(17) Tak Terasa

30 10 6
                                    

Berbulan-bulan kemudian, akhirnya Lisya pun memasuki Semester 2 di kelas 9 ini.

Ia pun kini lebih sibuk, dimulai dari tugas yang datang dari guru, mengurus kepentingan Organisasi perpustakaan, hingga pemantapan kelas 9 yang wajib di ikuti oleh seluruh siswa kelas 9 di SMP Negeri 4 Cimahi ini. Dan untungnya, untuk seluruh siswa-siswi kelas 9 sudah tidak di wajibkan lagi untuk mengikuti ekstra kurikuler.

Namun hal ini tidak bisa menutupi hubungan pertemanannya dengan teman-teman yang lain. Terutama, teman-teman dekatnya.

Lain lagi dengan keadaan Lisya yang selama ini di kelilingi oleh cowok-cowok ganteng dan peduli di dalam kehidupannya.

Terutama, bagi yang sering bertemu dengan Lisya di kelas. Siapa lagi kalau bukan Arga?

Karena selalu saja ada hal yang terus mempertemukan mereka, entah itu dalam mengerjakan tugas sekolah, atau pun kegiatan Lisya sehari-hari. Mereka selalu bertemu.

Berbeda dengan Edgar, Lisya agak jarang bertemu dengannya karena semenjak Arga tiba-tiba mengajaknya pergi, padahal Lisya dan Edgar sedang memakan es krim berdua.

Walau pun terkadang berpapasan dengan Edgar..

Edgar hanya memberikan sapaan melalui senyumnya. Bukan lewat kata-kata, ketika bertemu dengan Lisya di sekolah.

Bagaimana dengan nasib Nathan?

Bahkan sekarang, Lisya jauh lebih dekat dengan Nathan ketimbang dengan Arga. Namun, hanya lewat chat saja, karena sekarang Nathan sedang berada di luar negri. Ia mengikuti Ayahnya yang bekerja di sana.

Berarti, jauh lebih jelas. Jika yang sekarang sedang dekat dengan Lisya itu Arga, ia adalah pemenangnya.

---

"Triing!!" tanda bel sekolah berbunyi. Itu menandakan, bahwa KBM ( Kegiatan Belajar Mengajar ) telah selesai.

"Ya Allah.. Males banget gue kalau udah ada pemantapan pas balik." Lisya pun menutup mukanya dengan menumpukan sikut di meja.

"Kenapa Sya? Lo ngeluh bosen lagi?" tanya Nanda.

"Hm."

"Ngeluh aja lo. Dasar manusia yang gak suka bersyukur."

"Ihh.. Gue ini Alhamdulillah suka bersyukur tau. Apa lagi, kalau kelas pemantapan gue ada cowok gantengnya." Lisya pun berdiri, dan meninggalkan Nanda di kelas sendirian.

Nanda pun mengikuti Lisya ke luar.

"Urusan cowok.. Aja, utama." Nanda pun menepak punggung Lisya.

"Hehehe.. Biarin lah, suka-suka gue."

"Suka-suka lo?" Nanda pun mengerutkan keningnya, ia pun menatap Lisya dengan penuh tanda tanya.

"Hak dong! Kepo amat sih lo."

"Dasar, gaje."

"Iyeeey!" Lisya pun berjalan memasuki kelas pemantapannya. Kelompok 7.

"Eh Sya, gue taro tas dulu di kelas pemantapan gue ya. Nanti gue nyamperin lo ke sini." Nanda pun meninggalkan Lisya.

"Ok."

Di dalam kelas pemantapan Lisya..

"Eh Sya, kamu udah ngerjain MTK kertas UN 4 belum?"

"Belum Rin, emang kenapa?"

"Sekarang di kumpulin loh, apa lagi pelajarannya Bu Erna." Arina pun memanyunkan bibirnya.

Salahkah? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang