Moga ngefeel yak!
Sudah lima belas menit Jimin berdiri didepan pintu rumah Min Yoongi. Ia beberapa kali menekan bel rumah itu, namun tidak ada satu orang pun yang membukakan pintu untuknya. Jimin juga menelepon mantan kekasihnya itu namun tidak bisa dihubungi juga.
Seorang Namja paru baya menyentuh pundak Jimin membuatnya langsung menoleh kearahnya.
"Bukankah kau kekasih Yoongi?"
Jimin menganggukkan kepalanya.
"Kau tidak tau kalau Yoongi dan Eommanya pindah,"
Yoongi pindah, mengapa Jimin tidak mengetahuinya. Memang benar kalau Namja cantik itu ingin meninggalkannya dalam artinya menjauh dari dirinya.
"A-aku baru tau Ajhussi," ucap Jimin dengan sopan, "apa Ajhussi tau Yoongi dan keluarganya pindah kemana?"
"Memangnya Yoongi tidak memberitahumu sebelum mereka pindah," Jimin menggelengkan kepalanya lagi, "maaf sekali anak muda, aku tidak tau mereka pindah kemana karena mereka pergi saat malam hari," jelasnya.
"Terimakasih telah memberitahuku Ajhussi,"
Namja parubaya itu menganggukan kepalanya serta memberikan senyum khasnya.
"aku pamit untuk kembali ke kantor," Jimin menunduk hormat lalu pergi kembali menuju kantornya.
Dirinya tidak bisa diam begitu saja. Yoongi benar-benar menghindar darinya, walaupun Namja cantik itu menghindarinya Jimin harus tahu dimana mantan kekasihnya berada.
---
Yoongi gusar diatas kasurnya, menutup dan membuka selimut yang menutupi dirinya. Ia tidak bisa tertidur padahal jam sudah menunjukan pukul tengah malam dan yang membuat dirinya aneh yaitu: Yoongi merindukan Park Jimin.
Sepertinya ini bukan keinginanya tetapi keinginan dari bayi yang ada diperutnya. Yoongi sudah berusaha untuk meyakini bayi dalam perutnya untuk tidak meminta yang aneh-aneh.
"Jangan menginginkan orang itu sayang," Yoongi mengelus perutnya yang masih rata itu, "lebih baik kau minta yang lain, tapi jangan dia," jelasnya.
Yoongi merubah posisinya menjadi bersandar pada kasur. Tangannya meraih benda pipih yang tergeletak diatas meja. Baiklah, jika foto bisa menghilangkan rasa rindunya Yoongi akan turuti.
Ia membuka galeri dimana hanya ada satu foto Jimin disana, karena Yoongi tidak terlalu menyukai banyak gambar di handphonenya bahkan foto dirinya pun bisa dibilang hanya seberapa saja. Palingan handphone Jimin yang banyak foto dirinya yang diambil diam-diam oleh Namja itu.
"Sudah ya, jangan meminta apapun lagi menyangkut dia. Aku sudah membencinya,"
Jemari Yoongi menekan ikon tempat sampah. Buat apa ia menyimpan foto Jimin lagi, menyimpannya sama saja ia harus mengingat namja itu lagi dan lagi. Yoongi harus benar-benar melupakan Jimin dihati, pikiran dan kehidupannya. Mungkin.
---
Taehyung melirik kearah alroji yang melingkar dipergelangan tangannya. Sudah tengah malam, dirinya masih menemani Jimin di club. Ya, sehabis pulang dari rumah Yoongi, Jimin langsung menangis didalam ruangannya dan sebagai sahabat terbaiknya Taehyung menenanginya sekaligus bertanya mengapa Jimin seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny • MinYoon
Fanfictionseberapa pun Yoongi menghindar tetap saja kalau Jimin adalah Takdirnyanya. MinYoon Line. BxB BL Jimin ! Seme. Yoongi ! uke. Rank 🔥 #2 Yoongiuke (170619) #35 jiminseme (220719) #38 bxb (280719) #18 jiminseme (241019) #1 yoonmin (081119) #14 jimin...