30. The Truth Untold

534 55 8
                                    

SUDAH hampir satu bulan berlalu sejak kejadian operasi yang tidak terlalu berhasil itu terjadi. Suasana lambat laun mulai kembali seperti biasa. Keadaan Taehyung dan rekan-rekan pun perlahan membaik. Meski Yoongi masih harus menjalani rawat jalan setelah keluar dari rumah sakit.

Daewook yang berperan sebagai pimpinan operasi, harus bertanggung jawab menuliskan laporan lengkap tentang peristiwa tersebut setelah Letnan Kolonel yang berpangkat lebih tinggi darinya mendengar kabar kejadian. Dia sempat dimarahi dan diancam pangkatnya akan diturunkan.

Padahal Taehyung ingin langsung mendatangi Letnan Kolonel itu untuk menjelaskan bahwa Daewook membantunya atas nama tim yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan pria itu di bidang kemiliteran. Namun Daewook tidak membiarkan. Alih-alih, dia berkata bahwa Taehyung hanya harus memikirkan tentang kesembuhannya sendiri.

Mengatakan itu dengan mata tajam dan wajah serius, Taehyung jadi tidak bisa membantah. Lagipula dia sadar di mana kedudukannya dipandang di kantor militer. Jika dia mencoba menjelaskan pun tidak akan ada yang mendengarkan pendapatnya.

Selama Taehyung berada di rumah sakit, mereka tidak pernah lagi membahas tentang bagaimana kelanjutan operasi itu. Apalagi karena Hyora selalu di dekat Taehyung ketika mereka ingin membicarakan masalah tersebut. Pria itu tidak akan membiarkan gadisnya mendengar hal-hal yang seharusnya tidak dia dengar.

Taehyung terus mengalihkan topik saat Hyora mulai bertanya-tanya tentang Ahn Jaehyun. Dia hanya takut gadis itu akan berbuat sesuatu yang akan membuat dirinya sendiri terjebak dalam masalah.

Sekarang bukan saatnya untuk memikirkan kembali rencana penangkapan Ahn Jaehyun. Sebentar lagi Hyora akan lulus dan harus fokus untuk mengurus pendaftaran kuliahnya. Bahkan hari ini sudah pengumuman nilai kelulusan. Taehyung akan melakukan apa saja agar gadisnya tidak terbebani dengan pikiran masalah Ahn Jaehyun.

Saat ini, di lingkungan sekolah Hyora, tepatnya di bawah pohon tempat biasa Taehyung menunggu gadis itu keluar, dia memegangi buket bunga di tangannya dengan senyum secerah cuaca musim gugur hari ini. Jauh sebelum ujian masuk perguruan tinggi dilaksanakan, Taehyung sudah tahu bahwa Hyora akan melakukannya dengan baik.

Maka dari itu, di hari kelulusan gadisnya ini, pagi tadi Taehyung menyempatkan diri untuk mampir ke toko bunga dan merangkai sendiri bunga apa saja yang menurutnya akan disukai Hyora. Sesuatu yang hanya dia lakukan untuk mengapresiasi kerja keras gadisnya.

Beberapa orangtua yang datang juga terlihat membawa buket bunga untuk ucapan selamat. Termasuk sepasang suami istri yang Taehyung lihat berjalan bersama Seokjin dari kejauhan.

Taehyung menarik bibirnya untuk tersenyum.

Seokjin membalas sedikit. Dia berbicara sebentar pada sepasang suami istri di sampingnya lalu melangkah menghampiri Taehyung setelah mendapat anggukan.

"Jin hyung," sapanya membuka percakapan.

"Eoh," balas Seokjin singkat sambil memberi tepukan ringan di bahu Taehyung. "Lama tidak melihatmu. Semuanya baik-baik saja sekarang?"

"Belum, kurasa." Mata Taehyung memperhatikan buket bunga soba di tangan Seokjin dan berpikir jika itu bunga favorit gadisnya. "Tapi selagi Hyora tidak kenapa-napa, semuanya akan baik-baik saja."

Seokjin mendengus. "Heol, kau pintar sekali bermain kata dengan mulutmu."

Taehyung tertawa kecil menanggapi. "Terima kasih, hyung, karena sudah menjaganya dengan baik saat aku tidak ada. Dan juga untuk tidak memberitahunya tentang operasi itu sebelum ujiannya."

"Itu sudah jadi tugasku," kata Seokjin, mengalihkan pandangan pada murid-murid yang mulai berhamburan keluar dengan nilai hasil ujian di tangan mereka. "Tapi kau tidak boleh lupa dengan janjimu. Jangan libatkan dia dengan apapun yang akan membuatnya celaka. Aku tidak akan memaafkanmu jika dia terluka sedikit saja karena itu."

StigmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang