2.3 | Choi Taerin

20.3K 2.5K 117
                                    

Hembusan angin pantai begitu terasa sangat kencang, ketika helaian rambut dari seorang gadis yang berdiri di tepi dermaga berkibaran, membuatnya begitu terlihat mengagumkan. Wajah manis, hidung mancung, bulu mata lentik, bibir yang khas, serta kaki jenjang yang dibalut dress puring, siapa pun yang melihat gadis ini pasti akan terpana.

Namun, kehidupannya tidak secantik wajah dan tidak sebagus body-nya. Kehidupan gelap yang telah menjadi bagian dari dirinya adalah suatu penyiksaan mental baginya. Ingin sekali rasanya dia keluar dari dunia itu, tapi selalu saja gagal. Tidak ada yang bisa menolongnya, bahkan dirinya sendiri pun tidak mampu.

Ingatan masa lalu yang begitu membuat dirinya membenci dirinya sendiri terus menekan pikirannya untuk tetap pada kehidupan yang sama. Kehidupan yang jauh dari kata layak.

Drrrttt... Drrrt....

Jung Jaehyun is calling....

"Hm."

"Malam ini ke bar."

"Gue lagi libur, nggak ada bookingan."

"Siapa yang mau booking lo, gue mau nepatin janji gue."

"Yang mana? Lo terlalu banyak janji tapi nggak pernah ditepatin."

"Sensi banget lo. Teman gue yang gue bilang waktu itu."

"Yang direktur utama itu?"

"Iya, datang jam delapan."

"Nggak janji."

"Ck, terserah."

Pip.

Ingin sekali rasanya dia keluar dari kehidupannya ini dan mungkin benar kata Jaehyun dua bulan lalu, kalau ini akan menjadi awal kehidupannya yang lain.

***

Dentuman musik yang menusuk gendang telinga seorang gadis yang baru saja masuk ke dalam ruangan remang itu. Dengan hot pants dan crop tie yang mengekspos bahunya, dan juga sepatu hitam dengan sedikit hils. Wajahnya tidak begitu ia poles, hanya ada lipstik berwarna kemerahan, dan sedikit bedak. Meski begitu wajahnya sudah sangat sedap dilihat. Cantik, dengan kaki jenjang yang terekspos membuat kesan feminim dan crush yang bersamaan.

"Taerin!" Mendengar namanya di panggil, lantas ia menoleh dan mendapati seorang laki-laki yang duduk di salah satu meja bar.

"Mana?" Tanyanya langsung begitu sampai di samping Jaehyun.

"Sabar masih banyak urusan dia di kantor."

Taerin mendecih kemudian menuangkan minuman Jaehyun ke gelas dan meminumnya. "Dokter macam apa lo minum begini?"

"Diam lo nggak usah bacot."

"Ck, sensi banget." Setelah sedikit perdebatan mereka pun memutuskan untuk diam. Hening. Hanya terdengar suara riuh dari sisi lain yang mengisi kesunyian di antara mereka.

Dua jam sudah mereka menunggu bahkan sampai sudah habis dua botol, tapi yang di tunggu belum juga datang.

"Jadi nggak sih Jae, apa lo minta gue kesini cuma buat nemanin lo minum? Rese banget."

"Sebentar gue chat." Kata Jaehyun kemudian mengambil handphonenya.

"Gue ke toilet dulu." Setelah pamit, Taerin pun pergi ke toilet.

Tidak usah takut bahaya, Taerin adalah member di bar ini. Dia sudah cukup terkenal untuk sekedar di ganggu, dan itu sudah hal biasa untuk Taerin. Setelah selesai buang air, Taerin masih berdiri di dalam toilet. Menghadap ke kaca untuk sekedar menatap dirinya yang nampak mengerikan. Bagaimana tidak, sudah dua botol vodka dia habiskan tapi hanya berpengaruh sedikit di tubuhnya.

Setelah berlama-lama melamun menatap kaca, suara orang masuk membuatnya tersadar dan segera pergi. Rasanya dia sudah terlalu lama membuat Jaehyun menunggu. Tapi, bukan Jaehyun namanya kalau tidak penuh dengan kejutan yang menyebalkan. Laki-laki itu hilang. Entah kemana dia sudah tidak ada di meja tadi dan hanya tersisa tas dan juga handphone Taerin.

"Kurang ajar banget, bisa-bisanya dia ninggalin barang berharga gue. Dasar orang kaya."

Dengan sedikit kesal, Taerin pun keluar dari bar. Berjalan dengan sedikit keseimbangan yang entah kenapa efeknya baru sekarang. Ia berjalan melewati parkiran menuju keluar. Hingga sebuah suara membuatnya berhenti. Ia menoleh dan mendapati seorang laki-laki berpakaian kerja lengkap dengan jas yang berada di lengannya.

Tampan. Itu yang di pikirkan pertama kali oleh Taerin. Siapa laki-laki ini? Kenapa begitu menarik dan membuat Taerin tak mengalihkan pandangannya. Hingga pergerakan laki-laki itu membuatnya terlonjak. Dia memakaikan jasnya ke bahu Taerin, menutupi bahu dan dada yang tersekspos.

"Kalau mau selamat jangan berpakaian yang kurang bahan." Ujarnya.

Kenapa gue deg-degan???

Taerin bukanlah tipe orang yang dengan mudah menunjukkan kekagumannya terhadap sesuatu. Taerin memiliki gengsi yang tinggi hanya untuk sekedar mengatakan terimakasih.

"Apa maksud lo? Lo mau juga? Lo mau apa!? Mau badan gue? Uang gue? Mau apa? Bilang! Lo pikir dengan jas ini lo terlihat keren? Bodoh!"

Maaf, terimakasih.

Setelah mengatakan itu, lantas dengan setengah hati ia melempar jas yang ada di bahunya ke wajah laki-laki di depannya itu. Kemudian pergi tanpa menghiraukannya lagi. Sebenarnya dia cukup terpesona dengan perlakuan laki-laki itu. Tidak ada seorang pun yang memperlakukannya dengan istimewa seperti tadi. Dia orang pertama yang melakukan hal romantis itu ke Taerin. Dan sialnya sekarang Taerin memikirkan wajah laki-laki itu.

"Taerin!"

Lagi, langkah Taerin berhenti. Kali ini dia tidak berbalik, karena dia tahu siapa yang memanggilnya. Dengan perasaan emosi, Taerin mencoba untuk tenang dan terlihat biasa saja.

"Dari mana saja kamu!? Ayah sudah bilang jangan membatalkan bookingan tanpa sepengetahuan ayah!"

See? Seburuk itulah kehidupan Taerin. Gadis berusia sembilan belas tahun yang nampak begitu menyedihkan.

"Gue lagi capek, pingin libur."

"Tapi itu bayaran besar! Kamu harus berbakti sama orang tua!"

Merasa emosinya sudah di puncak, Taerin lantas berbalik. "Menurut lo apa yang harus gue balas atas perlakuan lo!? Orang tua mana yang tega ngejual anaknya sendiri!? Orang tua mana!? Lo pikir gue bego? Lo bukan ayah gue! Dan gue bukan anak lo!"

Setelah puas, ia pun kembali melanjutkan jalannya dengan tergesa-gesa. Mencoba menahan tangisan yang ingin keluar dari matanya.

"Kenapa sih hidup gue gini banget? Baru aja gue bahagia pasti diganggu! Gue benci!"

****

Nah ini dia Taerinnya. Jadi bukan Lee Taerin ya yang ketemu di bar itu. Ini namanya Choi Taerin, cast baru yang akan menghiasi kehidupan Doyoung-Taerin-Mingyu kedepannya.

Terus Lee Taerin kemana?

Ada kok tenang aja, cuma belum waktunya keluar aja, masih di simpan sama Mingyu di lemari. Wkwk...

Kalo masih bingung bisa tanya deh.

Perfect | Kim Doyoung ✓ [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang