23 - Surat

6.8K 982 93
                                    

"Drake!"

Draco meanoleh pada orang yang menanggil namanya, "Tori? " Astoria entah datang dari mana sambil berlari kecil, "ada apa? ".

"apa kau melihat Daphne?" ia bertanya sambil memeluk buku - buku tebal yang bisa dibilang lebih banyak dari yang bisa ia bawa kemudian buku - buku itu berjatuhan kelantai. "ah.. " jeritnya kecil.

Draco berjalan kearahnya. Lalu berjongkok ikut memunguti buku - buku itu. Kini Draco yang membawakan buku Astoria, "biar aku saja. " ujar lelaki itu. "ikuti aku, Aku dan kakak mu ada kelas ramuan 10 menit lagi. "

"ah, Thanks! "

"bagaimana kabar orang tua mu? "

"ya baik. Seperti biasa, mereka mengirim permen terlalu banyak. "

Draco tertawa kecil, "Daphne juga pernah mengeluhkan tentang itu. "

Hermione yang baru keluar dari toilet Moaning Myrtle dapat melihat sepasang punggung itu menjauh. Dan lucunya, ia tak bisa mengatakan apapun. Dasar Idiot.

***

Ketika dalam perjalanan ke ruang Gryffindor, Hermione yang kurang fokus malah menebar senyum pada Crabbe yang dihadiahi pandangan jijik dan mencela, kadang ia lupa siapa dirinya dan itu sungguh mengkhawatirkan.

Sesampainya diruang rekreasi, semuanya ramai sekali. Rasanya sudah lama baginya tidak menikmati hidup biasa seperti ini, meski ia yakin hatinya tak tenang sama sekali.

Melihat Harry dan Ron yang lagi - lagi mengarang tugas Meramal mereka menjadi semengerikan mungkin, jika tidak salah dengar Prof. Trelawney pernah memberi mereka nilai tertinggi dikelas atas essay ramalan yang mereka karang dengan sangat sadis. Betapa Gila Professor itu.

"..bagus Harry, dan aku akan kehilangan telinga ku karena dimakan serigala. " Hermione menggelengkan kepala ketika mendengar Ron berujar seolah itu hanyalah hal lucu.

crookshanks hanya melingkar di pangkuan Hermione dengan dekurannya. Ekor Sikat botol nya turun dengan relax bersama mata yang terkantuk - kantuk. Sudah lama juga rasanya sejak terakhir kali ia benar - benar membelai Kucingnya.

Dan melihat semua orang yang nampak sibuk dengan dunia nya, Hermione merasa kehilangan dirinya. Ia merasa kehilangan. Jika ini benar dirinya, ia pastilah sedang belajar sekarang. Tapi ia lelah.
Entah Lelah oleh apa.

Yang jelas ia lelah, hingga pamit bahkan sebelum jam menunjukkan pukul 10 sambil membawa kucing gemuknya dan memasuki kamar lebih awal. Ginny nampaknya menyadari ada yang salah dengannya juga ikut mengendap - endap.

"kau baik - baik saja? " tanya Ginny.

"ya, kurasa " Hermione menyahut sambil berbaring menyamping memunggungi Ginny.

"kau bertengkar dengan Malfoy?" Hermione segera berbalik mendengar nama itu disebut.

"Kenapa aku harus bertengkar dengan Malfoy agar bisa tidur lebih awal?"

Ginny sontak menggeleng, "bukan masalah tidur lebih awal, hanya saja.. Kau nampak lebih muram setelah kembali keasrama tadi sore. " ia kelewat peka, apalagi untuk ukuran gadis yang 1 tahun lebih muda dari Hermione. ".. Dan aku melihat Malfoy dengan 2 Greengrass tadi saat makan malam, itu masalah mu? "

Hermione menghela nafas kemudian duduk menghadap Ginny. "Demi Janggut Merlin, Ginny! Kau harus dengar ini.."

Ginny nampak menunggu kelanjutan kalimat Hermione yang tak terdengar meskipun mulutnya sudah terbuka dn tertutup kembali karena ragu.

Until We Fall Asleep (Dramione) - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang