13 - Sejak tahun ke - 3

8K 959 132
                                    

Hermione yang dikira masih 'agak' sekarat berakhir di Hospital Wings. Beruntung Madam Pomfrey tak terlalu banyak bertanya, ia hanya menggerutu tentang banyaknya anak didepan pintu masuk yang berusaha mengintip 2 sejoli itu.

"kenapa Kau disini? Pergi sana.. " Hermione memerintah sambil memegangi kepalanya usai Disuruh Mada Pomfrey meminum ramuan yang katanya akan mengobati pusing.

Draco menghela nafas berat, "Aku ya kin kau tahu pintu masuknya diblokir.. Dan sialan.." kini Draco yang memegangi kepalanya, "orang - orang mengirai Kau cinta mati dengan ku".

Hermione merasa ingin menghantamkan kepala ini ketembok. "tentu saja.. Kau menangis seperti kesurupan".

"seharusnya kau langsung bangun setelah mendengar Aku histeris! Sangat mengerikan tahu.. Melihat tubuh ku sendiri tergeletak tak bernyawa, bagaimana dengan orang tua ku? Mengerikan lagi jika Aku harus melihat diriku dikubur " seketika Draco merasa merinding.

Hermione bangkit dari tempat tidur, "tidak bisa! Mata ku sangat berat, aku juga tidak bisa bergerak sama sekali... Aku bahkan juga berpikir kalau aku sudah mati !" Hermione menanggapi sambil mendesis agar tak terlalu terdengar keluar. "--ini semua karena teman - teman idiot mu itu" Draco mengangguk setuju. "entah bagaimana.. Kali ini Aku setuju pada mu, mereka memang idiot" Hermione nyengir mendengar dirinya mencibir orang-orang yang ia benci.

"Bagaimana kalau besok? " tawar Hermione tiba-tiba. Draco berekspresi bingung "apa yang besok? " ia bertanya balik.

Hermione memasang tampang kesal, ia berkata dengan nada mencibir. "Hutang mu, Granger.. Hutang mu" ia sontak membuat Draco ber 'oh' ria.
"sepertinya kau benar - benar ingin mengajak ku jalan bersama, yah.. Harus bagaimana lagi? Aku memang mempesona" Draco berujar dengan senyuman yang ia pikir berkarisma, sedang Hermione bergidik ngeri karena terlihat aneh.

"berhenti menirukan ku"

"oh jadi kau sadar dirimu narsis? "

"aku tidak narsis.. Aku hanya jujur dengan diri sendiri tentang ketampanan ku" Hermione menyahut, kini ia menyeringai.

"dan kau, Ferret.. Berhentilah menyeringai dengan wajah ku.. Aku tidak begitu sama sekali" Draco berharap senyuman menyebalkan itu segera menghilang.

Namun justru seringainya lebih lebar. "Aku tak terlalu berniat mendalami peran.. Aku tetaplah Aku".

"dan itu mencelakakan kita"

"kita? "

"tentu.. Kau dan Aku.. Siapa lagi?" Hermione diam sesaat mencerna sahutan Draco, entah bagaimana ia merasa lebih melankolis. Ia hanya merasa itu cukup bagus.. Kau dan Aku, Kita. Ia merasa kalimat itu agak salah namun enak didengar.

"tapi ngomong - ngomong besok, sebenarnya Aku berniat ke tempat tinggal Myrtle" ujar Draco membuat alis Hermione menjijit, ia tak berpikir kalau hantu benar - benar punya tempat tinggal. "maksud ku rumah orang tua nya, tempat yang ia tinggal sebelum mati".

"orang tuanya Muggle kan?" Draco mengangguk mendengar pertanyaan itu. "bahkan meskipun ia kesana, tidak akan ada yang bisa melihatnya" lanjut Hermione.

"orang tuanya juga sudah meninggal. Malfoy.. Kalau kau lupa dia mati di zaman Voldemort masih siswa Hogwarts" Hermione baru menyadari kebodohannya. "mau ku ceritakan kenapa kita begini? " Draco menawarkan diri. "--mungkin ini terdengar aneh untuk mu".

Hermione tersenyum, ralat.. Maksudnya menyeringai. "sebenarnya aku tak terlalu peduli, tapi mari kita dengarkan karena kau akan malu jika aku bilang tidak perlu saat sudah menawarkan diri" tak lupa ia menyilangkan tangan dan kaki seperti seorang bos. Draco kadang berpikir, kalau mungkin menonjok wajahnya sesekali itu bukanlah masalah. "jangan memprofokasi ku, Malfoy" tepat setelah menyelesaikan kalimat itu madam Pomfrey berjalan ke bilik mereka, kemudian menatap mereka aneh.

Until We Fall Asleep (Dramione) - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang