(2) Kenaikan Kelas

162 16 17
                                    

Lisya POV
Saat itu aku merubah segalanya yang menurutku sudah menghilangkan kepercayaan diriku.

Semenjak mulai kelas 8 aku merasa kepercayaan diriku turun drastis. Ntah apa alasannya, yang jelas saat itu aku seperti tidak di anggap oleh teman sekelasku di kelas 8. Ada yang menganggapku ada, namun itu hanya beberapa.

Aku lelah, dan akhirnya aku memutuskan untuk merubah sesuatu dari kebiasaanku yang dulu, aku mulai mengganti penampilanku di sekolah seperti melipat lengan baju seragamku padahal tadinya aku menggunakan baju seragamku dengan mengancingkannya di bagian lengan, memendekkan kaos kakiku hingga tadinya kaos kaki panjang yang kukenakan kini berubah menjadi kaos kaki yang pendek, menggunakan jam tangan di sebelah kiri, menggunakan parfum yang beraromakan ciri khas yang aku sukai, dan hal-hal yang membuatku merasa percaya diri dengan penampilanku.

Selain penampilanku di sekolah yang aku ubah, sikapku pun perlahan mulai berubah, seperti lebih suka bergaul bebas dengan teman-temanku yang baru maupun yang lama dari pada belajar, kata-kataku kini bisa di bilang agak tidak sopan karena dikalangan remaja masa kini ada bahasa-bahasa yang dulunya tidak aku ketahui namun, aku masih bisa menjaga perkataanku di depan orang yang lebih tua dari pada aku, seperti orang tuaku, dan guruku.

Dan mereka pun yang pernah mengenalku berkata padaku, bahwa kini aku tlah berubah.

'Dan ya, sekarang gue udah berubah. Tapi gue gak mau ngilangin ciri khas gue, karena gue adalah gue, bukan orang lain.'

Flashback ON
Sekarang adalah hari pertama Lisya masuk sekolah di kelas 9. Ia pun mendapatkan kelas baru tentunya, dan juga terdapat teman-teman baru di dalamnya.

"Gue kelas 9 apa ya Nan?" tanya Lisya kepada Nanda yang sedang duduk di sampingnya.

"Gak tau gua, gua juga bingung masuk kelas 9 apa." Jawab Nanda.

"Jangan ampe dah gue sekelas lagi sama Ntu'i Ya Allah, kalau nanti sekelas lagi, gue bakal ngerayain 3 tahun sekelas bareng dia." Celetuk Lisya.

"Ihh, kayaknya lu bakal sekelas ama Ntu'i lagi deh Sya." Jawab Nanda polos.

"Lo mah aah.." Jawab Lisya.

"Serius."

"Ihh, gak suka ah."

"Nih Sya, gua mah berharapnya kita bakal sekelas lagi di kelas 9 ini, soalnya kita itu udah deket-deket pas semester 2 awal kelas 8." Kata Nanda sembari berdiri dan menawarkan tangan kanannya kepada Lisya supaya Lisya ikut berdiri juga.

Lisya meraih tangan Nanda dan ikut berdiri, " iya Nan, gue juga ngarepnya gitu."

"Mudah-mudahan." Jawab Nanda.

Lisya dan Nanda pun berjalan bersama menuju lapangan untuk mendengarkan pengumuman pembagian kelas. Mereka pun berbaris.

"Assalamuallaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh." Kata Bu Utju sembari memegang mic.

"Waalaikumsallam Warrohmatullohi Wabarokatuh." Jawab anak-anak kelas 9 serentak.

"Anak-anakku, Ibu ucapkan selamat kepada kalian yang sudah berjuang mengikuti UKK hingga akhirnya kalian berhasil berdiri kembali di sekolah ini, di lapangan ini dengan berstatuskan kelas 9." Kata Bu Utju.

"Prok-prok prok-prok!! Witt wiuw.. Aduuh meni hmm! Dede udah besar mamihh.." Suara riuh dari sana-sini dan tepukan meriah dari tangan-tangan anak yang sedang semangat mendengarkan pengumuman tersebut.

"Sudah-sudah, harap tenang anak-anak. Disini Ibu akan memberi tahu kalian bahwa pembagian kelas 9 ada di papan pengumuman. Jadi kalian tinggal baca di sana. Hati-hati ya! Melihatnya dengan tertib." Kata Bu Utju kembali.

Salahkah? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang