(16) Arga Cemburu

25 10 0
                                    

"Mana ya? Kok ngga ada si." Lisya pun berjalan, ia sedang mencari novel yang ia suka di toko buku.

"Kok novel In-" tiba-tiba saja ada suara anak laki-laki yang menyapa Lisya dari belakang.

"Assalamu'alaikum Sya.."

"Wa-Wa'allaikumsallam." Lisya pun membalikkan badannya.

"Loh, Edgar."

Edgar pun tersenyum manis kepada Lisya. "Mau nyari novel?"

"Iya nih." Jawab Lisya.

"Novel apa?"

"Ada deh.. Kepo amat sih." Lisya pun mengeluarkan lidahnya.

"Hm."

"Cuman HM nih?" tanya Lisya.

"Terus apa?" tanya Edgar.

"Kayak Nisa Sabyan aja. Hm.. Hmm.. Mm.." Lisya pun kembali mencari novel yang ia cari.

Edgar pun tertawa kecil, "bisa aja ngeretjeh Sya."

"Iya dong!"

Setelah mendapatkan novel yang di inginkan, Lisya pun berjalan menuju kasir bersama Edgar.

"Gar, lo ngga mau beli buku satu pun?" tanya Lisya. Ia pun menaruh novel yang sudah ia pilih di meja kasir.

"Nggak." Jawab Edgar. Ia pun tersenyum.

"Ih, ni anak. Gak ada kerjaan apa selain senyum?" kata Lisya dalam hati.

"Masalahnya bikin hati gue dag-dig-dug tiba-tiba tau ngga." Kata Lisya.

Hingga Edgar pun mendengar perkataan Lisya, "lo bilang apa tadi, Sya?" tanya Edgar.

Tersadar dengan kata-kata yang keluar dari mulutnya tadi, Lisya pun langsung membungkam mulutnya. "E-engga."

"Ouh. Kirain gue, lo bilang apa tadi." Edgar pun tersenyum kembali. Ia pun menatap Lisya yang sudah selesai membeli novel.

"Em. Gar,"

"Ada apa Sya?"

"E-lo, gak ada kerjaan ya selain senyum?" tanya Lisya, malu-malu.

Lagi-lagi, Edgar pun tersenyum kepada Lisya.

"Tuh kan, senyum lagi."

"Emang kenapa? Bukannya senyum itu ibadah ya?" tanya Edgar.

"Iya sih."

Ketika Lisya berjalan agak jauh, Edgar melihat ada pedagang es krim di sebrang toko buku. Langsung saja, Edgar menghampiri tukang es krim tersebut. "Pak, pesen es krim vanilanya satu. Sama es krim 3 rasanya satu."

"Siap Kak!" Bapak penjual es krim pun, langsung saja membuat es krim pesanan Edgar.

"Loh kok, Edgar ga ada di samping gue ya?" Lisya pun membalikkan badannya. Ia mencari keberadaan Edgar.

Namun setelah di cari-cari, Edgar tidak ada di belakangnya. "Ih, kok dia ninggalin gue ya?!" Lisya pun menghentakkan kakinya ke bumi.

Karena panas, dan pas saja mata Lisya melihat ada kursi tunggu di luar toko sepatu, Lisya pun langsung menghampiri kursi tersebut.

"Mening gue duduk deh." Lisya pun duduk. Ia pun mengambil buku novel yang baru ia beli tadi di toko buku.

"Gue gak sabar banget buat baca novel." Kata Lisya pelan.

Namun tiba-tiba saja, Edgar datang dengan menawarkan es krim 3 tumpuk, dengan warna yang berbeda -beda. "Calisya!"

"Edgar!" Lisya pun kaget.

Salahkah? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang