Bag 8

2.3K 208 3
                                    

Diusahakan buat update cepet.
Semoga ngefeel
.
.
.
.

Di follow dan vote oke
💜

.
.
.
.

Malam harinya mereka merayakan keberhasilan pembukaan cabang. Namjoon mengajak teman-temannya untuk merayakannya di Bar yang berada di Hotel itu. Semuanya ikut, kecuali Yoongi yang memilih tetap diam didalam kamarnya dan menjaga Namjin.

Lebih baik ia berdiam diri disana dari pada ikut ke tempat yang Yoongi tidak suka. Jin memang sengaja menyitipkan Namjin pada Yoongi karena ia tau mau dipaksa pun Namja cantik itu tidak akan ikut.

Bocah itu tengah bergelut diatas kasur memainkan selimut putih tebal itu sedangkan Yoongi sedang sibuk memainkan handphonenya sambil melirik sekilas kearah Namjin.

"Anty.. Antyy.. Njin lapal.."

Namjin menarik ujung bahu Yoongi. Perut bocah itu sedari tadi berbunyi walaupun sang mama sudah memberikannya makanan sebelum menitipkannya.

"Memangnya kau belum makan?" tanya Yoongi sambil menaruh benda tipis itu diata nakas yang berada disebelah kasurnya.

"uda api asih lapal.." Namjin memanyunyakn bibirnya sambil memegang perut buncitnya.

Yoongi diam sejenak, ia tidak mungkin menuju ke Bar dan masuk kedalam sana. Yoongi pun bangkit dan merentangkan tangannya siap-siap untuk menggendong tubuh mungilnya.

Kini Yoongi tengah menggendong Namjin menuju kesebuah market yang berada diseberang hotel yang ditempatinya. Mereka berdua pun masuk kedalam sana dan Bocah itu merengek minta diturunkan Yoongi pun menurutinya.

Kaki kecilnya berjalan disekitaran tempat biskuit, Yoongi yang berada dibelakangnya hanya tersenyum sendiri saja lantaran gemas melihat tingkah Namjin.

Namjin mengambil sebuah biskuit berkemasan merah favoritnya lalu ia menyodorkan makanan itu pada Yoongi.

"Ada lagi?" tanya Yoongi padannya.

"Mawu cucu pisang,"

Yoongi menggelengkan kepalanya, ia melarang Namjin meminum minuman itu karena Bocah itu pernah masuk rumah sakit karena ususnya belum kuat untuk meminum-minuman itu. Dari pada Yoongi kena masalah dengn Seokjin lebih baik ia cari aman.

"Tidak boleh, nanti kau mau masuk rumah sakit lagi nanti tanganmu di tusuk jarum?"

Namjin menggelengkan kepalanya dan matanya pun berkaca-kaca.

"Seorang namja tidak boleh menangis," Yoongi pun menyetarakan tubuhnya dengan Namjin, "kalau dengn coklat mau?" tawarnya.

"Mawu," bukannya memilih pergi menuju rak coklat, Namjin malah memeluk Yoongi dengn erat, "makacih anty, boyeh Njin sebut anty mama?" bocah itu melepas pelukannya dan menatap Yoongi dengan mata berbinar.

Yoongi mengangguk, "boleh, Namjin boleh menyebutku sebagai mama," balasnya.

"Yey, njin puna mama duwa.." ucapnya dengan bahagia sambil mengacungkan dua jari kecilnya.

"Sekarang ayo kita ambil coklat," Yoongi pun berjalan sambil menggandeng tangan mungil Bocah itu menuju kesebuah rak berisikan berbagai macam coklat.

---

Tiga bahkan empat gelas sudah Jimin minum dan sekarang ditangannya sudah gelas kelima. Taehyung yang melihat sahabatnya sudah mabuk berat itu sudah melarangnya, namun Jimin masih kekeh untuk meminumnya lagi.

Destiny • MinYoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang