Happy Reading to All:)
Arsih baru saja sampai di kantornya tiga puluh detik yang lalu. Semua kembali bekerja seperti biasa. Namun ada yang berbeda dengannya hari ini, wajahnya menunjukkan bahwa ia sedang memikirkan tentang sesuatu. Ia hanya duduk di kursinya, sesekali memejamkan mata dengan tujuan membuat dirinya sedikit rileks.
Ia mengingat apa yang dimimpikannya tadi malam. Ia berada di ruangan tertutup yang sangat gelap hingga tak ada cahaya sedikitpun yang meneranginya. Ia berjalan pelan, namun rasanya tak ada siapapun walau ia telah berjalan sejauh mungkin. Rasanya sungguh nihil untuk menemukan sebutir pasir pun disini. Gemercik gemercik air mulai terdengar walau samar. Semakin ia mencoba untuk mendengarnya, namun suara itu semakin terdengar samar. Tak mau kalah dan semakin penasaran, ia kembali mencoba mendengarnya.
"Aku mendengar suara itu. Namun ini bukan gemercik... Suara apa itu. Apa mungkin ini hanya khayal semata. Suara itu, kian mendekatiku. Terasa sangat dekat sekali sekarang" hatinya berbicara dalam mimpinya."Maafkan saya. Tolong. Tolong ampuni saya. Saya bersalah. Tolong... Tolooonngg" suara itu terdengar jelas di gendang telinganya. Seakan meneriakinya hingga ia membuatnya terbangun dari mimpinya.
"Asshhh huhh... Kenapa hal hal aneh terus mendekatiku. Seakan ia sedang mencariku walau aku tak pernah mengundang nya" ia menggeleng gelengkan kepalanya, terelihat tumpukan dokumen yang ada di atas mejanya. Rasa yang aneh terus mengganggunya hingga membuyarkan pikirannya.
"Ohh astaga.. Sejak kapan kau berdiri disitu?Kau benar benar membuatku terkejut. Huhhh." ia sedang memikirkan mimpinya semalam hingga tak sadar Dewi telah berada di depannya entah sejak kapan.
"Hmm ada apa denganmu? " ia membawa dua gelas kopi untuknya dan untuk Arsih.
" Ini... Agar kau rileks kembali. Ini masih pagi, wajahmu menunjukkan seakan kau bekerja lembur hari ini""Terimakasih" ia langsung meminum kopi tersebut tanpa merasakan suhunya terlebih dahulu.
"Aww panaasss... Ssstttt"" Tanganmu bahkan tak bisa merasakan kopi yang kau pegang itu masih panas atau tidak. Apa yang mengganggu pikiranmu? Hah? " tanyanya yang merasa keanehan dengan sikap Arsih hari ini. Seakan banyak menyimpan beban yang ia tanggung sendiri.
" Entahlah... Aku tak pernah tahu apa yang kupikirkan saat ini. Semuanya terasa mengambang di kepalaku. Tak tahu arah kemana bahkan dari mana datangnya semua hal ini. Aku hanya bingung, kenapa hal hal buruk datang menghampiriku secara bersamaan. Seakan akan ia telah tahu incarannya, hanya tinggal memburunya, dan menjadikannya tawanan hingga aku tersiksa bahkan mungkin bisa lebih dari itu" ungkapnya sambil menunjukkan tatapan kosong nya itu.
"Hemm? Apa yang kau maksud?" Dewi benar benar tak paham apa yang dikatakan oleh Arsih tadi. Ia hanya terpaku melihatnya, seakan akan Arsih sedang bercerita tanpa tahu maksudnya apa.
"Apa yang kukatakan tadi? Apa aku meracau? Hahh maaf. Sepertinya aku sedang tak enak badan" Arsih tak menyadari tentang hal yang baru saja ia katakan pada Dewi. Tatapan kosongnya telah pulih kembali.
"Yaa. Kau meracau tak jelas tadi hingga membuat seseorang sulit untuk mengerti kata katamu. Apa ada sesuatu yang terjadi? Katakan sih. Mungkin aku tak bisa membantu mu. Namun setidaknya, bebanmu akan berkurang nantinya" Ia menatap keras pada Arsih. Tatapannya seakan memaksa Arsih untuk menceritakan padanya.
"Itu tak penting, hanya mimpi buruk. Semua orang pernah mengalaminya bukan? Ohh ya terimakasih kopi nya. Tapi ini sangat manis" ia tersenyum meledek sambil kembali membuka satu per satu dokumen dokumen yang ada dimejanya.
"Kau tak tahu? Itu telah kumasukkan pada daftar hutangmu, sama dengan kopi kemarin, minggu lalu, bahkan bulan lalu. Yoshhh benar benar tak terhitung banyaknya" Ia membalas Arsih yang telah berani meledeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Risalah Tio
Mystery / ThrillerSedang dalam perbaikan cerita... Ada beberapa part yang mungkin kurang menyatu jadi mohon maaf. Cerita ini didasarkan pada sebuah pelajaran kehidupan. Bukan sekedar tentang romansa Bukan pula cerita anak muda Yang pasti akan memberikan suatu pelaj...