Bu Dina, guru sosiologi masuk ke kelas 12 IPS 4. Ia akan memberikan tugas penelitian di luar sekolah kepada muridnya sebagai ujian praktek. Satu kelompok memiliki anggotanya tiga orang, tapi hanya ada satu kelompok yang mendapatkan dua anggota saja. Tugas ini diberi waktu satu bulan untuk melakukan penelitian.
"Anak-anak, ibu akan membagikan kelompok untuk tugas penelitian di luar sekolah tentang masyarakat."
Bu Dina membacakan nama-nama kelompoknya. Entah kebetulan atau apa, kelompok terakhir yang mendapatkan dua anggota itu adalah Alby dan Kania. Hati Kania sedikit berbunga, tapi tidak dengan Alby.
"Asik... Alby sekelompok sama Kania!" Aldi menepuk pundak Alby.
"Bu, ini serius kelompok delapan cuma ada dua orang doang?" Protes Alby.
"Serius, Alby. Kan tadi ibu sudah jelaskan."
Mau tidak mau, Alby harus menerima keputusan Bu Dina. Penelitian ini waktunya dilakukan cukup lama selama satu bulan. Artinya, selama satu bulan itu juga Alby akan terus bersama Kania untuk melakukan penelitian dan mengerjakan laporan hasilnya.
"Silahkan berkumpul dengan kelompoknya masing-masing."
Alby menarik kursinya lebih dekat dengan Kania. Wajahnya tampak kesal karena di dalam kelompok itu hanya ada dirinya dengan Kania. Sungguh, ini membuatnya menjadi tidak nyaman.
"Jadi, kita mau penelitian ke daerah mana?" Tanya Alby.
"Yang masyarakatnya belum mengenal teknologi, kalau ga salah ada deh satu desa yang belum mengenal teknologi di zaman sekarang ini, nah bisa kita jadikan penelitian. Menarik bukan?"
"Boleh. Tulis nomor lo di buku gue, biar konteknya gampang."
Hati Kania berdebar. Seseorang yang ia sayang meminta nomornya. Tanpa berpikir lama, Kania langsung menuliskan nomor whatsappnya. Alby meraih ponselnya mengetik nomor Kania untuk disimpan.
"Berarti yang sering kirim pesan ke gue itu, lo?"
"Pesan? Maksudnya?"
Alby memperlihatkan spam chat dari Kania di ponselnya. Kania tersipu malu. Spam chat dari seorang perempuan itu adalah usaha untuk mendapatkan hati yang sedang ia perjuangkan.
***
Kelas 12 selalu mengeluh karena banyaknya tugas yang diberikan guru. Mereka berpikir kalau menjadi anak kelas 12 tugas-tugas akan berkurang, tapi nyatanya tidak. Banyaknya tugas individu, kelompok, dan praktek yang lainnya.
"Aldi buku bahasa indonesia gue mana?!" Teriak Ifah.
"Ada di Nevan. Sorry ya, gue ga contek punya lo."
"Nevannn!!"
"Apa sih, Fah? Jangan berisik dulu dong, bisa kan? Buru-buru nih gue. Nanti Pak Heri keburu masuk ke kelas."
"Makanya kerjain tugas itu dirumah, bukan disekolah."
"Ga ada waktu, sibuk."
"Hih sibuk apaan lo? Bisanya main game aja."
"Game itu hiburan, supaya hidup gue ga terlalu suntuk."
"Ini anak dua berantem mulu, kaya lagi KDRT." Hendar tertawa.
"Tau nih, Ifah. Ngejar gue terus, mending kalau guenya mau."
"Terlalu PD banget sih yang namanya Nevan! Gue disini nunggu buku tulis gue yang ada di lo. Kalau ga ditungguin pasti deh buku gue keliling di anak-anak cowok."
"Hidup ko su'udzon mulu sama orang."
"Jangan banyak omong, buruan tulis ih, Nevan!"
"Jangan galak-galak napa, Fah."
"Eh iya, gimana hubungan lo sama kelas sebelah?"
"Kelas sebelah siapa?" Ifah pura-pura tak tahu.
"Ini anak kalau diajak ngobrol harus jelas mulu. Gimana hubungan lo sama Fathan kelas 12 IPS 3 ?" Hendar tampak kesal.
"Kan lo tahu, gue udah putus sama dia."
"Tapi keliatannya lo gagal moveon gitu dari Fathan. Ya kan? Ngaku aja."
"Gue udah moveon."
"Cewek mah gitu, suka ga mau ngaku sama perasaannya sendiri."
"Yaudah kalau lo gagal moveon juga, pacaran aja sama Nevan. Dia juga gagal moveon dari mantannya yang di kelas 12 IPA 2." Sahut Aldi.
"Gue sama dia? Ga akan! Ifah cukup jadi teman contek gue aja, bukan teman hidup."
"Teman contek? Gue ga pernah kasih contekan, tapi lo yang maksa."
"Ya lo sadar diri dong. Udah tahu jadi orang itu jangan pelit, makanya gue ajarin lo caranya ga pelit. Kaya gini nih, berbagi ilmu."
"Pak Heri datang. Duduk woi. Tolong itu meja guru dirapihkan." Ucap sang ketua kelas sambil berlari ke dalam kelasnya.
"Sial! Tugas gue dikit lagi juga." Nevan kesal.
"Makanya jangan banyak omong, sini buku gue. Dadah." Ifah kembali ke tempat duduknya.
Rian yang menjabat sebagai ketua kelas adalah seorang kapten basket putra di SMA Gemilang. Banyak yang bilang, kelas 12 IPS 4 itu kelasnya laki-laki ganteng. Tidak heran, jikalau banyak siswi lain yang senang ketika melintas di depan kelas tersebut hanya untuk melihat para cogan, termasuk Alby.
Don't forget
Vote and Comment

KAMU SEDANG MEMBACA
Thinking About You
Ficção Adolescente⚠️VOTE KALIAN SANGAT BERHARGA :) ⚠️ FOLLOW TERLEBIH DAHULU YA :) [Tahap Revisi] #10 - Fiksi populer.12.Februari.2019 #2 - Wattysid.23.Februari.2019 Aku rela menjauh dari laki-laki yang lain demi kamu. Meskipun kamu tak pernah melihat sedikit dari ba...