Hogwarts dipenuhi embun pagi hari ini, Hermione dengan enggan membuka matanya, ia menilik sekeliling. Seperti yang ia katakan sebelumnya, ia benar-benar kembali.
Perlahan ia membawa tubuh kecil itu bangun, tangan kanan nya memegangi kepala yang terasa pusing karena beban yang bertambah. Parvati dan Lavender masih terlelap, entah karena mereka memang lelah atau efek sihir Draco semalam masih ada.
Kaki nya yang dibalut kaos kaki menyentuh permukaan ubin, kardigan yang ia pakai lengser kebawah. Benar - benar pagi yang dingin, ia menyapu dirinya kekamar mandi. "sepertinya Malfoy menahan pipis" ia menggumam sambil terkikik kecil dalam hati.
Uap dipermukaan kaca disapunya, memperhatikan bayangan seorang Gadis berambut coklat dan bermata hazel. ".. Aku harus segera menyelesaikan ini" Tangannya yang bebas tanpa sadar memegang buah kalung yang ia pakai, "--apa ini? " lanjutnya diserita wajah kosong, ia ingat betul tak punya yang begini. "-- apa mungkin... " ia tak bisa menahan senyuman yang dikulum, yang sejurus kemudian menghilang.
"Ron.. " gumamnya pelan dan parau, ia ingat kata-kata Ginny semalam, sangat menyakitkan.
"-- Jangan menetap hanya karena kau kasihan atau tidak nyaman untuk pergi" kata-kata itu benar-benar mengganggunya. Ia yakin betul kalau yang ia rasakan bukan kasihan, ia berdebar.
"akan ku jelaskan semuanya ketika selesai.."ia memantapkan diri dengan keras, hatinya berdenyut kencang. Terlalu banyak hal yang salah namun terlanjur terjadi, rasanya beban frustasinya sebelum ujian menumpuk lebih banyak. Biasanya diwaktu seperti sekarang, yang akan ia lakukan hanyalah meminjam beberapa buku di perpustakaan dan bertapa dikamar sampai ujian usai.
"tunggu... Ujian? " seperti tersadar akan sesuatu, jika kalian lupa ia adalah Hermione Jean Granger yang mengupayakan mendapat nilai sempurna disemua mata pelajaran. Otaknya memikirkan sesuatu, mencernanya dengan agak lambat kemudian ketika memahami sempurna apa masalah selanjutnya ia menjerit frustasi. "--kalau aku tidak segera menemukan pemecahan masalah ini.. Maka.. Maka... Malfoy akan merusak nilai ku dengan kumpulan angka 9 yang brengsek !" ia tidak bisa sabar, segera ia membawa diri menuju Perpustakaan mencari sumber ilmu atau apapun yang mungkin akan berguna.
Jadi disinilah sekarang Hermione, diperpustakaan dengan selusin -- ralat, mungkin lebih dari yang bisa kalian bayangkan untuk dibaca 1 hari atau bahkan kurang. Ia membolak -balik halaman buku yang berwarna coklat itu dan kering seperti kerupuk, tidak ada apapun.
Ia kembali bangun dari tempat duduknya, mencari referensi lain kalau-kalau menemukan sesuatu. Jika saja ia bisa meminta bantuan Harry dan Ron ia pasti bisa menyelesaikan ini lebih cepat, atau mungkin juga Luna dengan pikiran-pikiran tidak terduganya, tidak.. Tidak ia bisa 100x lebih cepat jika ia memberitahu Profesor Mcgonagall. Sayangnya, peraturan gila kalau kau tidak boleh ketahuan bertukar tubuh tertulis pada peraturan pertama.
1. Tidak boleh ketahuan oleh seorangpun, jika terjadi maka kedua belah pihak tidak bisa kembali ketubuh mereka
2. Jika peraturan pertama terpenuhi, maka keesokan paginya ketika bangun keduabelah pihak pasti akan kembali
Hermione menghela nafas berat, luar biasa berat. Ia yakin betul kalau tidak memberitahukan siapapun tentang ini dan ia juga berusaha yakin kalau tidak ada seorangpun yang kebetulan mengetahui tentang hal ini. Tapi disini tertulis, kalau ada yang tahu maka mereka akan bertukar permanen. "-- tapi kamikan kembali lagi?" Hermione Menggumam. Kemudian sebuah lengan menghimpit tubuhnya ke Rak, Gadis itu mendongkak. Ia menyipitkan mata, bahkan sebenarnya tanpa mendongkak ia hafal betul aroma seperti rumput dan mint ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until We Fall Asleep (Dramione) - End
FanfictionJika saja malam itu Draco langsung ke asramanya untuk pergi tidur Jika saja saat itu ia tak iseng membuntuti Hermione Granger yang bertingkah aneh lalu masuk ke toilet Moaning Marty di tengah malam Jika saja ia tak melakukannya Jika saja... Maka s...