Ini hari yang cerah seperti biasanya untuk melakukan berbagai aktivitas, kendaraan berlalu lalang kesana kemari, para komunitas bike tengah mengitari jalanan walau memang bukan di hari libur. Dan seperti biasanya, di hari yang benar benar pagi Tio telah menginjakkan kakinya di sekolah.. Tak lupa ia menyapa bapak penjaga sekolah dengan senyum ramahnya. Ada yang berbeda hari ini, tangannya terlihat kosong. Biasanya terselip sebuah buku komik di sela sela jari kecilnya dan selalu dibawa kemanapun saat berada di sekolah.
Terkadang, ia selalu berfikir bosan hanya berteman dengan sebuah buku kecil. Ia tak bisa bercerita kepadanya, namun selalu menerima cerita saat bertemunya. Seon, seorang anak perempuan kecil yang cantik nan misterius. Teman pertama Tio disekolah ini, yang selalu menjadi tujuan pertamanya saat datang ke sekolah. Belakangan ini Seon selalu menghilang, tidak masuk sekolah. Terkadang ia menanyakan kepada wali kelasnya kemana Seon dan apa penyebabnya ia sering sekali tak masuk sekolah.
Namun jawaban yang ia dapatkan hanya "Entahlah... Keluarganya pun jarang memberikan kabar ketidakhadirannya, terkadang ada surat dan terkadang juga hanya ada kursi kosong tanpa penyebab. Begitupun dengan hari ini, lama ia menunggu di sebuah sudut yang berhadapan langsung dengan gerbang sekolah tetapi yang ditunggu tak kunjung muncul, hingga bel pertanda masuk tiba.
Ia berbalik arah menuju kelasnya, disepanjang jalan kepalanya selalu tertunduk tak menghiraukan siapapun yang ada di depannya. Langkahnya terhenti ketika ia menabrak seseorang, ia sendiri pun sontak kaget.
"Aaa maaf ibu. Aku benar benar tak sengaja. Maaf. " ucap Tio kepada bu Anita yang telah ia tabrak.
" Kamu kenapa? Ada sesuatu yang terjadi? " ia bertanya heran, berlutut dan menatap Tio dengan hangat dan penuh kekhawatiran.
" Tidak bu, tak ada masalah... Tio pergi ke kelas dulu... " jawabnya dengan wajah yang tersenyum lepas bagai tak ada beban. Anita yang melihatnya seperti itu sungguh keheranan, perubahan ekspresinya yang begitu cepat dari murung hingga tersenyum manis. Sungguh Tio benar benar anak yang tak mudah ditebak bagi orang yang belum jauh mengenalnya, tapi tidak Anita. ia tahu ada yang salah dengan Tio namun ia menyembunyikan nya...
"Tunggu Tio... Nanti setelah pulang sekolah bisa tunggu ibu di depan gerbang?... "
" Iya tentu. Memang ada apa ibu ingin menemui Tio?"
"pokoknya tunggu saja... Oke. Sudah sana masuk, nanti ibu menyusul. Bilang pada yang lain jangan sampai ada yang keluar kelas ya... "
" Baik bu.. "
Tio pulang awal hari ini, bukan hanya ia saja. Tapi seluruh teman sekelasnya. Karena latihan pementasan dirasa sudah cukup dan ada keperluan yang harus Anita kerjakan sepulang sekolah. Tio saat ini tengah menunggu di depan gerbang, ia melihat kesana kemari namun belum ada tanda tanda kemunculan Bu Anita, wali kelasnya.
Ia termenung menunggu sambil mengira ngira untuk apa ia diperintahkan menunggunya, sepertinya ada hal penting yang harus disampaikan padanya. Hingga terdengar suara klakson motor membuyarkan lamunannya."Ayoo, naik... "Bu Anita datang menghampirinya dengan senyum yang tak bisa ia tolak, Tio pun mengikuti keinginannya.
" Tak usah mengantarku pulang bu, aku bisa sendiri kokk. " celetuknya yang membuat tawa geli wali kelasnya itu.
" Kau ini, menolak tapi sudah naik... Hari ini temani ibu membeli pernak pernik untuk acara nanti oke, kita akan ke pasar tradisional dan mencari tokonya. Sengaja ibu pulangkan awal, agar tidak kehabisan... " ucapnya sambil mulai menjalankan motor nya dengan pelan.
" Maksudku setelah pulang dari sana. Aku bisa pulang sendiri.. Maksudku itu iya iya.. " jawabnya mengelak malu... Pipi kecilnya terlihat memerah dikedua sisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Risalah Tio
Mystery / ThrillerSedang dalam perbaikan cerita... Ada beberapa part yang mungkin kurang menyatu jadi mohon maaf. Cerita ini didasarkan pada sebuah pelajaran kehidupan. Bukan sekedar tentang romansa Bukan pula cerita anak muda Yang pasti akan memberikan suatu pelaj...