Mendekati Ending~
Baru mendekati yawww~~
Jiyoon tertidur digendongan Jimin dan sebelah tangannya pun mendorong koper milik Yoongi. Ya, mereka memutuskan untuk pindah tengah malam karena menurut Jimin itu waktu yang tepat untuk meninggalkan flat Yoongi secara diam-diam.Pintu lift terbuka, Jimin dan Yoongi pun segera keluar dari sana. Namja Min itu sedari tadi kagum dengan keindahan Apartemen yang Jimin beli.
"Ini sangat mewah sekali Jim," tak henti-hentinya Yoongi mengaggumi tempat itu, membuat namja yang berjalan disebelahnya hanya menggelengkan kepala sambil terkekeh.
Mereka berhenti disebuah pintu bernomer 1309, Jimin pun membuka pintunya mempersilahkan Yoongi masuk terlebih dahulu.
"Jim, bukankah ini terlalu besar?" Yoongi menengok kearah Jimin.
"Ini bagiku terlalu sempit, sepertinya aku akan membeli Apartemen baru lagi."
Yoongi memukul pundaknya, "kau terlalu boros Jim, untuk apa membeli banyak Apartemen kalau kau jarang mengunjunginya."
"Disana untuk tempatku mengumpat sayang." ucap Jimin. "sudahlah, aku akan menidurkan Jiyoon dikamarnya."
"Aku akan tidur bersama Jiyoon." namun Jimin menggelengkan kepalanya. "Kau tidur bersamaku Yoongi." ucapnya.
"Ih, tidak mau." Bantah Yoongi.
"Harus! Kau harus mau, aku melewatkan banyak cerita tentangmu. Masuklah kedalam kamar bertuliskan JYG, itu akan menjadi kamar kita."
"Seterahmu, Park!" Yoongi menyeret kopernya lalu menuju ke kamar yang Jimin sudah tunjukkan. Sedangkan park Jimin hanya menggelengkan kepalanya saja melihat kelakuaan Yoongi yang tidak berubah dari dahulu.
"Kau tau Jiyoon, Appamu ini sangat menyayangi Eommamu selalu." Jimin pun berjalan menuju kearah kamar Anaknya. Merebahkan tubuh mungil itu diatas ranjang King Size. Ia pun mengecup kening Jiyoon, lalu menarik selimut menutupi tubuh Jiyoon.
---
Yoongi tengah merebahkan diri diatas rajang, tidak lama kemudian Jimin datang lalu menutup pintunya. Rasanya Jimin ingin sekali menerkam namja itu sekarang juga, namun keinginannya ia harus urungi lantaran tidak ingin membuat Yoonginya marah.
Namja Park itu pun ikut merebahkan tubuhnya disamping Yoongi. "Aku melewatkan banyak cerita." ucapnya.
Yoongi menghadap kearah Jimin. "ini sudah malam dan tidurlah. Besok kau harus bekerja Jim."
"Ada yang ingin aku tanyakan padamu Yoon?"
"Apa?" balasnya.
"Apakah ada Namja yang mendekatimu?" tanya Jimin lagi.
Yoongi menatap Jimin dengan senyum mengembang diwajahnya, "tidak ada. bahkan kau saja tidak mau pergi dari fikiranku, walaupun semua tentangmu sudah ku coba untuk lupakan."
"Makasih sudah menungguku, jimin." lanjutnya. Yoongi pun mendekati Jimin dan mencium bibirnya sekilas. Ia berterimakasih pada takdir yang membuatnya bertemu kembali dengan orang yang paling Yoongi sayang.
---
Jiyoon keluar dari kelasnya dengan terburu-buru karena seorang guru bilang padanya kalau ia tengah ditunggu oleh seorang Namja yang mengaku sebagai teman kerja Eommanya. Ia pun berjalan mendekati Namja itu, tanpa Jiyoon sadari Junghyung mengikutinya dengan mengendap-endap.
"Uncle Hoseok." pekiknya.
Namja itu pun langsung memutar badannya menghadap anak kecil itu. "Jiyoon, Eommamu masuk rumah sakit!"
Apa Eommanya masuk rumah sakit? Perasaan tadi pagi ia melihat Eommanya baik-baik saja, mengapa tiba-tiba Eommanya masuk rumah sakit.
"A-apa b-benar uncle?" tanyanya memastikan kembali.
"Uncle menjemputmu karena Eommamu yang minta. Sekarang ikut uncle ya, gurumu sudah mengijinkanku."
"Tasku ada didalam kelas."
"Sudah masalah tasmu nanti biar Uncle urus, sekarang ayo kita temui eommamu." Hoseok pun menggandeng tangan Jiyoon, namun baru beberapa langkah sebuah suara menghentikan langkah mereka.
"Junghyung ikut..."
Seorang bocah berlari kearah mereka dengan terburu-buru. Sedangkan Hoseok berdecak sebal lantaran bocah kecil yang ia tidak tau namanya merengek minta ikut.
"Kau siapa? Sana belajar saja." usir Hoseok membuat Junghyung memanyunkan bibirnya.
"Mama Yoonie juga mama Junghyung, jadi Junghyung ikut.." rengeknya namun dibalas oleh gelengan kepala Hoseok. "Kau tetap disini, lagi juga kau anak siapa sih menyebalkan sekali."
Hoseok pun menggendong Jiyoon, meladeni Junghyung sama saja menghabiskan waktunya dengan sia-sia.
Ia pun segera meninggalkan tempat itu tidak memperdulikan Junghyung yang tengah menangis kejar disana.Hoseok pun memasukkan Jiyoon kedalam mobilnya. Anak itu hanya bisa diam saja, terlebih ia bingung mengapa harus Hoseok yang menjemputkan bukan Appanya.
••
Pasangan suami istri itu berjalan tergesah-gesah menuju ruangan kepala sekolah, dimana sang Anak berada disana. Jungkook yang tadinya berada dibutiknya memilih untuk menelepon Taehyung agar suaminya menjemputnya.
Setengah jam yang lalu, Jungkook mendapatkan kabar dari sekolah kalau Junghyung menangis tak henti-hentinya membuat pihak sekolah kebingungan dan akhirnya memilih untuk menelepon orangtuanya. Sudah beberapa guru mencoba membujuk Junghyung untuk menghentikan tangisnya dan bercerita siapa yang membuatnya nangis seperti ini. Namun tidak ada salah satu dari mereka yang berhasil mencari tahu penyebab bocah kecil itu nangis.
Jungkook pun langsung masuk kedalam ruang kepala sekolah tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu diikuti Taehyung dari belakang. Sebagai seorang ibu pun, Jungkook langsung memeluk buah hatinya.
"Junghyung berhentilah menangis," Jungkook mengusap dada belakang anaknya, "ceritakan pada mommy, ada apa?" tanyanya dengan pelan.
Junghyung pun melepas pelukannya, dan jungkook pun mengusap sisa air mata Junghyung.
"Uncle kuda Hiks--"
"Siapa itu baby, Uncle kuda?" Taehyung pun berjalan mendekati sang anak.
Bocah kecil mengemaskan itu mengangguk.
"Jung-ie tidak tau, katanya mama yoonie masuk rumah sakit." Junghyung pun menangis kembali. Jungkook pun melirik kearah Taehyung. Suaminya pun peka lalu mengambil benda pipih didalam saku celananya.
Taehyung pun langsung keluar dari ruangan itu. Ia segera menelepon sahabatnya yang kebetulan tidak berkerja hari ini. Panggilan pun tersambung, tak lama kemudian orang yang berada diseberang sana menjawab panggilannya.
"Jim, yoongi sakit?" tak perlu berbasa basi, Taehyung pun langsung to the poin padanya.
"Apa sih kau tae, yoongi sedang berada didapur sedang memasak."
Deg.
Feeling Taehyung sudah tidak enak sejak Buah hatinya menyebut 'Uncle kuda', karena setaunya yang wajahnya mirip kuda hanya Jung Hoseok.
"BAHAYA!"
"Bisa tidak jangan berteriak ditelingaku."
"Jung Hoseok, anakmu berada dengannya. Ia bilang bahwa yoongi masuk rumah sakit, dan anakmu dibawa dengannya. Kita sudah tidak punya waktu banyak Jim, gerakanlah seluruh anak buahmu."
----
Akhirnya setelah sekian lama baru diup.
Maaf ya Hiat gak bilang-bilang kalian. 😂
Pokoknya makasih untuk kalian yang baca cerita ini sampai sekarang.💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny • MinYoon
Fanfictionseberapa pun Yoongi menghindar tetap saja kalau Jimin adalah Takdirnyanya. MinYoon Line. BxB BL Jimin ! Seme. Yoongi ! uke. Rank 🔥 #2 Yoongiuke (170619) #35 jiminseme (220719) #38 bxb (280719) #18 jiminseme (241019) #1 yoonmin (081119) #14 jimin...