(4) Baper

71 11 0
                                    

"Assalamuallai-" salam Lisya terhenti dan langkahnya menuju kelas pun terhenti ketika ada seseorang yang menarik tangan kanannya dari belakang. Spontan, Lisya pun membalikkan tubuhnya.

Sebelum berhasil membalikan tubuhnya, disisi lain ada seorang anak laki-laki yang berlari dengan cepat menuju kelas IX - 9 dan alhasil..

"Gedebruuk!!" begitu suara jatuh terdengar ketika hal tersebut terjadi secara bersamaan.

Lisya pun terjatuh ke lantai dasar kelas sembari memelototkan matanya, "Subhanallah, ini kok mahluk ciptaan Allah indah bener." Batin Lisya. Namun tau akan posisinya sekarang, Lisya pun langsung menepis pikirannya itu dan langsung saja ia menutupkan matanya.

Disisi lain, anak laki-laki yang sedang berhadapan dengan Lisya merasakan bahwa ia dalam keadaan yang seperti ini 'sangat tak lazim' menurutnya, seketika merasakan ada hal yang aneh menjalar ke seluruh tubuhnya. Ntah apa itu, yang jelas seperti sengatan listrik yang sangat menggelitikkan.

Tiba-tiba anak laki laki itu menurunkan wajahnya, "maaf." Bisiknya kepada Lisya. Namun masih dalam posisi terjatuh.

Sontak Lisya pun membuka matanya dan melihat ke arah wajah anak laki-laki tersebut, "udah? Mau masih tetep dalam kondisi kayak gini atau mau yang lebih? Minggir sana!" ketus Lisya. Padahal di dalam hatinya, ia ingin sekali berteriak karena sekarang jantungnya sudah berdetak tidak beraturan.

Mendengar jawaban Lisya, anak laki-laki tersebut berdiri. Lisya pun ikut berdiri.

Mereka tak sadar, bahwa sedari tadi ada yang memperhatikan mereka berdua. Siapa lagi kalau bukan orang yang menarik tangan kanan Lisya tiba-tiba, dan orang tersebut adalah Nanda, teman sebangku Lisya.

"Gila! Gua gak salah liat nih? Pagi-pagi gua udah di suguhin live show aja." Kekeh Nanda.

Mendegar perkataan Nanda, Lisya dan anak laki-laki tersebut sontak melirik Nanda secara bersamaan dan berkata, "apaan sih!".

Nanda pun terdiam dan seketika ia pun tertawa terbahak-bahak, " whahahaha.. Dan sekarang, kalian ngomong bareng lagi, aduuduh, kayak di sinetron-sinetron aja ck. Tapi seriusan, kalau kayak gitu, kalian cocok jadi sepasang kekasih loh.." Celotehan Nanda, masih dalam keadaan tertawa.

"Ih, lo Nan, lo yang narik tangan gue, lo yang ketawa, lo salah lah!" ketus Lisya.

"Kenapa jadi salah gue?" jawab Nanda dengan polos.

"Ya karena lo narik tangan gue, spontan badan gue ngebalik. Dan lo-" kata Lisya, ia pun menunjuk anak laki-laki tersebut dengan telunjuk kecilnya.

"Lo ngapain lari-lari gak jelas! Gue kan jadi jatuh, udah gitu gue harus nahan badan lo yang berat lagi! Gak tau malu banget!" ketus Lisya.

"Maaf, gue gak sengaja. Tadi gue lari, karena-" kata anak laki-laki tersebut yang menggantungkan kalimat terakhirnya.

"Karena apa!" ketus Lisya. Sebenarnya Lisya tidak mau berkata seperti itu, namun ia tetap ingin mempertahankan imagenya.

"Gak, gak karena apa-apa."

Lisya pun melongo dan langsung saja menyimpan tasnya di bangku Lisya dan Nanda, ia pun berjalan keluar kelas begitu saja tanpa memandang anak laki-laki tersebut dan Nanda.

"Eh eh, Sya lu mau kemana?" kata Nanda. Namun pertanyaannya tak di respon oleh Lisya.

"Heuu.. Dasar baperan." Batin Nanda. Ia pun segera menyimpan tasnya di bangku, dan langsung saja mengejar Lisya, "tunggu Sya!" teriak Nanda.

Salahkah? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang