Bab 26

2.4K 184 1
                                    

Lama ya?
Hehehe maapin yak.


  Jungkook baru saja keluar dari mobil milik suaminya yang terpakir disebuah flat sederhana. Namun yang menjadi pertanyaannya saat ini, mengapa ada mobil Jimin terpakir disana.

Taehyung berjalan mendekati istrinya yang tengah berdiri sambil mengamati mobil Jimin.

"Kau tidak pernah bilang padaku?" Taehyung menyeritkan dahinya, "maksudnya?" ia jelas bingung, maksud dari pertanyaan Jungkook.

"Kenapa kau tidak bilang kalau Jimin jatuh miskin dan harus tinggal di flat ini. Kita juga bisa menyuruhnya tinggal dirumah kita. Kasihan sekali Jiminie."

Taehyung menghembuskan nafas dalam. Sejak kapan seorang Park Jimin jatuh miskin, memangnya bisa ya? Saham dimana-mana, memiliki restoran dan rumah sakit membuatnya jatuh miskin. Jawabannya pasti tidak.

"Kata siapa Jimin jatuh miskin? Dia tidak akan jatuh miskin sayang, kalau pun dia jatuh miskin, aku juga akan jatuh miskin juga."

"Aku tidak mau miskin!"

"Ya,ya seterah kau, pokoknya aku akan membuatmu bahagia." Taehyung pun menggandeng tangan Jungkook membawanya kesebuah pintu bernomerkan sembilan.

"Ini flat siapa?" tunjuk Jungkook.

"Nanti kau juga tau," tangan Taehyung menekan bell, menunggu seseorang dalam sana membukakan pintu itu untuk mereka.

Tidak lama kemudian seseorang dari dalam sana membukakan pintu untuk mereka. Jungkook sangat terkejut dan tak menyangka dihadapannya kini adalah sabahatnya.

"Yoongi, k-kau tinggal disini?" tanya Jungkook.

Yoongi menganggukkan kepalanya, memang flatnya sangat sederhana. "Iya kookie, cepatlah masuk."

Namja cantik itu mempersilahkan keduanya untuk masuk kedalam flat sederhananya. Disana ada Jimin yang tengah menonton Tv bersama Jiyoon. Yap, semenjak tau kalau Appa Jiyoon itu Jimin, bocah itu tak mau lepas darinya.

"Dimana anakku?" tanya Jungkook karena tidak melihat Junghyung berada disana.

"Anakmu tengah tertidur, ia sangat kelelahan." jelas Jimin.

Jungkook dan Taehyung pun langsung duduk disofa. Melihat interaksi Jimin dan Jiyoon yang sangat dibilang akrab.

"Appa, Jangan tinggalkan Jiyoon lagi ya. Janji?" Jiyoon menyodorkan jari kelingkingnya, Jimin pun mengaitkan jemari kelingkingnya juga. "Janji, Appa akan menjagamu dan Eommamu."

Jungkook dan Taehyung menyeritkan dahinya, keduanya bingung. Jiyoon menyebut Jimin 'Appa'-nya, dan Namja bermarga park itu pun juga tidak keberatan.

"Jim," Jimin pun menoleh kearah Taehyung, sepertinya suami dari Jungkook meminta penjelasannya mengenai hal ini. "Jiyoon sayang, kau bisa kekamarmu terlebih dahulu, temani Junghyung. Appa ingin berbicara dengan uncle dan aunty."

"Baiklah Appa." sebagai anak penurut Jiyoon pun langsung berjalan menuju kamarnya.

Yoongi kembali lagi keruang tamu dengan membawa empat teh hangat, ia membuat teh karena udara semakin dingin.

"Pasti kau bertanya-tanyakan, mengapa Jiyoon memanggilku Appa?" Jungkook menganggukkan kepalanya, jelas saja ia lebih ingin tahu dibanding suaminya itu.

Jimin menengok sekilas kearah Yoongi yang duduk disampingnya. "Jiyoon anak kandungku, darah dagingku. Yoongi selama ini menyembunyikan kehamilannya dariku. Kalian tahu sendiri, Yoongi takut pernikahan."

"Maafkan aku selama ini membuat kalian mencari-cariku." ucap Yoongi.

"Tidak apa Yoon, intinya sekarang kita sudah berkumpul lagi." balas Jungkook.

"Lalu bagimana rencanamu tenang Hoseok?" kini Taehyung berganti topik mengenai Hoseok. Ya, Namja itu benar-benar tengah gencar untuk menghancurkan Jimin.

Jimin menyesap tehnya lalu kembali menaruh cangkir itu diatas meja. "Kau tau, si kuda itu mengajak Yoongi menikah. Itu tak akan aku biarkan."

"Kau masih berkerja Yoon dengannya?" tanya Taehyung lagi.

"Tadi pagi aku mengajukan surat pengunduran diri. Tapi Hoseok menolaknya, dan dia mengancam ingin mencelakai Jimin."

"Lalu kau akan tetap bertahan disana?" kini Jimin lah yang bertanya.

Yoongi menggelengkan kepala, "Aku akan melakukan hal yang sama seperti dulu. Saat kau menolak pengajuan pengunduran diriku. Aku akan tetap keluar walaupun tidak diijinkan."

"Kau akan terus bersamaku, si kuda itu sangat licik sekali." ucap Jimin.

"Kau ingin membawa Yoongi kemana? Rumahmu?" tanya Jungkook.

Jimin menggelengkan kepalanya, "tidak, kemarin aku baru saja membeli sebuah Apartemen tanpa sepengetahuan siapapun, bahkan suamimu saja tidak tau."

"Kau membeli Apartemen lagi?" Taehyung pun tidak habis pikir dengan Jimin, bayangkan saja Jimin sudah memiliki 2 rumah mewah, 3 Apartemen dan sekarang ia membelinya lagi.

Jimin hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Kau gila Jim, kau sudah punya dua rumah, tiga Apartemen dan sekarang kau membelinya lagi, untuk apa itu semua?" sebenarnya sih Taehyung tidak perduli, namun untuk apa Jimin membeli itu semua  kalau jarang sekali dipakai.

"Untuk menaruh simpananmu ya?" sahut Yoongi yang duduk disampingnya.

"Tidak Yoon, kau tau lah aku baru bisa berjalan kembali, untuk apa aku mempunyai simpanan kalau kemarin saja aku gagal menikah." jelasnya.

"Lalu untuk apa?" tanya Namja bermarga Min itu.

"Aku tau, pasti anak buah Hoseok akan mencari tahu keberadaanku, jadi aku memutuskan untuk membeli Apartemen atas nama Jiyoon. Ya, awalnya sih ingin namaku, tapi apasalahnya aku memakai nama Jiyoon yang ternyata dia anakku."

"Kau sudah tertarik dari awalkan dengan bocah itu." Jimin mengangguk menyetujui ucapan Taehyung. "Yup, sebelum ku ketahui dia anakku sendiri." tanggapnya.

Jimin melirik kearah alrojinya yang sudah menunjukkan waktunya untuk makan malam.

"Bagaimana kalau kita makan malam bersama?" ajak Jimin, ya perutnya entah sangat lapar sekali.

"Astaga aku lupa untuk memasak makan malam." ucap Yoongi.

"Tidak usah khawatir, kita akan order makanan yang banyak. Ya, hitung-hitung ini adalah pesta dimana kita berkumpul bersama lagi." ujar Jimin.

Ya, kumpul bersama dalam artian menjalin hubungan yang sempat tertunda.

---

Heloooo!!
Im back, hehhehe
Lama ya? Iya tau, maafin kalo lama updatenya bikos im stuck 😂

Tulung kacih klitik and salan juuceyooo~
💜

Destiny • MinYoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang