Pertengkaran

25 4 0
                                    


Happy reading:)

Siang berganti malam, dirumah yang sangat besar bahkan angin pun bisa bermain - main di dalamnya, kini selalu terlihat seperti tak berpenghuni. Sangat senyap, dan bahkan rumah itu telah mewakili perasaan tio malam itu.

"Akhirnya selesai tepat waktu. Hoamm" Tio merasa lega karena telah mengerjakan semua tugas tugasnya.
Tio melihat ke celengan ayam miliknya, ia teringat bahwa ia harus memberikan hadiah kepada ibunya dengan uang nya sendiri, namun ia belum tahu apa yang akan ia berikan nanti pada saat kelulusannya.
"Semoga cukup" Tersenyum, berfikir positif di benaknya.

Mengingat hadiah, tio jadi merindukan ibunya. Meskipun pagi tadi mereka berangkat bersama, namun entah mengapa rasa rindunya sangat besar. Ia terus memikirkan ibunya, selalu teringat saat mereka tertawa bersama, bermain bersama. Dan hal yang paling menyenangkan adalah saat mereka bermain permainan "temukan rahasia ku". Mencari dan menemukan rahasia satu sama lain dengan menyembunyikan selembaran kertas rahasia, dan disertakan dengan teka teki cara menemukannya. Dengan hanya memikirkan nya saja saat ini ia sudah bahagia namun tak menutupi keinginannya untuk bisa mengulang kembali semua itu.
"Ahh aku telah dewasa," hatinya berbicara menepis semua pemikirannya.
"Tapi apa ibu belum pulang ya"
Menenoleh ke jam, Ia bangkit dari kursi nya berjalan keluar dari kamarnya menuju ruang tamu.

Ia melihat kearah pintu, melihat ke segala arah rumah, berharap ibunya sudah pulang.

"Bu'de, ibu masih belum pulang? Apa bu'de sudah mengirimi pesan? " tanya Tio sedikit muram wajahnya.

" Sudah.. Tunggu sebentar lagi ya yo" Menenangkan Tio . Ia tahu arah pembicaraan nya akan menuju kemana. Setiap menatap mata anak itu, rasa prihatin nya selalu muncul. Ia pun benar merasakan perubahan sifat dari keponakannya itu. Itulah salah satu fungsinya ia berada disini agar keseharian tio tak begitu datar dan  sunyi. Setidaknya ada yang mengajaknya berbicara.
"Emm, kamu mau jus? Yuk bu'de buatkan, Bu'de juga ingin minum jus" ucapnya sambil bangkit serta menutup majalah yang ia sedang baca.

"Tak usah Bu'de, nanti tio bisa membuatnya sendiri"

"Ahh sudah ayo" ia menarik tangan Tio menuju dapur untuk sama sama membuat jus, sambil menunggu kedatangan Arsih untuk makan malam bersama.

"Oiya, kamu mau jus apa? " tanya Arini sambil mengecek persediaan buah buahn meteka di dalam kulkas. Setelah dibuka bisa terlihat sayur, buah, susu dan telur memenuh kulkas, juga teman teman yang lainnya.

" Mangga saja  Bu'de, jangan pakai pemanis lagi, kalo kental manis tak apa"

Ia menemukan buah yang dicarinya, tak sengaja ia menemukan buah yang lain juga.
"Oke, sepertinya kita masih punya mangga di kulkas. Kamu ingn jus dragon fruit juga? Buah ini jika disatukan dengan pisang, wahhh sangat lezat... "

"Mmm Satukan saja ketiganya bu'de. Mungkin akan sangat enak, atau mungkin sebaliknya hihihi" ia memulai candanya yang membuat gelak tawa Arini.

Risalah TioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang