Bag 16

2.2K 180 5
                                    

Lanjut gaes 😎

Namja itu lari terburu-buru melintasi koridor rumah sakit. Saking bahagia dirinya mendapatkan kabar bahwa istrinya melahirkan buah hatinya, Taehyung langsung pulang ke korea dengan menggunakan pesawat pribadi yang ia pesan.

Jimin memberi kabar padanya bahwa Jungkook melahirkan anak laki-laki yang sangat cantik persis sekali dengan sang istri. Taehyung pun mendorong pintu ruangan dimana Jungkook sudah dipindahkan disana.

Terlihat sang istri yang tengah menggendong anaknya. Taehyung pun tersenyum lalu mendekati kearahnya.

"Kookie, terimakasih." Taehyung mengecup kening Jungkook lembut. Membuat Namja yang tengah menggendong buah hatinya tersenyum dengan hangat.

"Hai baby," jemari Taehyung mengelus pipi gembil milik anaknya. Ia sangat amat bahagia buah hantinya telah terlahir didunia, "Sudah diberi nama?" tanyanya.

Jungkook menggelengkan kepalanya, "belum sayang, kau kan Appanya jadi aku menyerahkan namanya padamu saja," jelasnya.

"Baiklah, aku sudah memikirkan nama ini jauh sebelum anak kita terlahir," Taehyung tersenyum, "Hai selamat datang didunia Kim JungHyung,"

Jungkook tersenyum. Nama yang sangat bagus perpaduan namanya dan juga nama suaminya.

"Kau suka namanya?" tanya Taehyung.

"Apapun yang kau berikan, aku selalu suka Taehyung," balasnya sambil tersenyum.

"Dimana Jimin?" Taehyung melihat ruangan Jungkook yang kosong, tadi sebelum ia menuju rumah sakit Jimin bilang ia akan menunggu Taehyung sampai datang namun ketika ia datang Jimin tidak berada disana.

"Tadi ke kantin--" belum Jungkook melengkapi ucapannya, Jimin masuk kedalam ruangan Jungkook dengan membawa paperbag berisikan makanan yang ia beli dikantin.

"Eoh, kau sudah datang. Cepat sekali," Jimin melihat alroji yang melingkar dilengannya. Perkiraannya Taehyung akan datang dua atau tiga jam mendatang namun suami dari Jungkook itu sudah tiba.

"Aku memang mengambil penerbangan pagi, tapi menggunakan pesawat pribadi," Jelasnya.

Jungkook memukul lengan suaminya, menurutnya Taehyung sangat lebay sekali sampai-sampai memesan pesawat pribadi yang nilainya cukup menguras dompetnya.

"Kau terlalu lebay Tae," ucap Jungkook.

"Mungkin aku sangat bahagia karena kau melahirkan anak kita. Betapa senangnya saat Jimin mengabariku kalau anakku seorang Namja,"

Jimin hanya memilih duduk disofa sambil memakan roti dan coffee yang ia pesan di kantin tadi. Melihat keromantisan mereka membuat dirinya sangat iri sekali. Jimin benar-benar merindukan soal Yoongi.

"Bagimana perkembangan pencarian Yoongi?" Taehyung berjalan kearahnya lalu duduk tepat disampingnya.

Jimin menelan makanan yang akan didalam mulutnya sebelum berbicara. "Tidak ada perkembangan sama sekali, anak buahku dan anak buahmu sangat sulit mencari keberadaan Yoongi. Apa mungkin aku harus meminta polisi untuk melacak keberadaannya?"

"Jim, Yoongi itu bukan orang hilang." sahut Jungkook.

"Lalu mau bagimana lagi, Appaku ingin menjodohkanku dengan anak sahabatnya." jelas Jimin dengan perasaan yang sangat frustasi mengingat perjodohan sialan itu.

"Atau ini saatnya?" Jimin menoleh kearah Taehyung, "saatnya apa?"

"Kau harus benar-benar melupakan Yoongimu, jim."

"Aku tidak akan pernah bisa melupakan Yoongi. Aku hanya takut Yoongi kembali disaat aku sudah menikah nanti," Jimin menunduk lesu.

Mengapa Takdir seperti mempermainkan dirinya dengan berbagai halangan. Yoongi takut menikah. Yoongi pergi meninggalkannya dan sekarang, Jimin ingin dijodohkan dengan seseorang yang ia tak cinta.

Apa lagi yang ingin Takdir mainkan untuk hidupnya. Menerima semua ini cukup membuat Jimin sangat amat menderita.

"Ikuti saja kemauan Appamu dulu Jim," ucap Taehyung sambil menepuk pundaknya menyalurkan semangat untuk sahabatnya, "aku akan menyusun rencana selanjutnya,"

"Tae kau gila!" ucap Jungkook yang tidak habis fikir dengan rencana apa yang dibuat oleh sang suami. Ia tahu, Taehyung akan menyusun rencana gila untuk membatalkan perjodohan itu.

"Aku ikuti saranmu, aku akan datang diacara pertemuan dan menentukan tanggal pernikahan. Cari caralah untuk menggagalkan pernikahanku nanti. Aku pulang." setelah berpamitan Jimin langsung keluar dari ruang rawat Jungkook. Bagaimana pun juga, Jimin tidak mau menikah dengan pilihan sang Appa. Ia hanya ingin memilih pasangan hidupnya sendiri.

Jungkook melayangkan sebuah gulungan tissue yang berakhir mengenai kepala suami yang tengah duduk disofa sambil melanjuti minum coffee milik Jimin.

"Kenapa kau melemparku sayang?" tanyanya.

"Dimana otakmu eoh--" Jungkook menatap suaminya kesal, "kau berencana menggagalkan pernikahannya nanti. Otakmu jahat sekali Tae!"

"Sayang aku melakukan ini karena aku percaya suatu saat nanti Yoongi akan kembali."

"Kalau Yoongi kembali lalu ia sudah menikah bagaimana hah?" tanya Jungkook sambil menekan nadanya agar tak berisik karena Junghyung tengah tertidur pulas.

"Ayolah sayang, aku percaya yang bisa menghilangkan trauma Yoongi hanya Jimin. Aku tidak mau berdebat didepan bayi kita."

---

Malam ini adalah malam pertemuan keluarga Park dan keluarga Kim. Sang Appa menyuruhnya untuk berdandan rapi karena mereka akan bertemu dengan keluarga Kim untuk membahas pernikahan. Yap! Langsung menikah tanpa tunangan terlebih dahulu.

"Appa tidak bisa begitu, dimana-mana harus tuangan dulu." Bantah sang Anak.

"Appa dan mendiang Eommamu dulu tidak bertunangan, kami dijodohkan dan langsung menikah sebulan kemudian."

"Appa itukan jaman dulu dan sekarang berbeda," Jimin membuang pandangannya keluar jendela mobil.

"Sama saja. Percayalah pada Appa bahwa cinta datang dengan sendirinya."

Jimin berdecak dan menggelengkan kepalanya, "tidak untukku, Appa."

"Seberapapun kau menolak, kau harus tetap menikah dengannya."

"Baiklah, seterah Appa." Jimin akhirnya mengalah namun dalam artian, dirinya akan menerima perjodohan itu namun kedepannya Jimin akan memikirkan rencananya bersama Taehyung.

---

Sowwyy, ini chapter pendek bener 😂
Sengaja lanjut cepet soalnya geregetan sama chapter selanjutnya 😂

Destiny • MinYoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang