9. Run

672 96 9
                                    

KIM Taehyung berlari seperti orang yang mendadak kerasukan. Penampilannya sudah kelewat kacau. Tapi itu tidak dihiraukannya lagi karena yang ada di pikirannya saat ini hanya berlari secepat mungkin ke tempat Hyora berada, mengikuti lokasi yang ditunjukkan dari GPS ponsel yang diberikannya pada Hyora siang tadi.

Gadis itu berhasil membuatnya ketakutan luar biasa ketika beberapa saat lalu sambungan telepon mereka terputus tepat pada saat dia mendengar jeritan.

Taehyung tidak bisa berpikir jernih lagi. Banyak firasat buruk yang memenuhi kepalanya. Tidak pernah sebelumnya dia merasakan ketakutan yang begitu besar selama menjalani hidup. Ketakutan yang membuatnya jungkir balik hanya untuk menghindari itu terjadi.

Entah sudah berapa kali tubuh Taehyung menabrak seseorang yang menghalangi jalannya dan mendapatkan balasan sumpah serapah, namun tetap berlari seolah tidak akan ada hari esok.

"Kumohon, tetaplah baik-baik saja, Shin Hyora."

Sementara itu, di sisi lain, Kim Seokjin mengernyitkan dahi, bingung juga terkejut melihat adik perempuannya tiba-tiba menjerit dan menjatuhkan ponsel yang ada di tangannya saat dia mencoba memegang pundak gadis itu.

Hyora menempatkan kedua tangannya menutupi wajahnya sendiri, seakan jika dia melihat Seokjin dia akan langsung mati. "Kumohon jangan sakiti aku."

"Hyora-ya, ada apa denganmu?" Seokjin menaruh sebelah tangannya di pundak Hyora yang lain. Dapat dia rasakan tubuh adiknya yang gemetar ketakutan.

Perlahan tangan Hyora menjauh dari wajahnya dan matanya terbuka. Dia memandang Seokjin lama untuk memastikan orang yang sedang berada di hadapannya benar-benar seorang Kim Seokjin, kakak laki-lakinya.

"Kau kenapa? Jangan membuatku khawatir." Seokjin mengguncang pelan tubuh Hyora untuk menyadarkan gadis itu.

"S-Seokjin oppa?" Hyora tidak bisa lagi menahan suaranya yang bergetar.

"Eoh, ini aku. Kenapa kau ketakutan sekali?"

Hyora menghembuskan napas lega. Rasanya dia ingin meringkuk dan menangis saja sekarang.

Untuk beberapa saat lalu, dia berpikir sesuatu yang buruk akan terjadi padanya. Sesuatu yang bahkan tidak bisa dia bayangkan bagaimana jika itu akhirnya terjadi.

"Ya! Kenapa kau menangis?" Seokjin semakin cemas melihat gadis di hadapannya tiba-tiba terisak. Apa yang sebenarnya terjadi pada adiknya ini?

Hyora tidak menjawab dan hanya menundukkan kepalanya dalam-dalam. Kakinya masih bergetar hebat. Mungkin jika Seokjin tidak menahan pundaknya saat itu dia akan langsung limbung ke tanah.

"Shin Hyora!"

Sepersekian detik sebelum Hyora sempat mengetahui siapa yang berteriak memanggil namanya, Seokjin ditarik menjauh darinya dan tubuh pria itu terhempas ke jalan aspal.

Seorang pria yang berada di atas Seokjin sudah siap melayangkan tinju ketika Hyora baru menyadari siapa orang itu dan bergerak cepat menahan tangan orang tersebut agar tidak memukul Seokjin.

"Ya, Kim Taehyung, itu Seokjin oppa!"

Napas Taehyung memburu. Keringat membasahi seluruh wajahnya. Dia terlihat sangat menyeramkan dengan mata tajamnya yang persis seperti seorang pembunuh yang siap menghabisi nyawa korbannya. Kalau saja Hyora tidak memegangi tangan Taehyung sekarang, semua tulang di wajah Seokjin mungkin akan patah.

Taehyung menurunkan tangannya perlahan dan menjauhi Seokjin ketika dia tersadar akan kesalahannya.

Hyora langsung membantu Seokjin berdiri dengan susah payah. Pria itu memandang ke arah Taehyung yang menatapnya dengan rasa bersalah.

StigmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang