Kini mentari hanya mampu menampakkan separuh dirinya, langit mulai ke kuningan dengan aksen merah di beberapa bagian. Hermione menatap keluar dari balkon nya, dibelakang nya duduk seorang Pria dengan rambut Platina tepat di kasur. sebenarnya berisiko membawa nya ke asrama Gryffindor, tapi bagaimana lagi? hanya dia yang tahu bagaimana caranya menyisir rambut yang bagaikan semak ini.
Draco menyisir rambut itu, ia lebih pelan dibandingkan sebelumnya, tak lupa ia mengoleskan Potion Sleekeazy's, rambutnya memang akan sangat parah jika habis keluar dan terkena banyak angin. Draco tersenyum kecil ketika menyelesaikan pekerjaannya. "-- Kau melakukannya dengan sangat bagus hari ini. Terima kasih, Malfoy" ungkapnya.
Hermione berbalik, ia mendongkak menatap Draco kemudian ia kembali berpaling dan menatap matahari, Draco mengikuti arah pandangan itu. Mereka berdua sama - sama diam, seharusnya kini mereka sedang di Aula untuk pengarahan dan pidato oleh mentri sihir yang entah siapa dan akan dilanjutkan dengan makan malam. Keduanya berpikir, setelah semua kejadian melelahkan hari ini, makan malam rasanya sudah diluar selera.
"Tangan ku sangat kecil yah" Ujar Draco lagi sambil membandingkan tangannya dengan tangan Hermione. "Tadi ketika di lemari juga Aku menekuk kaki, anak cowok memang beda" lanjutnya. Hermione Masih diam. "kau marah?" tanya Draco karena tak kunjung mendapatkan komentar apapun. Tidak ada jawaban.
sebenarnya ia juga merasa tidak enak, karena hampir saja Ron mencium Draco tadi. Jika itu terjadi maka harus diletakkan dimana harga diri seorang Draco Lucius Malfoy. "Kau sudah menentukan bayaran mu?" tanya Draco pelan, meski kenyataannya ia juga merasa ngeri kalau -kalau Hermione meminta yang aneh - aneh. Misalnya ia harus mempermalukan diri dengan makan sendal jepit, atau harus keliling sekolah dengan tulisan "Aku Gila dan sinting dan tidak waras dan dan dan dan" di punggung.
sekarang barulah Hermione terlihat lebih tertarik, ia bangkit dari duduknya lalu berbalik menghadap Draco, Gadis itu memasang seringai yang sangat tulus jahatnya, Draco menegak ludah, berharap kalau yang akan terjadi bukanlah sesuatu yang buruk, yah semoga.
"Karena Aku sudah membuang 1 hari ku dengan si Weasly, Akan adil jika kau juga membuang 1 hari mu dengan orang yang kau benci, tentu itu maksud nya adalah aku"
Draco terdiam , "Apa dia sedang berusaha mengajak kencan?" pikirnya lalu langsung di tepis ketika mulut itu mengeluarkan lanjutannya. "Kau harus jadi babu ku, tentu saja itu ketika kau jadi Hermione Granger... Aku tidak rela jika kau melakukan tugas pelayan dengan tubuh ku" Seringai nya melebar. "Well... berterima kasih lah, padahal aku tadi berpikir untuk menjadikan mu babu untuk 1 atau 2 bulan.. ini benar - benar tidak setimpal".
Draco tidak bergeming, memang kesalahannya karena minta bantuan pada orang yang terpamrih didunia ini. Detik berikutnya mereka kembali dikejutkan dengan suara para gadis diluar, dari bunyi nya itu adalah suara Parvati dan Lavender. Draco langsung gelabakan "kenapa cepat sekali sih !" ujarnya mengutuk sambil masuk kelemari yang tadi siang. Sempit dan gelap.
"Oh... Hai Hermione" sapa Parvati, "kenapa kau disini? kau tidak di aula?" ia bertanya.
"Aku justru ingin menanyakan hal yang sama pada kalian" Sahut Hermione, "Ini masih belum masuk jam makan malam" lanjutnya.
Parvati tersenyum paksa, "yah.. kau pasti tahu,--" ia menggantung kalimatnya sebelum dilanjutkan oleh Lavender.
"Lihat perut ku.. ini semakin buncit!" Lavender menunjuk - nunjuk perutnya, yang menurut Hermione memang selalu buncit.
"jadi.. kalian errr, habis ini--"
"Aku benar - benar mengantuk" ujar Parvati sambil menuju kasurnya setelah selesai berganti pakaian, "kunjungan tadi membuat ku benar - benar lelah".
KAMU SEDANG MEMBACA
Until We Fall Asleep (Dramione) - End
FanfictionJika saja malam itu Draco langsung ke asramanya untuk pergi tidur Jika saja saat itu ia tak iseng membuntuti Hermione Granger yang bertingkah aneh lalu masuk ke toilet Moaning Marty di tengah malam Jika saja ia tak melakukannya Jika saja... Maka s...