7 - Kencan dan Puding

8.1K 971 115
                                    

Asrama putri Gryffindor, tepatnya dibalik bilik kamar Hermione Granger dan 2 lainnya terdengar agak bising tak seperti tetangga yang hening dan senyap.

"ini menyakitkan! " Hermione mengeluh ketika Draco menyisir rambutnya paksa, ya kau pasti tau betapa susahnya nengatur Rambut yang mirip semak-semak itu.

"memangnya siapa yang mengutuk rambut dan gigi ku hingga begini! " Draco menyisir gumpalan rambut itu lebih keras dari sebelumnya,  Hermione terus mengaduh. Ia masih ingat dengan perbuatan Draco ditahun ke 3 nya, yang bahkan membuatnya harus terus memakai potion Rambut Sleekeazy's untuk merapikan rambut, kadang ia juga agak ngilu saat ingat ketika Madam Pomfrey mengecilkan gigi nya.

Hermione tak bergeming,  tak menyahut dan sepertinya lebih patuh. Setelahnya mereka berdebat masalah baju dan sebagainya, pada Akhirnya Draco menyerah, dan membiarkan Hermione memakai celana jeans beserta kaos maroon dengan jaket  olahraga. "Aku tidak mengatakan akan melakukannya dengan sukses,  Aku hanya setuju untuk datang" kata-kata itu benar-benar mengganggu Draco, kata-kata yang tercetus saat mereka bertengkar masalah baju..
Tiba-tiba....

Tok.. Tok.. Tok..
Pintu kamar itu diketuk oleh seseorang,  keduanya bertatapan Horror,  apa yang akan orang lain pikirkan jika tahu Draco ada disini?  Bisa-bisa hogwarts runtuh karena syok.

"cepat sembunyi !"Draco berujar pada Hermione.

"kau yang seharusnya sembunyi, Granger! " Hermione mengingatkan karena tadi Draco mendorong-dorong nya untuk bersembunyi entah kemana.

Draco menepuk jidatnya, satu-satunya tempat, ia bergegas membuka lemari dan masuk kedalamnya. Hermione Dengan susah payah membuat dirinya tak terlihat habis melakukan kesalahan, membuka pintu perlahan. Ia menemukan Ginny disana.

"kau.. Sangat lama,  aku jadi khawatir" ujar perempuan bermarga Weasly itu, akhir-akhir ini ia jadi sangat perhatian. Entah kenapa.

Hermione menghela nafas,  "hanya itu?  Kau membuat kami gelabakan hanya karena itu? " hati nya mengutuk sambil menatap tajam,  Ginny merasa aneh.  Namun Hermione berusaha terlihat senormal mungkin. "Aku keramas cukup lama" sahutnya.
Ginny mengangguk mengerti,  "Aku akan kencan dengan We..  Kakak mu, Aku berusaha keras merapikan sem -- maksud ku rambut ku" mata Ginny membulat,  ia nampak benar-benar senang dan lega disaat yang bersamaan.  Ia mengguncang kedua bahu Hermione.

"Sungguh??  Ini sangat bagus!  Pantas Harry mengajak ku pergi bersama" Ginny terkikik. ".. Semoga lancar,  Mione! " baru saja ia mau memeluk Hermione,Gadis itu buru-buru menolak dan berdalih.

"Aku seharusnya buru-buru sekarang" ujar Hermione berusaha pergi lebih cepat dan meninggalkan Ginny. Ginny pun tak ambil pusing ikut keluar dan bersiap pergi ke hogsmeade.

Mendengar pintu sudah ditutup Draco Segera keluar dengan nafas lega,  "sempit sekali lemari ku!  Aku bahkan harus menekuk kaki! " umpatnya sebelum memutuskan keluar Ketika sudah tidak mendengar apapun lagi didalam maupun diluar.

"dari mana saja kau, Mate? " Blaise menepuk pundak Draco liar, "kenapa anak ini lagi? " pikir Draco,  dia sedikit lebih pintar dari duo gembul Gregory Goyle dan  Vincent Crabbe.

"Aku sedikit ada urusan"

"dari arah Gryffindor, huh? " ia menatap curiga.

"Aku Draco Malfoy,  bukan? Si Ferret pirang bermulut tajam dan menyebalkan?" Pikir Draco, ia mendehem sekali. "Apa perlu mu mengurusi masalah orang  lain,  Zabini? Urusi saja masalah mu
!" ia lalu meninggalkan Blaise yang Hanya menggumam.

Until We Fall Asleep (Dramione) - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang