15 - Draco Lucius Maggle

7.3K 981 106
                                    

Matahari cukup bersahabat hari ini, cerah bahkan cenderung terik dengan langit biru tanpa awan. Hal ini membuat Draco terus - terusan berusaha menutup wajahnya agar tak terbakar, Hermione hanya terkikik karena merasa lelaki disampingnya amat lemah dengan kulit yang sensitif.

Setelah mereka berhenti ke swalayan dan atas inisiatif Hermione yang merasa kasihan karena wajah Draco sudah terlihat seperti kepiting rebus akhirnya Draco memakai masker hitam dan sebuah topi putih untuk membuatnya merasa dan terlihat lebih baik, meski kau harus mencatat ini. Jauh di lubuk hati Hermione ia kecewa karena momen - momen kelemahan Draco Lucius Maggle sudah harus berakhir disini.

"kau mau kacamata? " Tawar Hermione ketika melihat lelaki itu nampak lucu dibawah topi serta masker yang menutup sebagian besar wajahnya.

"aku baik - baik saja" ia menghela nafas. "--Aku tidak ingin menjadi seperti buronan disiang bolong" tegasnya.

"wah wah.. Kau pasti tidak tahu dunia Muggle dengan baik" Hermione mencibir sambil tertawa renyah, kini mereka duduk disalah satu resto yang menjual berbagai macam sandwich, Lucunya Hermione teringat Sandwich yang dulu sering dibuat ibunya, Sandwich selai blueberry dan kacang. Hingga tanpa pikir panjang ia membawa Draco kemari, "--biasa orang yang disebut boyband sering berpakaian seperti itu" lanjut Hermione sambil mengigit bagian pertama Sandwich nya.

Draco menarik maskernya turun dan melepaskan topi ketika es kopi pesanannya diantar kehadapan nya. Terkadang Beberapa orang curi - curi pandang kearah 2 sosok menawan itu, berpikir bahwa seleb yang sedang ketemuan dengan pacar rahasianya.

"boyband? "

"mereka adalah kumpulan Pria tampan yang biasanya berada diatas panggung sambil menari dan bernyanyi.. Yah dan beberapa gaya seperti topi dan masker sering mereka terapkan di bandara.." Draco menyeringai mendengar penjelasan Hermione. "well, Aku tahu Granger.. Aku memang tampan.".

"cara berpakaian mu yang seperti mereka, Mr. Malfoy... Bukan dirimu" Hermione sudah menghabiskan potongan sandwich pertamanya. Sebenarnya ia tak terlalu lapar, ia yakin Draco juga tidak karena hanya memesan Ice Kopi. "--aku tidak tahu kau tertarik dengan dunia muggle" Hermione sudah mengambil sandwich potongan keduanya, ok mungkin ia perlu mengoreksi, ia agak lapar, sangat sedikit agak lapar.

Draco memandang Hermione licik, seolah ia memikirkan sesuatu seperti menguasai dunia Muggle dan semacamnya. "aku punya alasan tersendiri" sahutnya ia mengambil gelas es Kopinya. "--dan aku agak bosan dengan sekedar jalan - jalan di hogsmeade" ia mengeluh, wajar baginya bosan. Karena Draco tumbuh didunia sihir dimana wilayah mereka terbatas dan jika kalian lupa keluarganya adalah pendukung darah murni sejati, jadi wajar jika dunia muggle yang jarang ia jamah dan perlu ia benci ini sedikit menarik perhatian.

Hermione tak ambil komentar, tepatnya ia malas berkomentar dan memperpanjang sesuatu yang sepertinya akan memicu berdebatan.

Setelah selesai dengan Sandwich keduanya, Hermione bangkit untuk pergi ke toilet namun ketika ia sibuk mencuci tangannya di wastafel 3 anak laki - laki dengan anting dan cincin mendatangi nya. Hermione tentu tak perlu takut jika ia boleh menggunakan Tongkatnya disini, sayangnya tidak boleh.

"hey nona cantik" panggil seorang lelaki bertubuh kurus dan pendek, ia memakai celana yang cukup besar untuk ukurannya. Teman-temannya terkikik, "--bagaimana kalau main dengan kami? ".

Hermione mengabaikan mereka dan berniat segera masuk bagian utama resto, Namun mereka menahan bahu Hermione. "mau kemana? " kini lelaki yang lebih gendut dengan topi miring yang berbicara, lemak diperutnya nampak bergerak-gerak setiap ia bernafas atau mulutnya mengeluarkan kata.

"aku buru-buru" sahut Hermione, "--pacar ku menunggu" lanjutnya.

Ketiga lelaki itu tertawa bersamaan, "aku sudah mendengar alasan seperti ini puluhan kali dari para wanita single.. Lihatlah Aku? Lumayan tampan bukan? " lelaki ketiga yang menurut Hermione lebih jelek dari Marcus Flint itu nampak sangat bangga dengan perkataanya hingga tersenyum seolah ia menawan. Hermione bahkan akan ragu, jika mengatakan ia lumayan jelek. "demi merlin! Dia jelas jelek !" ia meruntuk dalam hati.

Until We Fall Asleep (Dramione) - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang