Bag 7

2.2K 205 8
                                    

Park Jimin 박 지민
X
Min yoongi 민 윤기

Keesokan harinya peresmian perusahaan cabang berlangsung dengan lancar. Banyak yang memberi beberapa ucapan selamat melalui karangan bunga untuk perusahan ketiga sahabat itu.

Mereka turut senang acara yang mereka tunggu-tunggu berjalan dengan lancar. Namun tidak dengan Yoongi, hati dan perasaannya masih sangat hancur. Sedari tadi Taehyung melirik kearahnya namun dasarnya Yoongi cuek dan dia acuh saja.

Tadi malam Yoongi tidak kembali ke restoran melainkan langsung ke kamar hotelnya membuat Jimin langsung menghampirinya kesana. Namja cantik itu beralasan tak enak badan dan perutnya sangat mual padahal ia menangis sebelum Jimin datang.

"Selamat atas perusahaan cabangmu Jim," ucap Yoongi mengucapkan selamat kepada kekasihnya karena project besarnya benar-benar sudah selesai.

"Semua ini juga atas bantuanmu Yoon," Jimin memeluk Yoongi erat, "terimakasih."

Jimin pun melepaskan pelukaannya karena Yoongi tidak seperti biasanya. Tak ada balasan pelukan untuknya, benar-benar hari ini kekasihnya sangat berbeda.

Hye Soo mendekati Jimin dan ikut mengucapkan selamat juga pada atasannya itu.

"Selamat tuan Park," Jimin hanya membalasnya dengan anggukkan dan senyum khasnya.

"Maaf tuan," Hye Soo mendekati jaraknya pada Jimin, ia membetulkan dasi atasannya yang berantakan didepan Yoongi kekasih atasannya.

"eh- oh, terimakasih nona," balas Jimin.

Tangan kekar Namja itu menarik Yoongi untuk menjauh dari keramaian sana. Namun tidak ada raut wajah cemburu yang ditunjukkan oleh Yoongi. Benar-benar aneh.

"Yoon, kau baik-baik sajakan?" tanyanya.

Yoongi mengangguk, "aku baik-baik saja,"

Namun Jimin menyeritkan dahinya, ia masih tidak percaya kalau kekasihnya baik-baik saja.

"Kau aneh hari ini," ungakap Jimin.

"Aneh kenapa?"

"Bahkan kau tidak cemburu dengan Hye Soo yang membenarkan dasiku,"

Kata siapa Yoongi tidak cemburu, ia menahan rasa itu dan seolah acuh. Yoongi hanya tidak mau Jiminya menaruh harapan lebih padanya lagi. Lahan perlahan ia akan meninggalkan Namja bermarga Park itu.

"Untuk apa aku cemburu," balas yoongi dengan santai dan terdengar tidak perduli dengan Jimin.

"Yoon, kau kenapa seperti ini, jangan membuat aku bingung dengan sifatmu yang aneh. Seharusnya kau cemburu, tapi kenapa sekarang tidak--"

"Sudah lah Jim, jangan merusak suasana kebahagiaan ini, temui rekan bisnismu," Yoongi memilih untuk meninggalkan Jimin yang masih mematung disana dengan perasaan yang tidak baik-baik saja.

Rasanya Jimin ingin menangis ditempat itu juga namun ia menahan itu semua. Katakan saja Jimin lemah dengan cinta, karena jika sudah bermain dengan perasaan ia bisa saja menangis.

Yoongi memilih untuk menuju ke sebuah taman yang berada didekat sana. Dirinya duduk disebuah kursi taman dengan perasaan yang cukup sedih. Ia menyakiti kekasihnya sendiri dengan kata-kata yang seolah tidak memperdulikannya lagi.

Deruan angin sejuk negeri sakura itu membuat dirinya sedikit tenang walaupun kegelisaan terus saja menghantuinya. Apa alasan untuk meninggalkan kekasihnya hal yang benar atau salah. Jujur saja Yoongi masih ragu.

"Yoongi-ssi.."

Namja pemilik nama itu menolah kearah seorang Yeoja yang tengah berdiri disampingnya. Hye Soo memilih untuk duduk disamping Namja berwajah datar itu. Ia mendengar perdebatan antara Yoongi dan Jimin tadi, sehingga Hye Soo memilih untuk membuntuti kemana perginya Yoongi.

"Ada apa, kenapa kau kesini?"

"Aku kebetulan kesini juga," balasnya.

"Kebetulan atau membuntutiku," Yoongi memang tau kalau dirinya seperti sedang diikuti seseorang namun bukan kekasihnya melainkan Yeoja itu, "aku juga tau kau menguping pembicaraanku dengan Jimin kan?"

Hye Soo terdiam.

"Aku sudah memberimu jarak untuk mendekati Jimin, manfaatkan situasi itu Hye Soo. Lakukan dengan cara yang baik dan tidak curang," jelasnya.

"Apa kau yakin untuk melepas Jimin, Yoon?"

Kini giliran Yoongi yang terdiam. Hatinya selalu berubah-ubah untuk mengambil sebuah keputusan. Ia bingung dengan dirinya sendiri yang bersikap egois yang mementingkan hatinya sendiri.

"Y-ya a-aku yakin kok," balasnya.

Hye soo tersenyum, "jawabanmu saja membuatku tak yakin," yeoja itu bangkit dari tempat duduknya, "aku tidak akan merebut Jimin darimu, dia sangat mencintaimu Yoon. Aku cukup tahu diri siapa diriku,"

"Bukannya kau gencar untuk merebut Jimin, mengapa sekarang kau menyerah Hye soo?"

"Sepertinya aku tidak cocok bersanding dengan atasanku, kalau lah namja beruntung mendapatkannya. Jaga dia Yoon, Jimin yang terbaik," setelah mengucapkan beberapa kalimat itu Hye soo langsung pergi dari hadapannya.

💜💜

Pasti semua bertanya-tanya mengapa Hye Soo menyerah untuk mendapatkan hati Jimin. Saat makan malam selesai, Namja imut alias istri dari Kim Taehyung menyeret Yeoja itu kesebuah lorong hotel tanpa diketahui oleh siapapun.

Siapa yang tidak mengenal Jeon Jungkook yang kini berganti marga menjadi Kim Jungkook istri dari CEO tempat Yeoja itu berkerja. Wajahnya memang terlihat Imut namun dibalik itu semua Jungkook paling bisa menyakiti seseorang dengan perkataannya yang pedas.

Hye Soo yang dibawa ke sebuah lorong hanya bisa mengikuti Jungkook akan membawa kemana darinya pergi.

"Apa ucapanmu pas makan malam tadi? Aku mendengar semuanya jadi jelaskan padaku sedetailnya?" tanya Jungkook.

Jika Jungkoom sudah marah seperti itu, Hye Soo hanya bisa menjawab semua pertanyaannya dengan jujur tanpa ditutup-tutupi.

"Aku menyukai Tuan Park," Jungkook yang mendengarnya hanya terkekeh remeh terhadap Yeoja itu, "bahkan Yoongi menyuruhku untuk mendekatinya,"

Jungkook melipat kedua tangannya didada. Apa? Yoongi menyuruh seseorang untuk mendekati kekasihnya sendiri, dia benar-benar tidak waras.

"Aku tidak percaya,"

"Saat dikantor Yoongi mendatangi ruanganku dan dia bertanya apakah aku mencintai kekasihnya, aku jawab 'iya' dan dia menyuruhku untuk mendekatinya," ujar Yeoja itu dengan jujur membuat Jungkook mempercayai ucapannya.

"Lalu kau masih tetap ingin mendekati Jimin?"

Hye Soo diam ragu untuk menjawabnya.

"Kalau kau masih melangkah maju untuk mendekati Jimin, kau akan berhadapan denganku. Seharusnya kau sadar diri, kau pengganggu dan sekalipun tetap penganggu. Tidak ada penggangu yang mendapatkan kebahagiaan, ingat itu!"

Ucapan Jungkook memang kelewatan pedas. Membuat hati Hye Soo seperti teriris pisau panas. Ia tidak ingin dicap sebagai penganggu. Terimakasih lah oleh Jungkook yang sudah menyadarkan dirinya dari kebutaan cintanya dengan atasannya sendiri.[]

😎

Gak nyambung ya?! Kurang ngefeel 😂
Sebisa mungkin update 2-3 hari, itu juga diusahaiin.

Thanks for support buat cocacolla💜😎😎

Destiny • MinYoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang