Malam itu jarum jam sudah menunjunkan pukul 10 malam, para anak Slytherin berjalan beriringan agar tidak ditangkap Flitch dan diduga sedang keluyuran. Tibalah mereka didalam Asrama dengan interior serba Hijau hitam, Draco bergerak ke Arah Kasur dan menjatuhkan dirinya.. Bahkan ia tidak melepaskan sepatu.
"tidak mandi, Mate? " tanya Theo ketika melihat Draco yang langsung 'nyungsep'. "setidaknya kau harus ganti baju" lanjutnya sambil berlalu.
"hell.. Bahkan seingat ku kau tidak ganti baju dari semalam" sahut Vincent dengan nada tidak percaya.
Blaise memasang wajah jijik, "Kau jorok, Mate" ia berujar sembari menggosok rambut nya yang basah usai keramas.
"Berisik! " hanya itu sahutan Draco dan membuat para Teman sekamar nya terdiam, pada akhirnya Mereka hanya membiarkan Draco dengan apapun yang ia inginkan.
"Kasur nya bau Malfoy" keluh Draco sebelum di buai kedalam dunia lain.
Malam semakin tinggi, gelap semakin menjadi.. Baik itu Draco maupun Hermione tertidur pada tempat yang tak seharusnya, di buai mimpi pada tempat -tempat aneh yang penuh fantasi. Tidak ada mimpi buruk, hanya ada senyuman yang tersungging entah untuk apa.
***
Suara decitan burung di pagi hari membuat Pria bersurai Platina itu mau tidak mau membuka matanya perlahan, ia menyipit ketika menyadari kalau horden mereka telah dibuka entah oleh siapa.
Draco memandang sekeliling, kemudian sebuah senyuman lebar terukir diwajah nya. "Aku kembali! "Jerit nya dalam hati, ia melihat Theo dan Blaise yang sudah berpakaian Rapi. Sedang Vincent masih ngorok seperti babi.
"kau Sakit, Drake? " tanya Blaise ketika melihat wajah sumringah pangeran Slytherin itu.
Draco tanpa sadar menyeringai, " terlalu sehat untuk itu, Blaise " ia bangkit dari tempat tidur nya, menyadari kalau diri nya masih memakai pakaian Kemarin malam dan bau Keringat. "auuhh" renguh nya. "menjijikkan" lanjutnya, sedang Blase dan Theo memperhatikan tingkah laku nya yang absurd. "Padahal baru semalam dia marah-marah karena disuruh mandi" pikir Blaise, berusaha kalimatnya tetap berada di kepala.. Tidak keceplosan atau semacamnya.
Draco menyambar anduk nya dan masuk ke kamar Mandi. Entah berapa lama ia mandi, kemudian sesuatu yang sebelumnya luput dari penglihatan nya kini menjadi perhatian. Sebuah catatan tertulis ditelapak tangan kiri nya.
Letakkan tongkat ku
dibawah pohon dekat Danau hitam...
Pastikan kalau tidak ada
yang melihatmu
Dan Letakkan sebelum kelas pertamaDraco menurunkan senyuman nya kebawah, tepatnya ia memasang wajah mengejek. "toh.. Jika ada yang tahu juga sudah tidak masalah" ujar nya, lalu ia menyeringai. "untung Aku juga menuliskan sesuatu" lanjut Draco dengan wajah sumringah, kemudian menyambar jubah nya dan mengambil tongkat yang ada diatas meja.
****
Tiba - tiba sebuah jeritan terdengar dari salah satu kamar Putri Asrama Gryffindor. Bagaimana tidak? Jidat Hermione yang mulus kini malah memiliki goresan - goresan tinta yang bertuliskan.
Dasar Lemah
Hermione merenggut kesal, ia bahkan mengacak - acak rambutnya seperti orang gila. "AKU AKAN MEMBUNUH MU, FERRET !" Teriaknya lagi. Dengan susah payah ia menghapus tulisan itu, wajahnya amat amat amat sangat kesal, ketus nya jangan ditanya... wajah nya seperti di tekuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until We Fall Asleep (Dramione) - End
FanfictionJika saja malam itu Draco langsung ke asramanya untuk pergi tidur Jika saja saat itu ia tak iseng membuntuti Hermione Granger yang bertingkah aneh lalu masuk ke toilet Moaning Marty di tengah malam Jika saja ia tak melakukannya Jika saja... Maka s...