Teror!

5 2 0
                                    

Happy Reading to All :*

Disaat sedang asyik keluarga kecil tersebut bersantap pagi, tiba tiba terdengar suara keributan dari arah gerbang rumah yang tak lama disusul dengan suara pecahan kaca akibat lemparan benda keras. Sontak semua orang yang ada didalam pun terkejut mendengarnya, suara kaca pecah terdengar sangat jelas hingga membuat orang rumah berlari mendatangi asal suara itu.

Brakkkkk...... "Woyy jangan lari"...

"Astaga..... Suara apa itu. Kenapa ada keributan di pagi hari " Ucap Arini sambil berjalan cepat bersama Arsih dan Tio menghampiri keluar rumah.

Setelah melihat apa yang terjadi, sontak mereka semakin terkejut. Kaca jendela depan rumah itu pecah yang sudah membentuk serpihan serpihan kaca berserakan di mana mana.
"Awas hati hati, jangan sampai terinjak oleh kakaimu!... Kenapa ini bisa terjadi, siapa pelakunya... "ucap Arini memberi tahu Tio. Ia sangat geram dengan semua ini, feelingnya mengatakan semua ini masih berhubungan dengan apa yang terjadi beberapa hari lalu. Jika memang benar, ini harus benar benar diusut tuntas karena sangat mengganggu ketenangan hidup orang lain.

"Bu'de kenapa bisa pecah seperti ini?" Tio bertanya dengan badan bergetar ketakutan. Dari arah luar gerbang Owi mendekat dengan terengah engah disetiap nafasnya. Ia membawa sebuah tongkat besi di tangannya, dengan berlutut ia berkata...
"Ibu, tolong maafkan saya... " dengan nada yang terpenggal penggal ia memohon maaf.

" Memang apa yang terjadi? Kenapa kaca ini bisa pecah? Siapa yang melakukannya?" tanya Arsih langsung dengan beruntun meminta penjelasan Owi. Ia terlihat sangat marah karena ini.

"Sekelompok orang berbaju hitam... Entah siapa, melemparkan bebatuan dari luar. Saya meneriaki dan mengejar nya, mereka langsung berlari menuju mobil yang telah menunggu dan langsung pergi. Ternyata batu itu mengenai kaca ini. Maaf saya tak bisa mengejarnya." jelasnya dengan terbata bata. Ia kembali menunduk dan meminta maaf, karena telah gagal menangkap orang orang itu.

Arsih berpikir keras... Ia pun memiliki feeling yang sama, bahkan
"Apa.... Salah satu dari mereka itu adalah orang yang kemarin? " Bibirnya ragu untuk mengatakannya, ia hanya ingin mendengar kata Ya.  Hanya ingin memastikan sekali lagi tentang teror yang menerpanya.

" Entahlah, semua begitu cepat. Saya tak melihat betul wajah wajah nya. Maafkan saya... Ini kesalahan saya" Terang owi, wajahnya memerah kesal karena masih belum bisa melaksanakan tugas nya dengan benar sebagaimana seorang penjaga rumah pada umumnya.

"Mengapa harus aku yang menjadi sasarannya. Mengapa harus aku yang di teror. Mengapa harus aku yang dibuat takut seolah olah hantu sedang mengelilingiku. Mengapa harus aku... Tak bisa kah kalian memberikan ku ketenangan dalam kehidupanku? Kalian tak kenal aku, untuk apa melakukan ini semua... " hatinya berteriak meringis. Ia benar sudah tak tahan dengan semua ini, hari demi hari kedepan pastinya selalu diliputi rasa cemas dan takut. Teror yang terus mengintai," bisa saja hanya jendela hari ini. Entah esok mungkin aku yang akan kena" ucapnya dalam hati...

Risalah TioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang