Bab 25

2.4K 200 6
                                    

  Sungguh Jimin tidak percaya bisa bertemu dengan Yoongi. Buru-buru ia mematikan kran air, dan mengeringkan tangannya lalu mendekati kearah Yoongi.

Bangunkan Jimin jika ini mimpi namun apa yang dirasakannya sekarang nyata. Orang yang sangat ia sayang berdiri tepat dihadapannya.

"K-Kau Min Yoongikan?" tanyanya tak percaya. Lalu namja bermarga park itu langsung memeluk Yoongi dengan erat sekali.

Ingin sekali Yoongi membalas pelukannya namun egonya kuat agar tidak membalasnya. Bagaimana pun juga ia harus pergi menjauh dari Jimin lagi agar hidupnya begitupun Jiyoon damai.

"Jim--" Yoongi melepas pelukkan Jimin, ia hanya tidak mau dua bocah didepan sana melihat mereka berdua tengah berpelukkan. "aku mohon setelah ini, kau tidak usah mencariku lagi."

"Yoon, kita baru bertemu. Ada banyak yang ingin aku tanyakan padamu."

"Apa?"

"Apa kau sudah menikah dan Jiyoon adalah anakmu?"

Pertanyaan itu membuat Yoongi diam sejenak. Harus kah ia memberitahu, atau menutupi semuanya lagi. Yoongi tidak mungkin mengatakan langsung bahwa Jiyoon adalah anak Jimin, bisa-bisa Namja bermarga Park itu tidak percaya.

"Apapun tentang Jiyoon tidak penting untukmu park!"

"Tapi jelas penting untuk--"

"Eomma dan Uncle sedang apa?" Jiyoon terbangun dari tidurnya karena mendengar sebuah percakapan dari arah dapur.

Jimin dan Yoongi pun menengok kearah bocah itu dan menghentikan perdebatannya. Bocah dengan tampang mengantuk itu pun berjalan mendekati keduanya.

"Eomma dan Uncle sudah kenal ya?"

Yoongi pun hanya bisa tersenyum. "Uncle ini temen lama Eomma."

"Bukan hanya teman--" sebelum Jimin melanjutkan kata-katanya, Yoongi terlebih dahulu memukul pundak Jimin. Ia hanya tidak mau saja kalau Jimin berbicara aneh-aneh di depan anaknya. "Aish, kenapa aku dipukul."

"Iya Eomma, kenapa Uncle dipukul." Bela Jiyoon.

"Sudah-sudah, Jiyoon kembali lah kedepan temani Junghyung. Eomma ingin berbicara dengannya."

Jiyoon sebagai anak penurut pun menganggukkan kepalanya dan pergi meninggalkan tempat itu.

"Aku baru ingat."

Yoongi menoleh kearahnya, "ingat apa?"

"Junghyung pernah memarahiku karena menanyakan tentang Appa pada Jiyoon. Apa benar Jiyoon tidak memiliki Appa?"

Appanya kau bodoh! Ingin sekali Yoongi berteriak kata-kata itu, namun sayang hanya bisa tertahan di hatinya saja.

"Bukan urusanmu." balas Yoongi dengan dingin.

"Jelas ini menjadi urusanku Min Yoongi, aku merasa Jiyoon seperti anakku."

Jika Jimin merasakan Jiyoon anaknya memang benar itu semua. Tapi Yoongi benar-benar harus pergi dari hidupnya lagi, ia hanya tidak ingin Hoseok mencelakai buah hatinya.

"Yoon, jawab aku, benarkan."

Yoongi mendongak kearah Jimin dengan mata yang berkaca-kaca. "Lalu kalau memang benar Jiyoon anakmu, kau mau apa?" ucapnya penuh penekanan.

"Yoon--"

"Aku minta kau menjauhi dia, aku hanya tidak mau Jiyoon juga ikut masuk kedalam masalahmu dengan Namja licik itu." tangis Yoongi pecah.

"Maksudmu Hoseok?"

Yoongi mengangguk dan menghapus air matanya yang mengalir dipipi.

"Hoseok tau aku Jim. Maka dari itu aku ingin pergi lagi."

Destiny • MinYoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang