(23) Nathan Kembali

33 7 44
                                    

"kak!" Rasya memanggil nama kakak barunya, Lisya.

"Kak, kak Sya!!" Rasya pun memukul pundak Lisya.

"Astagfirullah!" Lisya pun kaget, karena baru saja di tepuk pundaknya oleh Rasya.

"Kakak ih, aku panggil-panggil kenapa gak nyahut?"

"Maaf."

"Kakak lagi ngelamun ya?"

"Ng-ngga, kok."

"Keliatan banget kakak tuh, lagi ngelamun. Lagian, kakak lagi mikirin apa sih? Sampai aku manggil kakak di anggurin." Rasya pun duduk di kasur Lisya.

"Kakak lagi mikirin tugas Rasya." Lisya pun mengacak-ngacak rambut adik barunya tersebut.

"Oh.."

"Oh doang nih?" tanya Lisya.

"Terus, aku harus jawab apa kak?" tanya Rasya polos.

"Kamu gak mau bilang alesan kamu manggil-manggil kakak tadi tuh apa?" Lisya pun mengambil toples yang isinya adalah coklat putih yang berbentuk bar kecil.

"Aku mau ngomong apa emangnya kak?"

"Kamu lupa?"

"Bentar, aku inget-inget dulu.." Rasya pun memukul kepalanya pelan, dengan menggunakan jari telunjuknya.

"Apa ya kak?" tanya Rasya.

"Loh, kok kamu nanya kakak?" Lisya pun membuka bungkus coklat putih.

"Oh iya!"

"Kak Sya!!" Rasya pun berteriak di dekat Lisya.

"Aduh de, gausah teriak." Kata Lisya, memperingati.

"Ada kakak laki-laki tuh di bawah. Katanya, mau ketemu sama kakak." Rasya pun menuruni kasur milik Lisya, ia pun mengambil coklat putih di dalam toples.

"Hah?"

"Kak Sya, kok jawabnya 'hah' sih?"

"Emang siapa yang dateng de?"

"Laki-laki. Kayaknya, temen kak Sya deh."

"Maksud kakak, namanya."

"Gak tau, Rasya gak nanya-nanya namanya siapa." Rasya pun membuka pintu kamar Lisya.

"Eh, siapa dulu?!"

"Gak tau kak, kakak kebawah aja. Rasya mau nyamperin Bi Inah, mau main di taman." Rasya pun pergi dari hadapan Lisya.

"Siapa?"

Tiba-tiba saja, Rasya kembali masuk ke kamar Lisya. "Kakak!! Aku lupa, ada Bunda juga di ruang tamu. Dahh kak Sya." Ia pun melambaikan tangannya, tanda pergi meninggalkan Lisya di kamar.

"Hati-hati!"

"Iya kak!"

"Ada Bunda segala." Kata Lisya dalam hati.

"Siapa?" Lisya pun turun dari kasurnya. Ia masih saja, memakan coklat putih dalam toples.

Karena penasaran, Lisya pun akhirnya melangkahkan kakinya. Dan ia pun menuruni anak tangga rumahnya, dengan sangat pelan. Supaya, tak terdengar oleh Bunda, dan tamu misterius yang di maksud Rasya.

"Oh, ternyata kamu baru pulang dari sana Nat?" terdengar suara Bunda yang baru berbicara terhadap seseorang di ruang tamu.

"Iya Tan."

Lisya pun melangkahkan kakinya dengan hati-hati. Ia pun menyembunyikan badannya di tihang besar bagian ruang tengah.

"Bunda bilang, 'Nat'. Siapa 'Nat'?" tanya Lisya dalam hati.

Salahkah? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang