Hermione berlari cepat dikoridor bersama setumpuk buku yang ia peluk erat, dan suatu kesialan dimana ia bertemu Dolores Umbridge dan terjungkal karena kaget akan wajah kodoknya.
Wanita tua berpakaian pink itu hanya memandang Hermione dengan tatapan mencela kemudian melanjutkan langkahnya seolah tak ada yang salah dengan keberadaannya yang sangat menganggu pemandangan. Peran ganda memang selalu menyusankan, disatu sisi Sebagai Draco Malfoy yang menjadi pemburu pasukan Dumbledore Army namun disisi lain ia juga adalah Anggotanya.
Ia hanya berharap bahwa tidak ada lagi tahunnya di Hogwarts yang semelelahkan Tahun ke - 5 ini.
Ketika wajah Hermione tertekuk kusut, ia dapat mendengar sebuah kekehan dibalik tembok. Suara yang jelas ia ingat sebagai suaranya sendiri. "tertawa sekali lagi, ku bocorkan rahasia kalian. " ancam Hermione.
"well.. Aku tidak yakin, karena itu juga akan melelahkan bagi mu untuk Lusa. " Sahut Draco enteng.
Entah bagaimana, mereka seperti sudah menganggap tubuh orang lain sebagai tubuh mereka sendiri. Misalnya saja, Draco menurut saja untuk menggunakan skin Care sebelum tidur. Simplenya Jika Hermione Granger berjerawat, maka ia juga akan menanggung jerawat itu.
"ini Essay Rune Kuno ku, Aku yakin kau kesusahan.."
"menyombong, Granger? " Hermione merampas gulungan perkamen itu dan membawanya pergi.
Draco menghela nafas, "aku bosan sekali. " keluhnya, Draco mengambil lebih sedikit kelas darinya. Tepatnya dia hanya mengambil kelas wajib dan hanya 3 kelas tambahan. Akhirnya Draco memiliki terlalu banyak waktu luang.
Berkeliling hogwarts tanpa tujuan, sesekali mengajak Moaning Myrtle mengobrol dan meruntuk di perpustakaan untuk waktu yang sangat lama.
Hingga madam Pince membangunkannya. "syukurlah kau masih hidup. " ujar wanita Tua itu, "ku kira kau mati karena tak kunjung bergerak. " lanjutnya.
Draco menggosok - gosok matanya mencoba mencari kesadaran, "jam berapa sekarang? " suara seraknya terdengar lebih mirip gumaman.
"9 lebih 20 menit." sahut madam Pince sembari melirik arloji nya.
Draco bergegas bangkit dan berlari, "ahh dia akan mengutuk ku jadi berang - berang! " runtuknya sembari berlari menyelinap menuju hutan terlarang.
"KAU TERLAMBAT!"
draco terpaksa menutup kedua telinganya dan juga refleks menutup matanya ketika mendengar suara melengking itu. "Sudah ku bilang Jam setengah 9!"
"aku tertidur."
"Oh kau meyombong karena tidur saat Aku kedinginan dan menyelinap diantara binatang malam ?!"
Draco mengamit kedua bahu Hermione, "M...Maafkan aku.. Jangan marah. Err sebagai gantinya kita kembali kekastil saja bagaimana? Perapian yang hangat sepertinya kedengaran sangat bagus. " tawa Draco yang justru dihadiahi tatapan murka Hermione.
"mimpi saja! " teriak Hermione sambil melempar sebuah sapu pada Draco. "aku ingin kau berhenti mempermalukan Tim kami. " Hermione melipat tangan didepan dada. ".. Berteriak seperti gadis, menghindari semua bola dan menyisi dari lapangan, Aku bukan Banci! "
"tapi sekarang kau memakai rok. "
Kini Hermione tidak menjawab, justru menatap Draco dengan tatapan berapi. "kau memang sengaja ingin membuat ku marah, bukan? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Until We Fall Asleep (Dramione) - End
FanfictionJika saja malam itu Draco langsung ke asramanya untuk pergi tidur Jika saja saat itu ia tak iseng membuntuti Hermione Granger yang bertingkah aneh lalu masuk ke toilet Moaning Marty di tengah malam Jika saja ia tak melakukannya Jika saja... Maka s...