12 - Jangan sentuh kami!

8K 1K 310
                                    

Draco, dengan tangan gemetar memegang sapu yang katanya adalah model terbaru tahun ini, ia diserahi benda laknat ini oleh para tim Quiddict yang memaksanya ikut latihan karena sudah hampir seminggu ia tak kunjung menampakkan batang hidung dilapangan ini.

"apa tidak sebaiknya kita belajar saja untuk ujian? " tawarnya terdengar aneh oleh anggota lain. Marcus menamakan deretan gigi anehnya,  Draco yakin ia tak sedang tersenyum.

"ujian masih berberapa minggu lagi,  Mate" sahutnya, memang alasan ujian terlalu aneh dan lemah jika digunakan oleh Draco Malfoy.

"kita tidak punya petandingan dalan waktu dekat ini" sahut Draco berusaha tak terdengar gemetar,  ia benar - benar benci terbang,  ia benci naik sapu terbang,  ia benci ketinggian, intinya ia benci semua itu.

Goyle memandang Draco, "tapi kita punya pertandingan dengan Hufflepuf 3 hari setelah ujian" sahutnya mengingatkan Draco, kalau kalau lupa, pikirnya.

Padahal Draco benar - benar tidak lupa,  ia justru tidak tahu menahu!

Lapangan Quiddict yang hijau dan tanahnya agak lembab sehabis hujan terlihat senggang,  pasti tim Slytherin sudah membooking lebih dulu agar memilikinya secara Pribadi Sore ini.

"kau baik - baik saja,  mate? " Goyle berujar sambil meluncur dari depan Draco dengan sapunya. Draco menatap lelaki gempal itu, ia hanya berpikir, betapa sialnya ia sekarang dan kenapa ia tidak lebih lama diperpustakaan tadi.

"sebenarnya Aku kurang enak badan" Draco berusaha membuat alasan untuk kabur dari sini.

Marcus menjijit sebelah alisnya,  "sungguh?  Aku yakin kau terlihat baik - baik saja".

Bole maju beberapa langkah,  ia mengarahkan tongkatnya kearah Draco, membuatnya refleks mundur beberapa langkah.  Sepersekian derik Bole menurunkan tongkatnya,  ia lalu membuang nafas berat.  "Tongkat ku terbuat dari inti Jantung Kappa dan juga sisik naga,  dia bisa mendeteksi penyakit dan bisa menyembuhkan tanpa mantra..  Tapi dilihat dari bagaimana dia tidak bereaksi... " ia menggerling ke anggota lain. "-- kurasa kau baik - baik saja, Mate".

Draco semakin pucat,  ia berusaha memikirkan alasan bagus sebagus-bagusnya agar mereka kalah telak dan membuatnya bisa meninggalkan lapangan secepatnya. "Tidak biasanya kau terlihat tak berkutik" Crabbe menambahkan.

"ya!  Aku Draco Malfoy,  aku hanya perlu membuat alasan Egois dan mengatakan tidak mau berlatih" pikirnya ketika mendengar kalimat Crabbe,  ia tidak yakin Draco pernah membuat alasan jelas ketika bolos latihan.  "sebenarnya Aku punya kesibukan lain" sahutnya setelah mendehem sekali dan berekspresi seangkuh yang ia bisa.

"dan..  Apakah itu? " Marcus bertanya agak ragu.

"tidak ada urusannya dengan mu,  Aku akan latihan besok..  " ujarnya sambik berbalik dan melempar sapu yang ia pegang,  meninggalkan nya tergeletak ditanah.

"tidak biasanya kau pergi tanpa alasan" kini kalimat Bole membuat langkah Draco terhenti.

"apa aku ooc? "pikirnya.

"katakan saja, Mate..  Kalau kau lupa,  Slytherin itu tidak saling menyimpan rahasia" Marcus menghela nafas.

"Aku ada kencan dengan, Granger.. " kata - kata itu membuat semua orang terdiam,  satu - satunya yang bergerak hanyalah Draco yang menelusuri lapangan menuju pinggir.

"hell!  Kenapa aku mengatakan itu !" Draco sudah berhenti sok keren,  kini ia berada disudut tembok hogwarts sambil merenggut surainya,  berharap ia menjadi kerikil atau menghilang saya.  "benar - benar memalukan !" ujarnya,  ia merasa seperti sedang memperjuangkan dirinya dengan dirinya sendiri.

Until We Fall Asleep (Dramione) - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang