Bab 19

2.1K 192 13
                                    

Maaf ya baru dilanjut :")

  Dua bulan lamanya Yoongi berkerja di restoran milik Hoseok. Jujur saja memang pekerjaannya enak, namun tidak dengan mulut teman-teman kerjannya yang kurang ajar padanya.

Bagaimana tidak? Dirinya digosipkan menjalin kasih dengan atasannya dan rela menyerahkan tubuhnya untuk Hoseok. Jelas saja itu tidak benar dan membuat Yoongi sangat muak sekali.

Seperti sekarang ini, Yoongi tengah memindahkan piring kotor ke tempat cuci piring namun dua teman lainnya tengah membicarainya.

"Jelas saja Tuan Hoseok terpersona dengannya, dia saja memberikan tubuhnya secara cuma-cuma."

Mendengar ucapan tidak benar tentangnya membuat Yoongi sangat marah. Ia seperti di cap tak memiliki harga diri disana.

"Aku juga curiga dengannya, Hoseok terus memanggil Yoongi keruangannya pasti, kau pahamlah apa yang aku maksud."

Yoongi berbalik arah berjalan mendekati kedua temannya yang tengah bergosip tentangnya. Ketika yoongi mendekatinya keduanya langsung terdiam melihat wajah Namja cantik itu memerah akibat menahan emosinya.

"Kenapa tidak dilanjutkan?" Yoongi melirik kedua Yeoja yang usianya lebih muda darinya.

"Kenapa diam saja?" ia melipat kedua tangannya didada. "bukankah tadi asik membicaraiku."

"Y-ya, kita membicaraimu," ucapnya dengan nada sedikit ketakutan. "memang benarkan, k-kau--"

"Yang kau ucapkan tentang aku dan Hoseok tidak benar. Kau harus tau, Hoseok memanggilku lantaran meminta bantuan untuk kemajuan restoran ini bukan memberi tubuhku padanya."

Yoongi tidak mau saja memakai kekerasan jika ucapan saja bisa membuat mereka diam. Ia pun langsung berbalik meninggalkan kedua yeoja yang tengah terdiam itu lebih baik Yoongi menyelesaikan pekerjaannya yang sempat tertunda.

---

"yoon, ayo mainlah kerumahku disana banyak sekali mainan." Junghyung mengajak Jiyoon untuk mengunjungi rumahnya. Namun Jiyoon menggelengkan kepalanya menolak ajakan Junghyung.

"Ayolah Jiyoon," namja kecil cantik itu memanyunkan bibirnya dan terus membujuk sahabatnya.

"Aku belum bilang pada Eommaku."

"Tidak apa-apa nanti kau bisa meneleponnya atau Appaku yang akan mengantarkanmu pulang."

Melihat Junghyung yang terus memohon membuat dirinya tidak tega. Akhirnya Jiyoon menganggukkan kepalanya membuat Junghyung tersenyum kembali.

Seseorang baru saja keluar dari mobil milik sang Appa dengan menggunakan kacamata hitam yang bertengger dihidungnya menghampiri kedua bocah itu.

"Uncle Chim yang menjemputku, yey." ucap Junghyung dengan senang.

Ya, Jimin sudah bisa berjalan normal kembali karena terapi rutinnya. Awalnya Taehyung melarang Jimin untuk menggunakan mobilnya namun dengan keras kepala Jimin memaksa sahabatnya itu agar menuruti kemauannya.

"Hai, sayang." Jimin mengacak-acak surai milik Junghyung. "Hari ini Appamu tidak bisa jemput, jadi tidak apa-apakan kalau Uncle yang jemput."

Destiny • MinYoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang