan ukulele menembus indra pendengaran gue. Hal pertama yang gue liat saat gue buka mata adalah Kak Doyoung.

Entah dia sadar atau nggak kalo gue udah bangun, tapi dia lagi asik mainin ukulele gue. Dia duduk di kursi yang ada di depan jendela, cahaya matahari sore, menyinarinya dengan sempurna seakan itu adalah lighting dari atas panggung.

Gue bisa liat hidung mancungnya dari sini, bibir mungilnya yang sedang mengeluarkan senandung bait lagu, matanya yang tertutup, serta tangannya yang asik memetik senar. Hebat juga, bisa hapal kunci.

She is my sun shine in the rain
My Tylenol when im in pain
Let me tell you what she's mean to me
Like a tall glass lemonade
When it was burning hot on summer days
She's exactly what i need

She shooting like the ocean rushing on the saint
She takes care of me baby and she help me be a better man
She's so beautiful sometimes i stop close my eyes
She's exactly what i need

Suara kak Doyoung kenapa bagus banget sih? Gue jadi kecanduan dengar suaranya dia. Rasanya nggak rela kalo dia berhenti.

"Ekhm."

Gue langsung buru-buru tutup mata gue. Semoga dia nggak sadar kalo gue udah bangun dari tadi.

"Nggak usah pura-pura tidur, nggak bisa bangun baru tau."

Dih mulutnya suka nggak di filter. Dengan terpaksa gue pun bangun, tapi tetap duduk di ranjang. Gue natap dia datar, tapi dia malah santai-santai aja.

Perfect | Kim Doyoung ✓ [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang