MUSIM gugur terlewati begitu cepat dan musim dingin datang tanpa terasa. Salju mulai terlihat berjatuhan dari langit sana. Dan suhu pun menurun beberapa derajat celcius di setiap jamnya.
Bagi Hyora, bekerja di musim dingin selalu terasa memuakkan. Tubuhnya tidak pernah tahan pada udara dingin. Sehabis bekerja dia pasti selalu menggigil di balik selimut. Walau sebelumnya sudah memakai berlapis-lapis pakaian dan mantel tebal.
Terkadang jika cuaca sedang sangat buruk, Seokjin akan memarahinya karena memaksakan diri untuk tetap datang bekerja. Hyora hanya merasa punya tanggung jawab yang tidak bisa ia tinggalkan seenaknya hanya karena kakaknya adalah pemilik café tempatnya bekerja.
Tapi hari ini ada yang berbeda dari gadis itu. Hyora hampir tidak merasakan dingin sama sekali di tubuhnya.
Ini jelas bukan karena penghangat ruangan yang dinyalakan untuk menjaga suhu tidak terlalu dingin. Mungkin lebih karena api semangat yang berkobar di dalam dirinya, hingga dia merasa bisa menggunakan kaus oblong saja untuk bepergian keluar.
Hari ini kalender berada di tanggal 30 Desember, atau yang selalu Hyora ingat sebagai ulang tahun Taehyung-nya. Dia sudah merencanakan beberapa kejutan untuk pria itu. Sebab itulah sejak pagi tadi, ketimbang menggigil kedinginan karena suhu mencapai 3°C, Hyora terus merecoki Taehyung untuk mengajak pria itu ke festival cahaya di musim dingin yang akan diadakan malam nanti.
Hyora bahkan sudah menyiapkan kado yang dibelinya jauh-jauh hari. Jadi dia ingin terus memastikan Taehyung akan pergi bersamanya.
"Kau sudah meneleponku lebih dari lima kali hanya untuk menanyakan itu, Shin Hyora." Taehyung menghela napas dan terkekeh kecil. "Aku. Akan. Pergi. Denganmu. Ke festival. Cahaya itu. Kau dengar aku?"
Hyora menyeringai senang. "Bagus, hanya memastikan kau tidak akan membatalkannya tiba-tiba. Baiklah, sampai jumpa nanti."
"Hyora-ya," panggil Taehyung cepat, menghentikan pergerakan Hyora yang ingin mengakhiri panggilan. "Sepertinya kau melupakan sesuatu. Ada yang ingin kau katakan lagi?"
"Huh? Seperti apa?"
"Seperti... Aku mencintaimu?"
Hyora tergelak. "Kau ingin aku mengatakannya?"
"Dari gadisku sendiri? Kenapa tidak?"
"Kalau begitu, kau harus datang jika ingin mendengarnya."
"Ya, itu tidak adil. Bukankah aku sudah memastikan aku akan datang."
"Entahlah, aku punya firasat buruk."
"Wah, kau lebih percaya pada firasatmu daripada aku?"
"Tentu, itu bagian dari diriku," balas Hyora santai. "Pokoknya kau harus datang apapun yang terjadi! Sampai jumpa!"
<STIGMA>
"Wah, jinjja, gadis ini benar-benar." Taehyung berkata gemas melihat layar ponselnya yang sudah beralih ke menu utama setelah Hyora memutus panggilan mereka secara sepihak. "Aku hanya memintanya bilang dia mencintaiku. Apa itu sangat sulit?" ungkapnya sebal pada layar komputer.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stigma
FanfictionKim Taehyung, seorang hacker handal di usianya yang seharusnya masih duduk di bangku sekolah menengah atas, tidak sengaja menjerumuskan gadis yang menolongnya saat mabuk ke dalam bahaya besar yang mengancam nyawa. Untuk menebus kesalahannya tersebut...