" Dimana kecelakaan itu terjadi?" Han kembali bertanya.
"Disalah satu kota kecil tak jauh dari kota ini... Entah aku yang terlalu bodoh atau aku yang terlalu cuek sebagai istri. Namun, ada hal yang aneh dari laporan kejadian itu... "
Suasana semakin menegang... Semua hening seketika, Arsih menarik nafas dalam dalam sambil mengingat akan hal yang ia ingin katakan.
" Aku tahu betul sifatnya. Dia sangat sangat menjauhi dengan hal hal yang membuat tubuhnya rusak, benar benar healty life. Tapi di akhir hidupnya, diduga ia sedang dalam pengaruh alkohol atau sejenisnya. Entahlah, aku tak tahu betul."Ia beralih dengan menatap tajam Arsih,"Apa kamu yakin terhadap laporan itu?"
"Tidak... Awalnya mungkin aku tak terlalu perduli, karna saat itu yang kupikirkan adalah aku telah kehilangan seseorang yang saat itu benar benar kebutuhkan." ucapnya dengan sedikit bercerita kembali... Masalah demi masalah Hilir mudik begitu saja. Sebenarnya ia adalah seorang ibu yang kuat dan penuh kasih sayang, namun tujuannya lah yang telah membutakannya hingga tak selalu melihat kebelakang bahwa ada seseorang yang selalu kesepian menunggu.
"Ia sangat menghindari hal semacam itu, MSG dan rokok pun tak pernah tersentuh oleh bibirnya."FLASHBACK OFF
"Apa yang sedang kau pikirkan Han? " tiba-tiba lamunannya buyar, Han terkejut mendengar suara ayahnya mempertanyakan sesuatu, ia pikir sedari tadi dia telah tertidur.
" Ayah tidak tidur?"ucapnya dengan nada yang terkekeh kekeh.
"Apa yang sedang kau pikirkan anakku... Hmm? " ia tak mengubris pertanyaan yang diajukan Han. Apa yang tengah dipikirkan anaknya hingga tak menyadari bahwa sedari tadi ia sedang memperhatikan nya dengan saksama.
" Tak ada apa apa... Hanya tugas kecil Detektif." ucapnya sebari tersenyum, dan menghembuskan angin dari mulutnya. Ia kembali mencora coret buku kecil miliknya, di satu lembaran itu terdapat angka angka yang berbaris... Ayahnya tahu, ia tengah menyelesaikan sebuah teka teki.
"Melihat kau sedang memecahkan angka angka itu mengingatkan tentang masa kecilmu. Kau gemar sekali memecahkan sebuah teka teki, kau akan menangis bila tidak bisa memecahkannya dan takkan tertidur pulas sampai keesokan harinya ..." seru ayahnya yang tertawa terbahak bahak disambut batuk di akhir tawanya.
"Sudah malam yah, jangan tertawa terbahak bahak seperti itu. Kau akan membangunkan pasien yang lainnya... " jelas ia terlihat sangat malu dan sedikit kesal, bahkan hal semacam itu masih terus saja diingatnya.
Tiba tiba ia menjadi serius ditengah gelak tawanya. Ia pun penasaran, "Boleh ayah lihat? Kasus macam apa yang sedang kau pecahkan? " ia mengambil kacamata di mejanya, semakin menua penglihatannya tak lagi seperti muda dulu.
"Hmmmm.... " gumamnya.Tiba tiba Han merenggut dan menutup buku itu.
"Kau hanya perlu melihatnya, jangan dipikirkan. Ayah harus beristirahat, cepatlah sembuh, dan kembali seperti biasanya..." ucapnya dengan penuh kasih sayang. Ayahnya pun semasa masih bergabung di kepolisian, ia menempati divisi penyelidikan. Mereka berdua memang bagai rambut dibelah dua. Ia melepaskan kacamata yang dipakai ayahnya, dan menarik selimut dari kaki ke badannya."Padahal hanya ingin lihat saja..... " jawabnya merengek seperti anak kecil.
" Ayah tahu kau pandai, dan ayah tidak bisa sembarangan memberi tahumu tentang segala hal, karena kamu tentu mempunyai jawaban sendiri atas perihalnya. Terkadang ayah pun frustrasi memikirkan kasus yang persis sama seperti ini, sangat membingungkan bukan? Hahaha.... " ia membuat Han terkunci dengan kata katanya. Sebenarnya Han masih belum mengerti akan mengarah kemana yang dibicarakan ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Risalah Tio
Mystery / ThrillerSedang dalam perbaikan cerita... Ada beberapa part yang mungkin kurang menyatu jadi mohon maaf. Cerita ini didasarkan pada sebuah pelajaran kehidupan. Bukan sekedar tentang romansa Bukan pula cerita anak muda Yang pasti akan memberikan suatu pelaj...