(29) Lukisan

14 6 0
                                    

"Tugasnya maksa banget sih." Nanda pun menggambar pola, ntah apa yang ia buat di atas kanvas.

"Udah, kerjain aja. Buat nilai uprak juga kan?" Lisya pun membalikan halaman novel yang sedang ia baca.

"Bacot lo."

Lisya pun akhirnya menutup buku novelnya dengan kasar.

"Eh, kok gitu sih?"

"Eh, eh, kok gitu sih? Loh kok marah? Jangan gitu sayang. Jangan gitu sayang.." Nanda pun menjawab pertanyaan Lisya dengan nyanyian.

"Lo kok jadi kek gembel sih Nan?!"

"Nyolot nih?"

"Lo duluan ogeb, yang nyolot duluan!" Lisya pun membuang nafasnya dengan kasar.

"Gua gak akan nyolot duluan, kalau lo yang bikin gua mendidih Sya." Nanda pun memberikan nada yang lebih serius.

"Gue ngelakuin apa emangnya?"

Nanda pun tersenyum miring kepada Lisya. "Ck. Lo bilang, kerjain aja nih tugas. Tapi, gua liat lo nya aja bacaaa mulu kerjaannya."

"Hehe, sorry."

"Emang ogeb." Nanda pun melanjutkan kegiatannya, ia menggambar garis tak jelas.

"Dari pada setres, mening anter gue ke wc yuk?" bisik Lisya.

Nanda pun mengarahkan kepalanya ke arah Lisya, "demen banget lo ke wc?"

"Alesan doang kali, gue haro banget. Mening kita ngelilingin sekolah aja."

"Pinter." Nanda pun berdiri lebih dulu, lalu meminta izin kepada guru SBK.

Lisya pun mengikuti langkah Nanda, "Ibu, saya izin ke air dulu." Sembari membungkukkan badannya.

Bu Ai pun menganggukan kepalanya.

Setelah berada di luar kelas..

"Sya, bentar lagi UN."

"Iya, gue tau." Lisya pun melangkahkan kakinya dengan santai.

"Gue bingung Sya." Keluh Nanda.

"Lo ngomongin itu mulu dari kemarin Nan."

" Gue tau."

"Yaudah, lo mau curhatin kalau lo galau karena belum siap ujian?"

"Iya, gue belum siap banget malah." Nanda pun melangkahkan kakinya dengan sangat berat. Hingga ia pun sedikit tertinggal.

Sadar akan tidak adanya Nanda di sampingnya, Lisya pun memutar badannya. "Lo lama amat-"

"Masya Allah.." Lisya melihat Nanda berada jauh di belakangnya.

Nanda pun mengatakan sesuatu dari kejauhan, "duluan aja!" ia pun melambaikan tangannya.

"Anjir, gak jelas." Lisya pun mengalah, ia menghampiri Nanda yang berada jauh di belakang.

"Ngomong apaan sih?"

"Nyamperin segala lagi."

"Ya lo, ngomongnya gak jelas." Kata Lisya.

"Gue bilang, duluan aja."

"Tiklot, kan kita mau ngelilingin sekula."

"Oh iya! Hehe." Nanda pun menertawakan dirinya sendiri.

Lisya dan Nanda pun melanjutkan langkahnya untuk mengelilingi sekolah, padahal saat itu juga jam kegiatan belajar mengajar atau yang sering di sebut KBM masih berlangsung.

Mereka menyusuri setiap koridor kelas, baik itu koridor kelas 7, 8, bahkan koridor angkatan mereka pun, yaitu koridor kelas 9 tetap mereka jelajahi.

Salahkah? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang