20 - Buta Warna

7.1K 987 124
                                    

Jika hidup adalah suatu keharusan. maka aku yakin, bahwa mati juga keharusan. Dan sepertinya nyawa ku akan terpisah dari raga Si Ferret pirang sesegera mungkin.

Apa dia secara tak langsung sedang menyatakan perasaan nya?

Aku yakin baru saja membersihkan telinga ku, maksud ku telinga Malfoy tadi malam. Tidak mungkin kan kotoran sudah menumpuk begitu cepat?

Takdir sepertinya sedang bermain - main.

Wajah Draco merah padam, bukan karena marah atau kesal seperti biasa. Namun ia blushing, sambil menutup separuh wajahnya dan melihat kearah lain. Tak lupa ia mengibas - ngibaskan tangan mencoba mencari udara segar sebanyak mungkin.

Hermione sudah pergi sekitar 2 menit yang lalu, dan ia seperti terkena sihir pembeku hingga telah lama berdiri tanpa bergerak atau mengatakan apapun. Rasanya ia tak memiliki satupun kalimat atau gerakan yang bisa diucapkan ataupun dilakukan.

Draco, ia merasa jantung nya berhenti sesaat untuk berdetak lebih cepat.

Kenapa ia menjadi seperti ini?

"fokus, Mione.. Fokus"

Lelaki imitasi itu menepuk wajahnya berkali - kali. Ia seharusnya memikirkan tentang kenapa mereka tak kembali bertukar. Tapi pikiranya seolah memiliki kaki, mereka malah berlarian tanpa kehendak keseluruh ingatan tentang manor. Tepat saat Narcissa mengatakan bahwa putra nya menyukai seorang mudblood yang memukul nya ditahun ketiga.

"Demi Merlin ! Aku pasti gila!"
Dengan sekali gerak Draco menjatuhkan dirinya keranjang dan menumpu seluruh wajahnya dengan boneka beruang Putih. "berhenti tersenyum! Astaga! Kau menyebalkan! " draco memukul kepala boneka itu kasar.

Sedang Blaise yang awalnya mau masuk, ketika melihat tingkah pangeran Slytherin itu langsung mengurungkan niat nya. Mundur secara teratur dan berpura - pura tak lihat apapun.

Rambut Draco acak-acakan dan kusut, ia benar - benar frustasi.

"bagaimana bisa aku berhenti memikirkan nya ketika aku tau tidak seharusnya memikirkan nya!"

****

Malam yang gelap dan dingin, angin berhembus kencang pada tempat Hermione berpijak. Ia memegang buah kalung yang ia pakai.

bukankah hidup ini sangat menyebalkan? Mereka terus mempermainkan mu ketika kau yakin dia bukan untuk mu?

Saat - saat tertentu ia tersenyum kearah mu
Begitu berdebar hingga akhirnya berhenti berdetak

Membuat mu merasa mati rasa
Mulai kehilangan akal
Dan berangsur menggila

Hermione menatap kebawah dari menara astronomi. Begitu tinggi sampai - sampai ia yakin pasti pernah atau setidak nya akan ada seseorang yang jatuh kemudian mati dari sini.

Mata nya menggelap, ia memejamkan manik nya. Merasakan setiap detak jantung yang berdegub di dada nya, darah yang mengaliri tubuh nya dan suara nafas yang tanpa sadar kadang ia tahan karena merasa terlalu terbuai akan bau Sampo Hermione.

Ia tersenyum kecil.

Hanya ia yang berdebar.
Itulah masalahnya.

Ronald Weasly.

Pemuda miskin berambut merah yang tak pernah ia pikirkan akan menjadi saingan nya saking rendah nya derajatnya.

Until We Fall Asleep (Dramione) - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang