(13) Datang Bulan ~ 2

25 9 0
                                    

"Udah gantinya?" Arga bertanya kepada Lisya.

"Udah." Lisya pun mengangguk.

"Yaudah yuk, kita ke kelas bareng." Arga pun melangkah kakinya duluan.

Namun, setelah 7 langkah ia melangkahkan kakinya. Ia tidak merasakan tanda-tanda keberadaan Lisya di sampingnya.

Arga pun menoleh ke belakang. Benar saja, Lisya masih berdiri di bagian dalam toilet wanita namun, kini pintunya terbuka. Karena, Lisya berdiri di bibir pintu toilet.

Arga pun menghampiri kembali Lisya. "Ayo. Mau bareng ga?" tanya Arga. Ia pun mengajak Lisya dengan menawarkan tangannya.

"Gimana gue mau keluar Ga." Lisya pun menatap dalam kepada Arga.

"Kenapa?"

"Gue gak bisa keluar kalau rok gue bersimpuhan darah kayak gini. Rok gue kan warna putih hari ini." Lisya pun menunduk ketika telah mengeluarkan kata-kata tersebut.

Arga pun tersenyum. "Lo pasti malu ya?" lengan Arga pun kini mengelus kepala Lisya dengan lembut.

"Yaudah. Jangan sedih. Tunggu di sini." Arga pun meninggalkan Lisya yang masih tertunduk malu.

Setelah beberapa saat kemudian..

"Sya!" Arga pun menghampiri Lisya.

"Hah. Huh. Huh.." Terdengar suara deruan nafas Arga.

Lisya pun mendongkak kepalanya. "Arga, lo lari?"

"Iya."

"Ngapain lari?"

"Gue mau ngasih ini."

"Ngasih apa?"

Arga pun memperlihatkan barang yang sudah ia bawa dari kelas.

"Apa?"

"Gue bawa hoodie gue. Lo pake aja buat nutupin rok lo." Kata Arga. Ia pun menawarkan hoodie putihnya kepada Lisya.

Lisya pun berkedip cepat beberapa kali. "Aslian Ga? Lo serius? Ini hoodie putih lo loh, nanti malah neransfer."

"Gapapa. Pake aja, dari pada lo terus aja di WC ini sampai bel pulang sekolah?"

Lisya pun berpikir sejenak. Dan akhirnya pun ia setuju, "yaudah deh gue pake." Langsung saja Lisya mengambil hoodie putih milik Arga.

Lisya pun mengikatkan kedua bagian lengan panjang hoodie putih milik  Arga di pinggangnya.

"Aneh ga?" tanya Lisya. Ia pun memperlihatkan bagian belakang roknya yang bernoda merah tadinya, kini sudah tertutup dengan hoodie putihnya Arga.

"Ngga. Cocok malah." Jawab Arga.

"T-tapi.."

"Tapi apa?"

"Gue takut di marahin Bu Utju."

"Gak usah takut. Bilang aja nanti, kalau papasan sama Bu Utju, lo bocor gitu. Makanya di tutupin jaket." Arga pun tersenyum.

Lisya pun membalas senyuman dari Arga. Ntah mengapa, kali ini Arga begitu dewasa. Bahkan, ia tidak menghina Lisya sedikit pun. Ia terus saja membantu Lisya.

"Yaudah. Yuk." Arga pun memegangi lengan Lisya. Dan akhirnya, mengajak Lisya untuk keluar dari toilet wanita.

Arga masih saja menggenggam lengan Lisya dengan erat. Padahal, sudah ada beberapa siswa yang berlalu lalang. Ada yang memperhatikan mereka, mulai dari saling berbisik, ada yang melihatnya saja, dan ada juga yang tidak mengacuhkan mereka berdua.

Salahkah? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang