Bab 20

2.3K 187 4
                                    

  Jiyoon duduk diayunan sekolahnya. Hari ini Junghyung tidak masuk karena sakit, membuatnya merasakan kesepian sekali tanpa sahabat barunya itu.

Ia merasakan sangat sedih sekali, tadi pagi Eommanya hanya diam saja sambil membuatkan sarapan untuknya. Tidak ada lagi sapaan selamat pagi dan ciuman dikeningnya. Jiyoon tau Yoongi sangat marah padanya, mungkin saja kesalahan yang ia perbuat sangat fatal membuat Eommanya amat marah besar padanya.

"Hahaha tidak punya teman ya!"

Jiyoon menolehkan kepalanya melihat sekelompok temannya yang tengah mengejeknya. Ia hanya bisa diam saja, ditanggapi pun percuma.

"Tidak ada Junghyung jadi tidak ada yang membelanya." ejek salah satu temannya.

Jiyoon pun bangkit dari ayunannya, lebih baik ia pergi kekelasnya saja dari pada teman-temannya terus mengejeknya. Namun sekumpulan teman-temannya menghadang jalan Jiyoon.

"Permisi, aku ingin pergi ke kelas ." ucap Jiyoon dengan sopan.

"Tidak-tidak, kau tidak boleh masuk kedalam kelas dulu."

"Tapi aku ingin--" belum Jiyoon melengkapi kata-katanya salah satu dari mereka mendorong tubuh mungil Jiyoon hingga jatuh ke tanah, membuat seragamnya sedikit kotor.

"Rasakan itu! Kau sudah merebut Junghyung dari kami!" ucap anak yang mendorong Jiyoon.

"Dan kau sebenarnya tidak pantas berada disini!" tambahnya.

Perkataan barusan sukses membuat dirinya menangis disana bersamaan dengan tawa teman-temannya. Jiyoon pun langsung bangkit dan berlari menunju kelasnya.

--

Yoongi baru saja masuk kedalam ruangan Hoseok dengan terburu-buru. Ia takut jika melakukan kesalahan pada perkerjaannya.

"Ada apa tuan, apa aku memiliki kesalahan?"

Hoseok tengah duduk dikursi kebangsaannya menatap dengan lekukan senyum pada wajahnya. Tingkah Namja cantik itu membuat dirinya sangat gemas.

"Hahaha kau lucu sekali Yoon," Yoongi mendongak kearah Hoseok yang tengah mentertawainya, "kau dalam masalah."

"Ah, masalah apa?" tanyanya cemas.

"Masalahnya kau selalu ada dipikiranku."

Yoongi menunduk malu, jangan sampai pipinya berubah menjadi merah karena godaan atasannya itu.

"Astaga aku serius tuan, kalo tidak ada yang ingin anda bicarakan, aku akan kembali berkerja." yoongi pun ingin berbalik badan, namun hoseok mencegahnya.

"Tetap disana," Hoseok bangkit dan berjalan medekati Yoongi. "apa kau memiliki acara malam ini?"

Yoongi menggelengkan kepalanya.

"Bagaimana malam ini aku mengajakmu untuk makan malam bersama. Apa kau keberatan Yoongi?"

---

Jiyoon baru saja keluar dari gerabng sekolahnya, namun seseorang Namja berkacamata hitam itu menghentikan langkahnya. Jelas ia kenal siapa Namja yang ada dihadapannya.

"Dimana Junghyung?"

"Junghyung tidak masuk sekolah Uncle Chim." balasnya.

Ya, orang itu adalah Park Jimin Uncle kebanggaannya Junghyung. Niat hati untuk menjemput keponakannya, namun Junghyung tidak masuk sekolah seharusnya sebelum menuju kesana ia menghubungi Taehyung dulu.

"Bagaimana sebelum kau pulang, kita mampir ke kedai es cream dulu?" tawar Jimin pada Jiyoo. "es cream itu manis, semua anak seusiamu pasti menyukainya dan kau harus belajar untuk menyukai es cream."

Entah mengapa hati bocah kecil itu tidak bisa menolak ajakan dari Jimin. Bukan karena tawaran es cream yang menggiurkan ia saja tidak menyukainya, namun hatinya seperti bergerak untuk mengikuti apapun yang Jimin katakan.

Jiyoon menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, ayo kita ke kedai es cream sekarang." Jimin menggenggam tangan mungil Jiyoon. Jiyoon merasakan dirinya seperti dijemput oleh Appanya, walaupun kini yang menjemputnya adalah namja yang kemarin ia kenal.

Sesampainya di kedai, Jimin langsung memesankan beberapa rasa Es Cream untuk Jiyoon.

"Silahkan dinikmati."

Kini diatas meja itu terdapat mangkuk berisikan tiga es cream varian rasa dengan tambahan buah pisang disampingnya. Jimin menatap anak itu yang tengah menatap es creamnya.

"Ayolah dimakan." bujuk Jimin.

Jiyoon menatap wajah Jimin lalu beralih mengambil sendok yang tergeletak diatas meja. Perlahan ia memasukan satu sendok es cream rasa coklat, membuat lidahnya merasakan manis yang sangat ia suka.

"Jiyoon suka es cream uncle." ucapnya sambil tersenyum membuat kedua matanya tidak kelihatan.

"Habiskan lah, uncle sudah bilangkan pasti kau akan menyukai es cream disini." Jiyoon mengangguk lalu melanjutkan memakan es cream lagi.

Ia tidak bohong, rasa es cream di kedai ini sangat berbeda dengan yang lain pantas saja Junghyung suka membujuk kedua orang tuanya ataupun Unclenya untuk pergi kesana.

"Matamu membengkak, kau habis menangis Jiyoon?" bocah itu pun menghentikan aktivitasnya memakan es creamnya.

Memang didalam kelas teman-teman membullynya lagi dan perkataannya itu membuat dirinya menangis lagi.

"Uncle, apa terlahir tanpa sosok Appa itu menjijikan?"

Jimin menatap iba anak kecil yang duduk dihadapannya. Jelas Jimin kasihan dengan Jiyoon yang harus menerima ucapan pedas dari teman-temannya.

"Dan mereka bilang, Eommaku adalah orang murahan." kini tangis Jiyoon pecah kembali, membuat atensi pengunjung kedai mengarah pada keduanya.

"Hei Jiyoon, jangan menangis. Dengarkan Uncle, anak yang terlahir tanpa seorang Appa itu tidak menjijikan dan aku yakin Eommamu seorang yang sangat baik." tangan Jimin mengusap suari hitam milik Jiyoon. "pasti suatu saat nanti, kau akan bertemu dengan Appamu. Appa yang selama ini kau tunggu-tunggu."

"Tapi Eommaku tidak memberitahu bagaimana foto Appa padaku."

"Mungkin Eommamu tidak ingin kau bersedih dan mencari keberadaannya terlebih dahulu."

"Padahal aku ingin dipeluk Appa, aku ingin merasakannya."

Jimin pun bangkit dari tempat duduknya lalu memeluk bocah kecil itu. Jiyoon merasakan pelukan yang diberikan oleh Jimin sangat nyaman sekali walaupun bukan Appanya yang memeluk dirinya.

"Sebagai gantinya, Uncle yang akan memelukmu dulu." ucap jimin yang membuat Jiyoon mengangguk dipelukkannya.

Awalnya Jiyoon menilai kalau Jimin itu adalah namja yang jahat, namun semua itu sirna karena Namja yang memeluknya adalah sosok berhati malaikat. Jiyoon berharap Appanya baik hati seperti Jimin.

---

Huaaahh, maaf yaa baru lanjut udah gitu dikit lagi 😂
Jangan lupa votmen😊

Destiny • MinYoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang