Bag 9

2.3K 206 2
                                    

Lanjut yorobunnn~~

Sorry baru update setelah UTS.

💜

  Matahari mulai memasuki sela-sela jendela kamar hotel yang ditempati olehnya. Namja bermarga min itu mengerapkan kedua matanya merasakan sensasi sakit pada tubuhnya terlebih pada Hole-nya.

Tadi malam Park Jimin menyentuhnya bahkan sampai ke Inti yang kekasihnya pernah berjanji tidak akan melakukan hubungan intim sebelum menikah namun takdir berkata lain, kemarin malam Jimin meng-klaim dirinya.

Jimin melakukan hal itu setengah sadar. Memaksa Yoongi bahkan memukulnya hingga Namja cantik itu mau menuruti kemauannya. Kekasihnya itu bagaikan kesetanan dan Yoongi sangat takut dengannya.

Yoongi mencengkram erat selimut tebal itu menutupi tubuh polosnya tanpa sehelai benang pun. Air matanya tiba-tiba saja lolos membasahi pipi mulusnya. Ketakutan itu terus melanda dihati seorang Min Yoongi, Jimin baru jadi pacar saja sudah berani memukulnya apalagi jika mereka menikah nanti (?).

"Yoon.." gumam Jimin sambil mengerapkan matanya melihat kekasihnya tengah menangis dalam diam.

Jimin pun langsung mengubah posisinya menyender pada kasur. Sungguh ia setengah mengingat kejadian tadi malam yang membuat mereka berakhir tanpa sehelai benang pun.

"Yoon.."

Panggilan kedua pun tak digubris oleh Yoong yang lebih memilih membuang pandangannya dari Jimin.

"Yoon, maafkan aku," lirihan Namja itu dapat didengar oleh Yoongi namun ia seolah tak mendengarnya.

"Aku mengikari janji kita Yoon, aku minta maaf."

Jimin mencengkram rambutnya dengan keras dan menangis hingga wajahnya memerah.

"Kita berakhir saja Jim,"

Ucapan Yoongi membuat Jimin menangis. Katakan lah Jimin cengeng, memang ia paling lemah jika berhadapan dengan Yoongi. Apalagi saat kata-kata yang Yoongi keluarkan tadi, itu sangat menyakitkan untuknya.

"Yoon, aku akan tanggung jawab, maka dari itu ayo kita menikah," ucap Jimin pada Yoongi memintanya agar ia mau menerima lamarnya yang sekian kalinya ditolak.

"Aku tidak mau menikah denganmu Park Jimin," Yoongi pun bangkut dari tempat tidurnya tak perduli ketika ia berdiri merasakan nyeri dibagian Hole-nya, "aku tidak suka dengan orang yang mengikar janji, aku membencimu Park."

Yoongi pun pergi meninggalkan Jimin yang tengah menangis. Yoongi membencinya sekarang karena dirinya menghianati janji yang kekasihnya buat sendiri.

Namja cantik itu keluar dari kamar mandi dengan baju lengkap. Hari ini ia memutuskan untuk pulang ke korea, tidak perduli teman-temannya marah karena ia meninggalkan liburannya.

Jimin bangkit dan berjalan mendekati Yoongi memeluknya dari belakang. Namja bermarga Min itu hanya terdiam saja saat Jimin memeluknya.

"Maafkan aku Yoon, aku menyesal melakukan itu. Andaikan tidak mabuk, pasti hal seperti ini tidak akan terjadi," Jimin menaruh kepalanya di pundak Yoongi, buliran bening itu masih terus keluar dari mata Jimin. "seterah kau mau membenciku, tapi jangan putuskan hubungan kita," mohonnya.

Yoongi memejamkan matanya sejenak dan melepas tangan Jimin yang melingkar pada perutnya.

"Sudah aku mau pulang," ucapnya.

"Yoon, kita masih punya dua hari disini. Jangan pulang!" cegah Jimin.

"Hanya aku yang pulang bukan kita,"

"Yoon bagaimana dengan yang lain?" tanya Jimin.

"Bilang saja aku ada urusan mendadak, maka dari itu kau tetap disini dan merenungkan kesalahanmu," tangan Yoongi sudah memegang kopernya dan melangkah menjauh dari Jimin.

Jimin pun tidak bisa melarang Yoongi lagi, kalau ditahan pun Namja cantik itu akan tambah marah padanya lagi. Ketika Yoongi keluar dari kamarnya, ia disambut oleh kedatangan Taehyung yang berdiri didepan pintunya.

"Kau mau kemana Yoon?" tanya Taehyung dengan wajah khasnya seperti orang baru bangun tidur.

"Aku ada urusan mendadak, titip Jimin!"

Yoongi pun langsung meninggalkan tempat itu sambil menyeret kopernya. Taehyung pun hanya bisa menatapnya dari kejauhan seperti ada yang berbeda dengan cara berjalan seorang Min Yoongi.

Taehyung pun mendorong pintu kamar Jimin masuk kedalamnya. Sahabatnya itu tengah terbaring sambil menutupi seluruh tubuhnya dengan menggunakan selimut tebal itu. Taehyung juga mendengar isakan tangis dari Jimin.

"Jim.." panggil Taehyung yang duduk disisi kasur.

"Apa.. Hiks.. Mau apa?" tanya balik Jimin yang masih menutup dirinya menggunakan selimut.

"Kau bertengkar?"

"Kau sudah tau jawabannya Tae," Jimin pun membuka selimut itu menunjukkan wajahnya yang masih menangis, "dari kemarin sikap Yoongi berubah, aku bingung Tae."

"Semalam aku mabuk, aku melakukan hal yang terduga kepadanya," lanjut Jimin.

"Maksudmu?" tanya Taehyung.

"Aku merusak apa yang Yoongi jaga," balasan Jimin membuat Taehyung terkejut. Jimin berhasil menyentuh Namja cantik itu, haruskan Taehyung senang atau melainkan sedih.

"Dia kekasihmu, bukankah dia akan menjadi c-calon istrimu?"

"Aku sudah bilang, aku akan bertanggung jawab namun Yoongi tidak mau menikah denganku, alasannya karena aku mengikar janji,"

Taehyung terdiam. Haruskah ia diam dan tidak memberitahu alasan sebenarnya Yoongi tidak mau menikah atau memberitahu saja. Jelas Taehyung dilema setengah mati.

---

Dilanjut yak, tapi maaf kalo dikit.

Terimakasih buat para pembaca yang menyempatkan untuk mampir ke lapak abal ini :') #terherojadinya

Oiya, cerita ini gak jadi cuma beberapa part aja, karena peminat bacanya lebih banyak dari pada cerita sebelumnya. Juyung, memutuskan untuk memperpanjang cerita ini.

Part selanjutnya juga akan di Private 😎.

Makasih💜

Destiny • MinYoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang