"Serius! Ku pikir Aku akan mati !" keluh Ron, Trio itu habis melakukan petualangan dari hutan terlarang dan berakhir dengan dikejar laba-laba raksasa, naga dan lain - lain sebagainya, Seperti biasa.
Kini mereka tertawa bersamaan, Hermione memperlambat langkah nya ketika melewati ruangan yang kemaren ia pakai berdiskusi dengan Draco, pintu nya tertutup rapat.. Dan sepertinya terkunci.
"ada apa, Mione?" tanya Harry, Gadis itu terperanjat sesaat sebelum menggeleng pelan, mengibaskan rambut coklat nya kekiri dan kekanan.
"tidak ada.. Ayo.. " ajak nya berjalan lebih dulu, di ikuti oleh kedua kesatria nya.
Draco Malfoy tersenyum dibalik pintu, ia duduk disalah satu meja yang menghadap kepada jendela. Ruangan ini sudah cukup lama tidak terpakai entah kenapa, tempat yang juga sudah menjadi tempat Favorit nya selain menara Astronomi, entah sejak kapan. Ia mendengar langkah kaki barusan, langkah Kaki yang berhenti tepat didepan pintu kemudian melakukan percakapan kecil yang meski samar namun dapat ia dengar.
Pangeran Slytherin itu melirik kearah Apel yang sudah ia maka, menyisakan bagian tengah dengan biji dan tangkainya. Bibirnya entah untuk apa manarik garis lurus cenderung kebawah, Poker Face menguasai nya.. Bahkan ketika sendirian. "-- memangnya Aku sedang berusaha menjadi siapa? " Getirnya, lalu wajahnya berubah sinis secepat kilat. Sudut mata nya menemukan cermin besar yang masih saja kotor itu, disana yang dapat kau lihat hanyalah sekumpulan debu, dimana jika ada yang berusaha mengukurnya maka akan mencapai ketinggian 2-3 cm.
"kotor" gumamnya pada cermin itu, Jarinya enggan menyentuh bayangan yang buram dihadapanya. Nafasnya terbuang dengan berat, ia membalikkan badan nya sebelum memutuskan memutar kunci dan keluar dari sana.
*****
Hermione menatap kelangit yang kemerahan, ia tersenyum kecil ketika merasakan angin membelai wajah nya, Gadis itu sedikit berjinjit untuk sekedar merasakan lebih, kini ia tengah sibuk dibelai dengan keindahan dunia.
"Hermione.. " Suara yang amat ia kenal itu membawa tubuhnya berbalik secepat kilat,
Ronald Weasly berdiri dengan kaku disana, tanpa Potter yang selalu ia bawa kemana-mana.
Hermione menunggu kelanjutan kalimat nya, karena mengatakan "Ya" setelah nama mu dipanggil hanya membuat mu terlihat bodoh. Biarkan saja Gadis itu dan pertahanan Pesona yang ia jaga.
Ron menggaruk-garuk tengkuknya, "begini.. Kau tahu.. Hogsmeade..
Kau tahu?... ---" Hermione mengangkat Alisnya, Ron kelihatan melantur. "maksud ku... Bagaimana dengan ku? " ia berbicara tak karuan ketika melihat Ekpresi Hermione. "--Hanya berdua.. Tanpa.. Harry" lanjut Ron lagi masih dengan wajah bodoh dan memerah semerah rabut nya.Hermione terdiam sesaat, sebelum berbalik dan menyahut. "Tentu.. " wajah Gadis itu ikutan seperti kepiting rebus, ia tak ingin Ron melihat nya.
Ron memasang wajah gembira, ia bahkan mengepalkan tinju kelangit sebelum menarik nya kuat-kuat. "kalau begitu besok.. Jam 11 aku akan menunggu mu didepan gerbang" Ujar Ron semangat ,Hermione mengangguk canggung.
"Setelah sekian lama! Akhirnya dia berani mengajak ku kencan! "Hermione menjerit dalam hatinya, ia kini terlihat seperti orang gila yang senyum-senyum tidak jelas dikamar sambil memeluk bantal. Parvati dan Lavender melirik nya, lalu Lavender mengambil inisiatif kecil.
"apa yang membuat mu begitu... Berbunga-bunga? " Hermione tersentak ketika pertanyaan itu terlontar, senyumam tersamarkan meski tak sepenuhnya hilang. Pembicaraan biasa antar anak gadis pun dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until We Fall Asleep (Dramione) - End
FanfictionJika saja malam itu Draco langsung ke asramanya untuk pergi tidur Jika saja saat itu ia tak iseng membuntuti Hermione Granger yang bertingkah aneh lalu masuk ke toilet Moaning Marty di tengah malam Jika saja ia tak melakukannya Jika saja... Maka s...