(22) Rencana Arga

26 7 0
                                    

"Nan, gue mau bicara sama lo." Arga pun menghampiri tempat duduk Nanda, padahal di sebelah Nanda ada Lisya.

"Tumben amat lu Ga?" tanya Nanda.

Arga pun memberikan senyuman manis, tentunya hanya kepada Nanda.
"Bisa sekarang Nan?" tanya Arga.

"Yaudah, ngomong disini aja. Kalo pun gua lagi makan, gue bisa ngedengerin lo ngomong." Nanda pun memakan nasi goreng buatan mamanya. Ya, ia bekal nasi ke sekolah. Alasannya, ia sedang ingin menabung.

"Gak bisa di sini Nan, gue mau bicara serius."

"Ahh.. Serius-serius amat." Nanda pun meminum air di botolnya.

"Nan-"

"Lu! Ganggu gua makan aja. Yaudah ayok." Nanda pun berdiri, "Sya, gue sama si idiot dulu ya. Alay banget nih anak-"

Arga pun sudah berada di pintu kelas, "Nan.."

"Iya!" Nanda pun menjawab sahutan Arga dengan sedikit berteriak. Ia pun menghampiri Arga di pintu kelas.

"Mau ngomong apa lu?" tanya Nanda.

"Jangan di sini. Kita ke belakang taman sekolah." Arga pun melangkahkan kakinya lebih dulu. Ia meninggalkan Nanda di belakangnya.

"Idioot! Dia yang butuh, gue yang nuturin. Dasar gembel." Nanda pun berlari mengejar Arga. "Arga.. Tungguin woy!"

Di bawah pohon yang rindang..

"Lama banget si lo." Arga pun melihat layar handphone nya.

"Heh tong! Lu yang butuh, gue yang di salahin. Bego."

"Gak baik cewek ngomong kasar."

"Heh, masih bisa jawab lagi lo!"

"Kan gue yang mau ngomong disini."

"Emang tolol sih gue, ngapain coba mau nuturin lo ampe sini."

"Jangan akuin diri lo sendiri." Jawab Arga santai. Ia pun memasukan salah satu tangan ke saku celana seragamnya.

"Anjir! Berarti-"

"Iya, lo tolol." Kata Arga dingin.

"Ferguson dasar!!" Nanda pun merasa marah. Ia pun langsung saja membalikan badannya, dan melangkahkan kakinya. Ia berniat meninggalkan Arga.

Arga pun mengikuti Nanda, ia pun menarik lengan Nanda. "Mau kemana lo?" Arga pun mendorong tubuh Nanda dengan pelan ke pohon.

"Heh tong! Berani banget lo dorong gue!!"

Arga pun berjongkok. Ia mengeluarkan sesuatu dari belakang saku celana seragamnya. "Lo mau jadi pacar gue?" Arga pun menawarkan coklat putih ke arah Nanda.

"Pacar?"

Arga pun menganggukan kepalanya. Ia pun tersenyum kepada Nanda, dengan ciri khas lesung yang berada di pipinya. "Lo mau terima gue?"

"Ini prank. Gue gak percaya. Lo gak usah alay-alayan deh Ga. Kasian tuh si Lisya-"

"Kenapa tiba-tiba ke Lisya?" Arga pun mulai memancing Nanda untuk mengatakan sesuatu hal yang memang ingin ia dengar.

"Lo bego ya?"

Arga pun mengerutkan keningnya.

"Lo ngga liat dari sikap Lisya ke lo akhir-akhir ini?"

"Ngga tuh."

"Ah! Berarti kasian banget si Sya." Nanda pun melihat coklat putih yang di genggam oleh Arga.

"Lo mau? Ambil aja." Arga pun memberikan coklat putih tersebut kepada Nanda.

"Gue mau sih, tapi kayaknya.. Lo mencurigakan banget." Kata Nanda datar.

Salahkah? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang